Senin, 18 Mei 2020

Cerita Seks: Verani Julie CHAPTER 3 : DUA PEMBANTUKU


Setelah mandi Vera terlihat sangat Fresh dan langsung menghampiriku dengan pakaian santainya.

Sesuai keinginannya, hari ini aku akan membiarkan Vera beraksi bersama kedua pembantuku.

Gadis cantik ini mulai duduk di pangkuanku dan terlihat antusias sekali, aku menyuruhnya berganti pakaian agar terlihat menggoda hingga mas Yanto dan mas Krisno akan terangsang berat nantinya.

Vera memanyunkan bibirnya ketika kusuruh berganti pakaian dan sedikit berdandan karena tampaknya dia sedang ingin bercumbu denganku, namun ia akhirnya berdiri dan masuk lagi ke dalam kamar segera bersiap-siap.  

Aku berdebar-debar dan tak sabar sendiri, meski sebenarnya ini kesepakatan kami bersama namun aku juga merasakan sedikit keengganan di dalam diriku, tapi yasudahlah karena Vera sendiri yang bilang dia akan baik-baik saja maka aku pun mengikuti.

Sekitar setengah jam kemudian pintu kamar terbuka dan Vera pun keluar setelah lumayan lamanya dia berdandan.

Tubuhku tak bergerak dan aku terdiam ketika melihat dirinya yang sekarang, Vera berdiri di samping pintu dan menatapku tajam seakan memintaku mengomentari penampilannya yang Stunning itu!

Gadis bernama Verani Julie ini sedang mengenakan Lace Lingerie berbahan satin berwarna hitam dan merah dengan paduan Stocking tembus pandang, tak lupa polesan Make-Up yang membuatnya terlihat sangat cantik sekali!



Senyum cantik dan wajah sayunya yang biasa tak tampak, dia terus melirikku dengan mata tajamnya cocok sekali dengan Lingerie merah menyalanya itu yang seakan menggambarkan keberanian dan kesan nakal pada dirinya.

Dia berjalan dan tegak di depanku yang masih mematung menatapnya dari atas hingga kebawah, Vera memutar tubuhnya agar aku bisa melihat keseluruhan tampilannya saat ini.

" Kamu cantik banget Ver.. " celetukku seketika berdiri dan menghampirinya.

Aku bergerak begitu saja dan langsung kurangkul pinggangnya, Vera melingkarkan tangannya ke leherku dan mendekatkan wajahnya yang tampak sangat menggoda itu dekat ke bibirku, kemudian kami saling berciuman karena jujur aku sendiri tak bisa menahan diri melihatnya yang sekarang.

Kupagut bibirnya yang dia olesi Lipgloss dan Vera pun tampaknya amat agresif dan turut meladeniku sangat ganas.

" Yakin Ver? Kalo ragu gak usah aja... " tanyaku kembali meyakinkannya apakah dia benar-benar siap.

Ia hanya mengangguk sambil kembali memejamkan mata dan mengecup bibirku, kini malah aku yang jadi ragu untuk membiarkannya di setubuhi oleh kedua pembantuku itu, tak rela jika kecantikan dan kemolekan tubuhnya ini dinikmati orang lain yang seharusnya menjadi milikku seorang.

" Yuk yang kita satu ronde dulu.. " celetuk Vera langsung jongkok di selangkangan membuyarkan timbang-timbanganku.

" Nanti aja sayang..  Aku mau panggilin mereka... ” ujarku memberdirikannya karena dia sudah berjongkok dan bersiap membuka resleting celanaku.

Lalu aku segera turun ke bawah meninggalkan Vera dengan mukanya yang agak mengkerut ngambek, selagi berjalan ke rumah belakang aku kemudian berpikir kembali untuk membulatkan tekat.

Aku kembali mengukur untung-ruginya, karena aku paham benar konsekuensinya setelah ini, dengan mempersilahkan mereka sekali saja memakai Vera maka, maka sudah pasti mereka akan terus meminta jatah terhadap gadis cantikku itu.

Terlebih Vera sudah tinggal bersama kami, dan tak setiap saat aku selalu berada dirumah mengawasi perlakuan kedua pembantuku itu pada Vera nantinya.

Tapi ada hasrat yang terus mendorongku untuk membiarkannya, atas pertimbangan bisa lebih bebas ngeseks dengan Vera kedepan nanti, maka aku harus melakukannya agar tidak ada rahasia lagi dirumah ini.

Lagi pula mereka sudah tahu tentang Vera, dan Vera sendiri bahkan tak keberatan sama sekali. Toh di awal mereka juga membantuku di Session foto di kolam renang, bahkan mereka sendiri ikut berfoto bersama Vera yang sudah telanjang, jadi untuk apa lagi aku menyembunyikan kenyataan tentang Vera kepada mereka lagi?

Karena setiap waktu aku hanya bersetubuh dengannya di dalam kamar, hanya ketika mereka sudah kembali kerumah belakang aku baru merasa aman dan bebas ngeseks dengan Vera di setiap sudut rumah tanpa malu dilihat kedua pembantuku itu.

Itulah yang terlintas dibenakku saat ini lalu sesuai rencana aku pun memanggil mas Yanto dan mas Krisno.

" Mas Yanto dan mas Kris, ada yang mau aku minta kalian lakuin sekarang.. " ujarku kepada mereka berdua.

" Siap den, minta tolong apa ini?.. " jawab mas Krisno.

" Anu.. Ini soal  si Vera.. "

" Kalian bisa gak tolong puasin dia? Soalnya Vera minta dipuasin sama kalian berdua, kalian mau?.. " ungkapku To the Point.

Mereka saling melirik satu sama lain dan tak percaya mendengarnya.

" Ma.. Maksudnya non Vera yang minta sendiri buat dipuasin kami berdua?.. " tanya mas Yanto.

" Iya kurang lebih gitu.. " jawabku agak lemas.

" Wah kalo gitu dengan senang hati kami bakal lakuin den.. Hehehe.. " kekeh Krisno girang sekali.

Aku menghela nafas dan tak bisa mundur lagi, kemudian aku langsung memanggil Vera.

" Vera.. " teriakku.

Vera turun dari tangga dan menghampiri kami, sama seperti aku tadi, mas Yanto dan mas Krisno terdiam terpana melihat Vera yang tampak sengaja berjalan dengan menggoda dengan Lingerie merahnya itu.

" Ini Ver sesuai maunya kamu..  " kataku dengan berat hati kemudian berjalan meninggalkan mereka bertiga.

" Mas Yanto dan mas Krisno mau kan puasin Vera?.. " celetuk Vera tiba-tiba yang membuatku kaget.

" Astaga gadis ini.. " gumamku dalam hati sambil menoleh kembali ke mereka.

" Walah kalo ini mah gausah ditanya non, kapan aja kita siap kok.. " jawab mereka.

" Hmmm.. Sini ikut aku.. " ujar Vera langsung menggandeng mereka berdua.

Dia menggandeng kedua pejantannya itu masuk kedalam kamar di lantai bawah ini, kuperhatikan mereka semakin menjauh dan Vera melirik kearahku lalu mengedipkan matanya dengan nakal.

Aku sebenarnya ingin langsung naik ke atas, namun setelah di dalam kamar bukannya menutup pintu kamar, mereka langsung mengepung dan meraba-rabai tubuh langsing Vera.

Kedua lelaki ini tampaknya sudah tak sabar dan langsung mempreteli Vera, melihat adegan panas ini maka kuurungkan niatku naik ke kamar dan menontoni mereka saja dari balik pintu yang terbuka setengahnya ini.

Yanto yang paling terlihat sangat beringas langsung membuka pakaian Vera kebawah dan meremas-remas buah dada besar gadis itu.

Dia memilin dan menarik kedua puting susunya seperti ingin mencabutnya dari payudara Vera.

" Happh.. Nyammm.. Nyammm.. " suara mas Yanto yang tampak mengunyah puting kanan Vera.

" Uhh mas pelan-pelan.. " ringis Vera tampak kesakitan saat dua laki-laki itu kini mengemuti dan mengenyoti kedua induk payudaranya secara bergantian.

Meski begitu dia tampak tak menjauhkan mereka dari payudaranya, Vera malah memejamkan mata dan memegangi belakang kepala mereka dan semakin mendekap wajah mereka ke dadanya, seakan membiarkan mereka menyantap kedua buah payudaranya agar kenikmatan itu terus berlanjut.

Dan dua pembantuku terus melakukannya bak bayi kelaparan, mengenyot kuat kedua ‘pabrik’ susu Vera seakan memaksanya untuk memproduksi susu.

Menit-menit awal berlalu dengan dua toket Vera menjadi bulan-bulanan Krisno dan Yanto yang gemas. Seluruh permukaan kedua buah dada Vera diciumi, dijilati, bahkan dicupang kecil oleh Yanto tanpa terlewat.

Tak heran jika mereka begitu gemas dengan payudara si cantik ini, sebab dadanya memang benar-benar padat berisi, sangat kencang, dan bentuknya yang bulat sempurna tak kendor satu senti pun.

Sungguh payudara idaman yang ingin dimiliki setiap wanita, dan juga payudara idaman lelaki untuk dikenyoti setiap hari.

Cukup puas dengan makanan pembuka berupa toket padat yang putih mulus, kali ini Krisno terliihat berniat akan mulai menyantap sajian utama yang ada di selangkangan Vera, dan menarik paksa celana dalam tipisnya.

Krisno menelan ludah, matanya seperti mau meloncat saat memandangi bukit gundul nan indah yang ada di tengah-tengah selangkangan Vera.

Dengan bentuk tebal dan merah merekah amat menggiurkan, selangkangan yang begitu mulus dan sedap dipandang, melihat kedua bibir vagina Vera yang mulus tanpa sehelai bulu itu tentu membuat akal sehatnya lenyap entah kemana.

Warna kulit sekitar vaginanya pun tak berbeda dengan warna kulitnya yang seputih salju, penis Krisno pastilah langsung membesar saat ini dan ingin langsung ingin mencoba alat kelamin Vera yang sangat menggugah selera itu.

Terlihat Krisno menepuk-nepuk pelan gundukan memek mulus Vera, sementara Yanto masih meraba-rabai buah dada besar Vera.

Tak ada lagi belas kasihan jika sudah menyangkut hawa nafsu, yang ada di pikiran mereka hanyalah melampiaskan nafsu mereka saat ini.

" Ahh!.. " tiupan-tiupan Krisno di memek Vera membuat gairah gadis itu naik perlahan.

Dari ekspresi wajah Vera yang mulai memejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri normalnya aku sudah tahu bahwa dia menikmatinya, tapi sekarang aku yakin Vera sedang berbohong dengan menunjukkan ekspresi keenakan seperti itu, mungkin hanya untuk menyemangati mereka berdua saja.

Ini masihlah awal permainan mereka dan mana mungkin Vera akan orgasme dengan mereka berdua yang secara (maaf) kelas berbeda jauh sekali dengan si cantik ini.

Karena aku yakin lingkungan si Vera ini pastilah dekat dengan kemewahan dan sudah barang tentu jika dia selalu di dekati dengan laki-laki yang notabete intelek dan kaya.

Mas Yanto beralih dari dadanya dan memagut bibir gadis Vera, darahku tersirap melihat pemandangan dimana Vera sedang dicium oleh lelaki lain yang tak lain dan tak bukan adalah pembantuku sendiri.

Ada kekesalan dan amarah dalam diriku namun aku tak bisa mengesamping bahwa aku terangsang dengan suguhan ini.

" Memek non wangi banget, bule emang beda.. " puji Krisno mengendus aroma vagina Vera yang memang sangat harum itu.

Vera yang sedang berciuman bibir dengan Yanto sedikit meleguh dan merapatkan pahanya menjepit kepala Krisno yang kini tengah melahap memekknya dari bawah.

" Jangan berhentii mas... " pinta Vera menengadahkan wajahnya.

Disemangati oleh sang empunya membuat Krisno semakin bersemangat menggerogoti kemaluan merah muda Vera, dia menyibak daging tebal itu dan dengan lidahnya terus mencucuk bagian terdalamnya.

" Emmpphh slurphh.. " Krisno jadi semakin asik melahap kemaluan Vera.

" Gila tok memeknya dia udah basah banget nih.. " celetuk Krisno.

Vera tampak terus memejamkan mata dan mendesah, dia tak menghiraukan Yanto yang terus mengecup-ngecup wajahnya minta diladeni berciuman karena gadis bermata biru ini memilih fokus dengan jilatan Krisno di memeknya.

Sesekali tubuh Vera terkejang-kejang seiring kenikmatan yang memberikan ‘sengatan’ kepadanya terus menerus.

" Ahh mas kocokin pake jari plis… " celetuk Vera yang semakin serius.

Lelaki berbadan lusuh itu langsung memasukkan jari kotornya ke memek Vera, kini dengan jari tengah dan jari manisnya dia langsung mengobok memek Vera hingga Vera berteriak histeris dan dari memeknya langsung memercik-mercik cairan bening.

" AHHHH MASS!! ENAKK!!!..  " jerit Vera lantang sambil orgasme yang membuatku terdiam melihatnya.

Ternyata dia tak berpura-pura keenakan atau sedang melakukan Fake Orgasm seperti yang tadi kuperkirakan, dia benar-benar menikmatinya!

Bahkan dengan aku pun dia tak pernah dia muncrat sebanyak itu.

Vera menggeleng-gelengkan kepalanya dan badannya bergetar-getar tampak merasakan rasa nikmat yang amat luar biasa, Krisno kembali menjilati memeknya yang basah akibat orgasmenya sendiri dan menyeruput habis cairan itu tanpa sisa.

Saat ini vagina tersebut tak ubahnya bagai kue yang sangat lezat bagi Krisno, hingga membuat selangkangannya tak hanya basah kuyup dengan cairan beningnya sendiri tapi juga basah dengan air liur Krisno.

" Hah.. Hah.. Hahh.. " Vera menarik nafasnya dan tampak akan ambruk jika tak dipegang mas Yanto.

Ternyata mas Yanto yang dari tadi hanya meremas toket dan mencium bibir Vera juga langsung lapar melihat tebalnya memek merah Vera yang jadi bulan-bulanan Krisno, mereka pun membuka sisa-sisa pakaian yang masih tersangkut di tubuh Vera dan merebahkan gadis bule itu ke atas kasur.

" Nyicip memeknya ya, non.. Hehehe!!!.. " kekeh Yanto mulai membenamkan wajahnya di selangkangan Vera.

Vera mengangkangkan kakinya memberikan akses penuh ke Yanto untuk melahap memeknya, sementara Krisno mencucup puting susunya bergantian.

" Ahhh brengsek enak banget mas!! " leguh gadis itu membeliak.

Aku terus memperhatikan mereka yang tampak sedang asik di dunia mereka masing-masing, aku tak tahu apakah mereka sadar aku menyaksikan ini dicelah pintu yang tak tertutup dengan benar.

Vera berusaha menahan kepala pria kedua yang sedang melahap vagina gemuknya dengan kedua tangannya, desahannya semakin lantang terdengar bahkan hingga keluar.

" Terus mas, terus hisep memek kotorku ini!! Ughh.. " mata cewek bule itu tertelan kedalam ketika mengucapkannya dan dia mulai bercakap kotor.

Kedua paha Vera menjepit erat kepala Yanto dan tubuhnya mulai melengkung.

" Emmhhh.. " kembali suara desahan Vera terdengar begitu seksi dan sensual, aku tak tahu apa yang sedang dia rasakan saat ini.

" Gimana non, enak kan?.. " goda Yanto di sela-sela aktivitasnya menggelitik klitoris Vera.

" Enak banget mas!!!.. "

" Kalo enak buka pahanya yang lebar dong… " Yanto kali ini mencubit gemas paha Vera yang masih di balut Stocking karena sejak tadi gadis itu menjepit kepalanya erat dengan pahanya.

Setelah tersenyum, Yanto melahap lagi vagina wangi itu dengan gencar, Vera sampai kelojotan sama seperti tadi.

Sang gadis menggeliat-geliat hebat, kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri, tubuhnya berkedut-kedut dan desahannya begitu lepas.

Dia bahkan tak begitu menggubris Krisno yang sedang mengulum puting susunya.

" Ni memek emang kelas VIP coy, paling enak yang pernah gue jilatin, gurih.. " ujar Yanto kembali berkomunikasi dengan Krisno yang melanjutkan membenamkan wajahnya dalam-dalam ke selangkangan Vera.

Dua penjaga rumahku masing-masing kini sibuk dengan area mereka masing-masing sambil mengelus-elus dan terus mencium kulit putih mulus Vera, keduanya memperhatikan tubuh indah Vera seperti benda pameran seni.

Gadis cantikku terasa begitu terekspos saat ini, dia hanya bisa terbaring pasrah ketika dua pembantu rumahku itu ‘menyetel’ Body nya.

Krisno mulai menjilati seluruh lekuk tubuh Vera, sementara Yanto masih melahap memek tebalnya seakan-akan tak membiarkan gairah Vera turun sedikit pun.

" DAMN!!… " teriak Vera, dan toket besarnya sudah basah kuyup dijilati dengan asiknya oleh Krisno.

" Ayo non berdiri… " Krisno memapah Vera di toketnya untuk berdiri sementara Yanto melepaskan Stocking yang masih terpasang di kaki jenjangnya.

Polos sudah! Tak ada lagi sehelai benang pun yang menempel di tubuh padat dan montok Vera, tiap lekuk tubuhnya kini tak bisa dia tutupi lagi dari mata Krisno dan Yanto

Aku pun menelan ludah saat melihat Vera sudah bertelanjang bulat di tengah-tengah mereka berdua.

Tak pernah habis kekagumanku pada keindahan dirinya, begitu putih mulus, dan padat berisi tubuhnya, sungguh Hot!

Krisno dan Yanto pun tampaknya berpikiran sama denganku menyaksikan pemandangan yang sangat indah seperti yang mereka lihat diawal ketika bersama Vera di kolam renang, mungkin mereka hampir tak percaya kalau gadis ini pada akhirnya benar-benar bisa mereka pakai.

Mereka langsung membuka pakaian mereka sendiri, Vera mendesis melihat tubuh kekar mereka yang sangat berlawanan dengan warna kulitnya.

Yanto dan Krisno berperawakan tegap dan kekar dengan kulit coklat gelap, dulu saat masih bujang mereka berdua pernah bekerja kasar seperti kuli, pemecah batu dan tukang aduk semen.

Awalnya mereka adalah salah seorang pekerja proyek di daerah-daerah yang di Goal kan ayahku, dan ketika kontrak karya itu selesai mereka meminta tolong kepada ayahku untuk kembali diberikan pekerjaan lagi, karena agak kasihan akhirnya ayahku pun menyuruh mereka menunggui dan merawat rumah kosong dibilangan Manggarai ini, rumah yang kutempati sekarang.

Yanto berusia sekitar 36 tahunan, dia sudah berkeluarga namun jauh di ujung timur Jawa sana, belakangan kuketahui bahwa dia dulu menikah ketika usianya baru 16 tahun, dan sudah 4 tahun terakhir bercerai dengan istrinya.

Sementara Krisno adalah orang asli Batak Toba namun lama di Jawa, dia seumuran dengan Yanto, meski sudah berusia matang namun mas Kris belum juga menikah, setahuku dia sering memakai bencong untuk memuaskan birahinya.

Terlalu kontras apa yang aku lihat saat ini, walaupun secara fisik Vera tampak seperti wanita berumur 22 tahun lebih dengan tubuhnya yang sudah ‘jadi’ tersebut, namun secara ril dia masih seumuran denganku yaitu 17-18 tahun.

Dan kini dia akan melayani nafsu dari dua pria dewasa dengan perbedaan separuh usianya! 

Dengan gemasnya, Krisno menggenggam kedua bongkahan pantat Vera yang sangat padat itu, menepuk dan meremas-remasnya gemas, sedangkan Yanto asik meremasi toket Vera sambil mengobel-gobel vaginanya!

Vera tak ubahnya bagai boneka seks yang bisa diapakan saja oleh Yanto dan Krisno saat ini.

" Ahh.. Ayo maass... " desah Vera tampak tak sabar.

Kecupan-kecupan Krisno pada tengkuk lehernya dan kuluman Yanto pada kedua puting runcing merah mudanya secara bergantian benar-benar merangsang gadis ini, terlebih remasan tangannya di bongkahan pantat sekal Vera yang kemarin pantat supernya baru saja aku anal habis-habisan seharian.

Mereka dengan antusiasnya menggerayangi tubuh mulus nan montok itu.

Vera juga sudah menyerah pada kedua bandot mesum yang kini terlihat sangat bernafsu menjarah tubuh seksinya.

" Ayo non Vera berlutut… " suruh Krisno padanya.

Seperti tersihir Vera menurut, dia langsung bertumpu pada kedua lututnya.

Yanto dan Krisno yang hanya tinggal memakai kolor saja kini tengah berdiri di depan Vera yang tengah berlutut, dia langsung menekan kepala Vera ke selangkangannya yang sudah menonjol pertanda penisnya sudah ereksi.

" Emmffhh.. " Vera mulai menempelkan wajahnya ke celana dalam pria itu sambil menatapnya.

" Non Vera harus kenalan dulu sama kontol saya... Hehehehe.. " kekeh Krisno semakin menekan wajah Vera ke selangkangannya yang masih terbalut kolor.

Tiba-tiba Yanto ikut menekan-nekankan selangkangannya ke bagian belakang kepala Vera, jadilah Vera terjepit di antara dua selangkangan pria yang biasa bekerja kasar itu.

Krisno dan Yanto merasa begitu berkuasa melihat Vera yang bak seorang budak nafsu mereka bersimpuh di hadapan mereka tanpa mengenakan apapun, seperti peliharaan yang sedang menunggu perintah selanjutnya dari tuannya.

" Nah non Vera kan udah ngeliatin memeknya.. Kalo gitu sekarang giliran kita ngasih liat kontol kita... Hehehe.. "

Secara serempak Yanto dan Krisno melorotkan kolor mereka masing-masing, Vera membeliak melihat benda yang meloncat keluar dari kolor Krisno dan Yanto. 

Tampak hitam, berurat, dan terlihat sangat keras seperti kayu dalam posisinya yang ereksi seperti sekarang.

Aku terus mengintip untuk melihat ekspresi Vera yang sepertinya sangat terkejut melihat kontol mereka, terlebih ketika melihat kemaluan Krisno yang belum disunat dan memiliki lubang kencing yang besar.

Seketika mata gadis cantik itu langsung menjadi sayu dan redup sekali, dia mendesis menggigiti bibir bawahnya sambil mengusap memeknya sendiri. 

Aku tak tahu kenapa mata Vera sering mendadak sayu secara tiba-tiba, yang jelas ketika dia sudah begitu dia akan menjadi beringas sekali.

Ukuran penis mereka sebenarnya relatif standar, dan tidak sebesar punyaku tapi diameter kontol mereka benar-benar tebal, berurat dan hitam serta tampak begitu kokoh nan keras.

Bagi Vera mungkin bukan masalah ukurannya namun lebih ke gaya main dan seperti apa fisik laki-laki itu karena sejujurnya aku belum mengetahui apa-apa mengenai dirinya dan mungkin inilah waktu yang tepat untuk mengetahui seperti apa Vera sebenarnya.

" Gimana, non? Pler kita berdua gede kan?.. "

" Pokoknya gak salah non minta dipuasin ama kita-kita, saya jamin non Vera bakalan klenger-klenger kecanduan.. HAHAHAHA!!! " ujar Krisno kemudian disambut tawa Yanto.

Aku terdiam dibalik pintu melihat Vera yang tengah duduk bersimpuh sedang ditodong kontol dua pembantuku di wajahnya.

" Ughh.. Mass.. " lirih Vera memejamkan matanya dan semakin cepat menggesek-gesek memeknya sendiri dengan jari lentiknya.

" Jangan takut non.. Kita nggak bakal maen kasar kok, kalo non Vera nurut.. " timpal Yanto memanaskan Vera.

" Paling kita sodok memek non Vera sampe gak bisa berdiri!!! " tambahnya kembali tertawa.

Aku terus terdiam melihat mereka mempermalukan Vera, sejak dulu aku memang sudah tahu perangai mereka berdua yang sering menonton film porno berjenis Humiliation yang mempermalukan pasangannya, dan mungkin karena sering ikut menonton bersama mereka secara tak langsung aku jadi terkontaminasi dan jadi sering memfantasikan hal yang sama.

Karena itulah sejak awal tahu aku punya kesempatan memperalat Vera, yang langsung terlintas dipikiranku saat itu adalah mempermalukannya seperti yang sudah terjadi beberapa waktu yang lalu.

Celakanya Vera yang memiliki wajah Innocent cantik nan lugu itu tampaknya benar-benar menjadi mangsa empuk dan durian runtuh bagi mereka untuk mewujudkan fantasi nyeleneh mereka.

Aku tak perlu khawatir, nantinya aku bisa mengawasi mereka karena di setiap sudut rumahku memiliki CCTV dan beberapa kamera tersembunyi dan semuanya ter-intregritas di ruangan MCR (Master Control Room), hingga aku bisa menonton setiap kegiatan mereka tanpa mereka sadari dari ruangan itu seperti menonton sebuah pertunjukan Live.

Yanto menuntun tangan kiri Vera untuk menggenggam penisnya, sementara Krisno menuntun tangan Vera yang satunya.

" Wah anjeng.. Tangannya halus banget cuk.. " ujar Yanto saat merasakan sentuhan jari halus Vera di kemaluannya.

" Ayo sekarang kocokin non.. " Krisno tak mau membuang waktu dan menuntun jari Vera untuk segera mengocoki benda yang tengah dia genggam itu.

Vera mulai mempraktekkannya, baik tangan kanan maupun tangan kiri Vera yang halus kini mulai bergerak naik-turun. 

Krisno dan Yanto merem-melek keenakan, karena aku tahu bagaimana rasanya ketika tangan Vera yang sangat halus itu mengocok penis mereka.

" Ya non! Terus non! Emang beda banget barang elit mah... " celoteh Yanto blingsatan.

Hanya dalam 1 menitan saja, gerakan tangan Vera mulai luwes, mengocok penis yang ada di kedua genggaman tangannya dengan lihai.

Pemandangan kontras, tangan Vera yang halus putih dan mulus sedang menggenggam dua buah batang kejantanan yang hitam.

Malah, tanpa disuruh Vera mengusap-usap kepala penis baik milik Krisno ataupun Yanto dengan jempolnya, dan bergantian menatap binal kedua wajah pejantannya yang memberikan tambahan rasa nikmat dan merangsang kedua pria dewasa itu.

" Boleh aku kulum gak mas?.. " celetuk Vera sambil menatap kearah mereka dengan wajah sayunya.

Darahku lagi-lagi tersirap mendengar Vera mengucapkan itu, apalagi melihat wajahnya cantik polosnya yang menggoda sekali.

" Wah cantik-cantik nafsunya gede juga tok.. " Krisno dan Yanto saling bertatapan mendengarnya.

" Yaudah kalo gitu ayo non disepongin... Hehehe "

Vera segera membuka mulutnya dan langsung memasukkan dua penis itu sekaligus kedalam mulutnya!

" Wah non Vera mau nyepongin kita berdua sekaligus? HAHAHAHA!! " Vera hanya bisa diam sambil menatapnya menerima ejekan Yanto itu.

Perasaanku semakin tak karu-karuan melihat tingkah Vera yang sama sekali tak bisa kutebak ini, dalam kesan pertama dia langsung mengulum dua kontol sekaligus kedalam mulutnya meski hanya kepala penis mereka saja yang bisa masuk kedalam mulut mungilnya.

" OHH!!… " Krisno dan Yanto langsung bergetar saat Vera menyedot kemaluan mereka.

Jujur saja ini pertama kalinya kulihat kemaluan kedua pembantuku itu, meskipun kami sangat dekat dan aku sangat hapal dengan kebiasaan mereka yang sering membawa PSK dan bencong kerumah, apalagi jika menilik keterbukaan kami berbicara masalah seks secara blak-blakan, namun ini pertama kalinya kulihat mereka mengeksekusi wanita secara langsung.

Vera mulai menghisapi bergantian kemaluan mereka dan dia terlihat sangat penasaran dengan penis Krisno, beberapa kali ia menggelitik lubang kencing Krisno yang berukuran besar dan membuatku agak aneh dengan itu.

Si gadis berhidung mancung terus memainkan pola ujung kelamin Krisno yang belum disunat dan dengan sengaja mengulur agar bagian kulit yang harusnya disunat dan dibuang itu ditarik kedepan dan kemudian mencucupnya sambil menjejalkan ujung lidahnya masuk kedalam lubang kencing Krisno cukup dalam.

Vera terus melakukannya dengan menatap binal kearah mas Kris sementara tangan kirinya yang tadi menggenggam kontol mas Yanto kali ini dia lepas dan malah menggesekkan jarinya ke memeknya sendiri. 

" Ayo non.. Sepongin yang saya juga.. " ujar mas Yanto cemburu karena dari tadi Vera nampak terlalu fokus ke kontol Krisno yang berbeda itu.

Mendengarnya Vera kembali menggenggam kontol Yanto dan gantian melemparkan pandangannya ke wajah lelaki yang sempat dia abaikan sejenak tadi.

Vera memasukkan kontol Yanto kedalam mulutnya dan tak melepaskan pandangannya ke wajah pria itu, mata sendunya benar-benar menghasut hasrat lelaki manapun untuk menggagahinya!

Kali ini Vera kembali mengulum dua kontol hitam itu bergantian yang langsung diiringi erangan-erangan dari si pemiliknya.

" Anjing enak banget kuluman kamu non.. Udah sering hisep pler cowok ya kamu non?.. " celetuk salah seorang mereka sambil keenakan.

Vera hanya diam saja dan kulihat justru gadis ini tambah resap menghisapi kontol mereka, ditengah badai nafsu yang sama-sama menerpa mereka bertiga saat ini.

Tampaknya apa yang dikatakan Krisno benar, aku juga merasa Vera sudah berpengalaman sekali mengoral penis laki-laki, karena terasa sekali olehku hisapan gadis bule ini benar-benar pas dan seakan menarik spermaku dengan cepat melalui sedotannya itu.

Kadang Vera mengemut-emut kepala penis Krisno dan Yanto dengan hisapan yang lembut namun kocokan tangan dibatang mereka sengaja dia naikkan dan pola kocokannya pun tidak hanya naik-turun tapi juga bergelombang.

Apalagi saat mulutnya beralih mencaplok kantung zakarku dengan kocokan tangan yang tetap intens naik-turun di batang kemaluan sementara wajahnya dia tatap kearahku dengan binal, itu benar-benar membuat ngilu jika kalian merasakannya langsung.

" Non Vera udah biasa nyepongin cowok ya? Mantep banget sedotannya ouhhh !!! " tanya Yanto mengulangi pertanyaan Krisno sebelumnya dan sadar dengan skill oral Vera yang diatas rata-rata.

Vera memang mendengar ejekan Yanto, tapi dia lebih memilih diam dan terus mengulumi dua tongkat sakti yang ada di depannya. 

Gadis cantikku itu menatap pasrah mereka yang berdiri gagah diatasnya saat ini, mungkin aroma jantan dan rasa khas dari alat kelamin para pria ini serasa bagai narkoba bagi Vera.

Semakin dinikmati, semakin enak.

Benar-benar bagai anak kecil yang disuguhi permen batangan, Vera kelihatan semakin asik menikmati penis Krisno dan Yanto. 

Diciumi, dijilati, diemut-emut sambil dikocok-kocok kedua batang itu, nafsu yang mengaktifkan insting reproduksinya mengatakan kepada anggota tubuhnya untuk memuaskan dua alat kelamin lawan jenisnya tersebut.

Krisno dan Yanto tentu sangat menikmati kuluman gadis blasteran itu, mereka terus meracau tak karuan dan meleguh keras.

" Eh eh udah non… Berasa udah pengen keluar nih, daripada pejunya mubazir, mendingan kita maen sodok-sodokan yuk non.. " Krisno mencabut keluar penisnya dari mulut Vera.

Vera pun melepaskan genggaman tangannya dari kedua batang kejantanan yang telah basah kuyup bermandikan air liurnya itu.

Krisno dan Yanto mengangkat tubuh molek Vera lalu membaringkan tubuh seksi telanjangnya di ranjang.





..............................

Kontolku menegang saat mereka meletakkan tubuh Hot Vera yang seharusnya hanya menjadi milikku.

Kini Vera sudah terbaring diatas ranjang, tubuh montoknya itu sudah tergeletak pasrah telanjang, kulitnya yang putih mulus nampak senada dengan warna sprei yang membalut ranjang ‘pengantin’ mereka.

Wajah sendu Vera tampak menanti untuk segera dieksekusi, Krisno langsung mengambil posisi.

" Sori Tok.. Gue udah gak tahan!!.. " Krisno langsung buru-buru mengambil posisi.

Vera mendesis pasrah saat Krisno mengangkangkan kakinya. Sementara Yanto tampak agak menggerutu namun mengalah.

Dan aku dilanda perasaan yang sangat luar biasa dalam diriku melihat mas Kris memposisikan alat kelaminnya di memek Vera, sadar bahwa pria berambut keriting yang belum disunat itu akan segera mengawini Vera sebentar lagi!

" Ayo mas entotin Vera.. " ujar Vera yang semakin membuatku panas-dingin.

Krisno mulai mengarahkan kemaluannya di pintu masuk kenikmatan di tubuh Vera itu, benda tumpul yang sedang merangsek masuk perlahan ke liang vaginanya serasa menjanjikan Multi Orgasme untuknya.

" Anjriiit!! Enaaaak!!! " teriak Krisno yang menyelipkan penisnya masuk kedalam celah sempit di memek gadis bule itu.

" AHH!!… " desah keras Vera yang merasakan nikmat luar biasa seiring kontol Krisno yang semakin menusuk kedalam sambil menggigit bibir bawahnya sendiri.

" Mantabbnya!!! " teriak Krisno mengacungkan jempol kearah Yanto yang sedang menekuk wajahnya, kesal karena keduluan Krisno.

Jempol Krisno menandakan kalau memek Vera ini benar-benar jempolan dan juara.

Bagaimana tidak jempolan, penis Krisno yang sekarang sudah berada seluruhnya di dalam liang itu terasa seperti dicengkram kuat dan diremas-remas oleh dinding vagina Vera.

Aku yakin memek Vera sudah sangat basah, dan itu pasti mempermudah proses penetrasi batang Krisno. Krisno terdiam sambil mengadahkan kepalanya ke atas menikmati rasa nikmat di kelaminnya.

" Ayo mas mulai genjot.. " rintih Vera meminta sendiri untuk segera digagahi.

Krisno yang sedang beradaptasi mulai bergerak, Vera kembali membeliak dan tampak merasakan nikmat yang luar biasa, mungkin karena begitu tebalnya diameter kontol tersebut hingga seperti sikat kawat yang sedang menggosok alat kelaminnya.

Krisno melihat ke bawah, dia menatap wajah sendu gadis yang sedang dikawininya, Krisno terlihat bangga dan puas sekali.

Bisa mengentoti gadis yang sangat cantik dan seksi, dan mungkin sesuai prediksiku mulai hari ini mereka pasti akan terus menggunakan tubuh seksi Vera terus menerus kapan pun mereka inginkan.

" Maas cium Vera.. " pinta gadis itu menarik wajah Krisno agar mau mencumbui sambil mengawininya.

Krisno yang berada diatas kini sedang menumbuk Vera yang mengangkang dibawahnya bak kodok terbalik dengan sangat perlahan, menatap wajah dan menikmati kecantikan gadis itu.

Aku kembali panas dan kesal melihat Vera yang ternyata memperlakukan Krisno sama seperti saat dia bercinta denganku, kupikir perlakuan mesranya hanya keluar ketika bersamaku, namun nyatanya tidak.

Yanto hanya duduk di samping ranjang memperhatikan saja dan hanya mengocoki kontolnya sendiri menyaksikan rekannya yang tengah bergelut dengan tubuh putih mulus itu. 

Yanto sudah ngaceng berat dan sudah pasti ingin sekali ingin membelah daging tebal yang ada di tengah selangkangan si Vera.

" Ahh maaas.. Terus entotin Vera yang kuat mas.. " lirih Vera disela ciumannya dengan suaranya yang sangat lembut menyemangati Krisno.

Jari tangan Vera terus menggesek-gesek klitorisnya sendiri seirama dengan intensitas genjotan Krisno, ya Vera memang sering melakukan ini bahkan ketika bersamaku.

Mungkin dia ingin menjaga gairahnya agar tetap berada di puncak atau malah justru dia sedang memacunya agar lebih cepat sampai, aku sendiri tak tahu.

Krisno tahu kalau gadis cantik yang sedang digenjotnya kini mulai merasakan nikmat, dia pun semakin menaikkan tempo sodokannya.

" Iya gitu sayang.. " bahkan Vera kali ini memanggil pembantuku itu sayang.

" Memeknya non makin basah aja nih.. Enak ya? Hehehe.. " ejek Krisno mempermainkan psikologisnya.

Vera tak menjawabnya, Krisno dengan liciknya menghentikan genjotannya dan sontak langsung membuat Vera menggoyangkan pinggulnya sendiri.

" Jangan berhenti mas.. Entotin kayak tadi lagi.. " ujarnya memaksa Krisno kembali menggoyangnya.

Namun Krisno tetap diam dan membiarkan Vera tetap menggoyangnya, lelaki itu kembali meleguh karena saat ini kontolnya seperti seperti diaduk-aduk oleh goyangan Vera.

" Ayo bangsat entotin aku!!.. " pinta Vera kasar yang tampaknya tak suka jika temponya dirusak tiba-tiba.

" Jawab dulu enak gak??.. " balas Krisno sambil menyingkirkan tangan Vera dari klitorisnya dan menggantinya dengan jari kasarnya.

"AWW FAK!! IYA MAS ENAK BANGET!!.. " erang Vera saat merasakan jari Krisno kini mengusap-usap itilnya dan kembali menyetubuhinya.

Wajah Vera sudah amat berantakan sekali, dan kesan cantiknya serta aura seksinya itu benar-benar terpancar dalam keadaannya yang seperti sekarang.

Dia tengah dilanda kenikmatan dari alat kelamin Krisno yang sedang menggagahi dirinya yang berada dibawah.

Memang sudah hakekatnya sebagai seorang wanita, untuk digagahi oleh laki-laki dalam posisi seperti ini.

Bahkan, kaki Vera melingkar erat di pinggang Krisno dan kembali menarik wajah mas Krisno untuk meladeni ciuman bibir.

Yanto hanya bisa menahan nafsunya melihat Krisno One By One dengan Vera, meski dia sudah ingin tapi nampaknya Krisno masih ingin berlama-lama menikmati tubuh seksi Vera.

" Non cantik.. Ganti posisi yuk.. " Krisno memeluk dan mengangkat Vera perlahan.

Vera langsung memeluk Krisno begitu tubuh montoknya terangkat.

Tak hanya takut terjatuh, Vera juga tak mau alat kelaminnya terpisahkan dari kontol Krisno.

Kini Vera duduk di atas selangkangan Krisno dalam posisi saling berhadap-hadapan, tubuh gadis muda dan pria dewasa itu masih terhubung oleh alat kelamin mereka. 

Mas Krisno memegang pinggang Vera dan mulai menyodok-nyodokkan penisnya keatas untuk menyundul rahim Vera.

" Ahh mas cium aku... " Vera melingkarkan lengannya di leher Krisno dan mulai menggoyangkan sendiri dirinya.

Krisno memeluk Vera rapat hingga dada Vera tertekan di dada kekarnya, dalam posisi ini mereka saling melumat bibir mereka satu sama lain, keduanya terlihat begitu bergairah.

Vera terlihat begitu agresifnya dan tampak mengejar orgasmenya, terlihat dari gerakan pinggulnya yang kini maju-mundur menggoyang kontol Krisno yang pasti terasa sangat ngilu untuk lelaki itu.

" Plok!! Plook!! " bunyi depak hantaman selangkangan mereka masing-masing.

Sambil asik terus mencipok Vera bak sepasang kekasih, Krisno juga meremasi dan menepuk-nepuk bongkahan pantat Vera yang bulat padat dengan sangat gemas. 

Vera melepaskan ciumannya dan memejamkan mata menengadah merasakan tepukan Krisno di bokong semoknya.

Mas Krisno menatap wajah Vera yang sangat keenakan sekali dari jarak dekat, sebelum kemudian pandangannya teralih di kedua toket padat gadis cantik itu.

" Non, teteknya padet banget, kok bisa gede gini sih? Umpphh.. " komentarnya langsung menyapih puting susunya.

" Remas pantet aku yang kuat.. " cakap Vera menggerakkan sebelah tangan Krisno yang meremas toketnya untuk kembali ke bokongnya sambil menyetir syahwat Krisno.

Krisno pun membiarkan tangan kanannya diletakkan kembali ke bokong gadis itu, sementara tangan kirinya meremas toket gedenya tak lupa dia mencucup puting panjangnya bergantian.

Vera memejamkan matanya dan semakin keras merintih saat lelaki yang tengah memangkunya kini sedang menguasai seluruh aset seksi di tubuhnya.

Pandanganku terus kukunci menyaksikan ekspresi di wajah cantik Vera yang kini sedang menjambak sendiri rambut panjangnya yang tergerai berantakan itu bergoyang di atas pangkuan penis mas Krisno sambil mendesah hebat.

Tangan Krisno pun kuat meremasi payudara sekal Vera dan bokong montoknya, lalu dia mencium dan mengecup leher Vera yang masih berbekas merah tanda cupanganku kemaren malam padanya.

Itu langsung membuat Vera seperti tersengat, membuatnya bergerak dengan begitu liar dan agresif. 

Vera mengatakan sendiri padaku jika tengkuk, dan leher merupakan kelemahan utamanya selain puting susu dan klitoris tentunya.

Seolah hanya butuh satu hembusan nafas dan kecupan saja untuk memancing Vera keluar mengganas.

Tadi malam dia juga bilang dengan agak malu, Vera mengatakan kalau dia punya Fetish yang agak aneh, Vera mengaku akan sangat tak tahan jika melihat kemaluan laki-laki tegang di depannya.

Vera bilang dia juga tidak tahu kenapa, yang jelas dia tak bisa menahan diri jika sudah melihat kontol laki-laki dan dia juga sangat suka akan sensasi rasa nikmat saat mengocoki alat kelamin laki-laki baik itu dengan tangan atau menyepong dengan mulutnya.

Baginya melihat langsung ekspresi wajah pria yang sedang menahan nikmat dan berejakulasi adalah sebuah kepuasan untuknya.

Pantas saja setiap kali gadis itu melakukan oral seks padaku, tatapan matanya Vera tak pernah lepas dan selalu menatap binal wajahku saat sedang berlutut mengoralku, dan dia juga selalu menyuruhku untuk mengeluarkan spermaku di wajahnya dalam posisi tersebut.

Lalu dengan bangganya dia memamerkan padaku wajahnya yang dipenuhi spermaku sebelum akhirnya menelan seluruh sperma tersebut.

Itu terlihat dari saat ini, dimana dia terus mendesah keenakan disetubuhi Krisno, namun pandangannya juga sesekali dia alihkan ke kontol Yanto yang juga sudah mengacung menunggu gilirannya.

Aku tak tahu apa arti pandangannya, namun seolah mata sendunya memperlihatkan kepada Yanto bahwa dirinya kini sedang merasakan kenikmatan seksual dari rekannya itu, entah hanya sekedar menggoda saja atau apa aku tak mengerti.

Dan kali ini dengan binalnya Vera kemudian memegang kedua bongkahan pantat montoknya itu dan menggoyangkannya ke mas Yanto.

Aku terdiam melihat gelagat ini, begitu pun mas Yanto yang menjadi target langsung dari Vera yang sedang men-Dribble bola pantat semoknya.

" Argh! Bangsat!! Gak tahan lagi gue! " Yanto termakan godaan Vera dan langsung meloncat naik ke atas tempat tidur dan mendorong tubuh gadis itu ke depan.

Bulu kudukku langsung merinding melihat apa yang akan terjadi oleh gadis cantikku dalam beberapa saat lagi.

" Udah gak tahan gue Nok, pengen nyodok pantatnya nih cewek!.. " celotehnya langsung mengarahkan kontol tegangnya itu ke dubur Vera.

Krisno yang kali ini dalam posisi tiduran mau tak mau harus berbagi ruang dengan sahabatnya itu yang sedang mengarahkan kontolnya ke anus montok gadis yang sedang dia kawini ini.

" Pake Lubrican dulu tok, lo maen sosor aja bego! " ketus Krisno mengintrupsi Yanto.

" Tuh masih ada sisa gue kemaren dilaci kedua dari bawah.. " sambung Krisno yang masih mengentoti Vera dengan gaya Women On Top itu.

Segera Yanto membuka laci yang dimaksud dan mengolesi kontolnya dengan pelumas tersebut.

" Dasar kebiasaan make bencong sih lo! " umpat mas Yanto sambil menuangkan pelumas itu ke lubang dubur Vera juga dan mengambil posisi.

Krisno memeluk Vera dan membiarkan tubuh gadis itu rebah di dadanya, dia mendiamkan kontolnya yang masih menancap di memek Vera dan memberikan waktu ke mas Yanto untuk menjebol lubang anus Vera.

" Ohh mas mau entotin pantat Vera juga? Sshtt.. " desis Vera dengan lugunya ke mas Yanto yang tengah menggobel anusnya dengan jari tengahnya.

" Hehehe iya non abisnya pantet non montok abis, jadi saya pengen rasain juga.. "

" Non mau kan saya sodomi?.. " ujar mas Yanto.

Vera hanya menganggukkan wajahnya dengan binal dan mendesah saat mas Yanto menambah satu jarinya lagi di anus gadis itu dan sesekali meludahi lubang anusnya.

Emosiku bercampur aduk! Ingin segera kudobrak kamar mereka dan menghentikannya sekarang juga!

Aku benar-benar tak percaya dan kesal melihat Vera yang begitu murahannya seakan sudah mempasrahkan tubuh seksinya untuk segera di Sandwich oleh kedua laki-laki itu, benar-benar pemandangan yang tak akan mungkin dipercaya jika tak melihatnya sendiri.

Namun kontolku pun ereksi penuh! Ini pertama kalinya aku tak bisa menentukan perasaanku sendiri, di sisi lain ternyata ada dari diriku justru ingin melihat dan membiarkan Vera di Double Penetrated oleh mereka.

Rasanya sungguh merangsang ketika akan melihat kedua lobang Vera dipakai orang lain bersamaan, seperti salah satu fantasi liarku selama ini!

Aku benar-benar bingung saat ini, namun setelah berdebat dengan diriku, akhirnya aku membiarkannya saja karena beginilah konsekuensinya membiarkan ini terjadi.





..............................

Kali ini Vera tak memegang kendali, melainkan Krisno dan Yantolah yang memegang permainan sepenuhnya, sebab ‘tongkat kendali’ berada di tubuh kedua pria itu. 

Sedangkan, tubuh Vera hanyalah ‘kapal’ nafsu birahi yang sebentar lagi akan ‘dinahkodai’ oleh dua orang kapten sekaligus.

" Non Vera… Pantet montoknya non bentar lagi bakal saya jajal nih.. Hahaha " bisik Yanto kemudian mendorong kontol tegangnya ke lubang anus Vera.

Vera memejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri saat mas Yanto tengah mendobrak masuk ke duburnya. 

Seharusnya prosesnya tak lama, karena ‘gerbang’ lobang pantatnya sudah kembali aku buka tadi malam, jadi mungkin tak sulit lagi membuka lobang anusnya, lagi pula kontolku lebih besar dari mereka, tapi pastinya mereka juga akan menikmati rasa luar biasa enak dan pijitan jepitan di pantatnya itu seperti yang kurasakan semalam.

" Mas pelan-pelan!!.. " Yanto masa bodoh dengan rintihan Vera.

Yanto bergerak dengan perlahan, penisnya mulai masuk kedalam liang anus Vera.

Krisno juga tak menggerakkan penisnya karena masih menunggu rekannya menancapkan kontolnya di lubang yang bersebelahan tersebut.

Vera sedang di proses awal yaitu fase menahan sakit, ini normal karena secara alami liang anus di desain tidak untuk menerima benda masuk dari luar dan akan langsung mengatup serta menutup ketika dimasuki benda asing, dengan keadaan ini tentu lubang anus akan mengecil ketika ditembus oleh penis dan itulah yang justru menjadi sensasi dan kenikmatan anal seks.

Vera semakin meringis saat semakin dalamnya tolakan yang mas Yanto lakukan.

Bisa dibilang, posisi si cantik berambut panjang ini sudah terkunci dan tubuhnya bagaikan jembatan penghubung saja.

Jembatan yang menghubungkan antara kenikmatan yang akan dirasakan Krisno di Yanto dalam sekat yang berbeda dan tentu membuat Vera juga akan merasakan kenikmatan berkali-kali lipat.

Kontol Yanto sudah sepenuhnya amblas di dalam anus Vera, dia mendiamkannya guna memberi waktu adaptasi untuk Vera yang saat ini tengah sebadan dengan dua orang pria sekaligus.

Krisno mengenyot-enyot payudara kiri Vera sementara Yanto menciumi tengkuk belakang lehernya, kedua pria itu merangsang Vera agar membuatnya nyaman.

Beberapa saat kemudian, mendengar irama nafas Vera yang mulai teratur Krisno iseng menggerakkan penisnya sedikit.

" Ahh.. " lirih Vera pelan yang menandakan rasa pedih di pantatnya sudah agak mereda.

" Non.. Saya mulai yaa.. " bisik Yanto sambil menghembuskan nafasnya ditengkuk leher gadis itu.

" Iy..Iya mas.. Pe..pelan-pelan.. " pinta Vera dengan suara pelan.

" Iya, sayang.. " jawab Yanto membuatku kesal karena memanggilnya sayang.

Sesuai permintaan, Yanto menarik penisnya dengan sangat perlahan sebelum mendorong masuk kedalam lagi, dia juga kembali menuangkan pelumas tadi ke batang kontolnya agar lebih licin dan lancar.

Meski sama-sama kasar dan bejat pada awalnya, tapi Krisno dan Yanto cukup lembut juga terhadap Vera.

Mungkin karena Vera tak melakukan perlawanan berarti dan bisa dibilang cukup koperatif, hingga membuat Yanto dan Krisno jadi ingin bermain lembut dengannya.

" Engg.. Maas " erang Vera saat penis Krisno dan Yanto sama-sama mulai bergerak berbarengan menyodoknya.

Tarik-dorong-tarik-dorong dan seterusnya, Yanto dan Krisno melakukannya dengan sangat perlahan, sebisa mungkin mereka tak ingin gadis yang sedang mereka kait itu merasa kesakitan.

Akhirnya, Vera mulai di fase berikutnya dan mulai merasakan nikmatnya penetrasi ganda.

Hujaman yang bergerak keluar masuk di liang vagina dan liang anusnya sekaligus, memberikan sensasi yang sungguh luar biasa untuk aku yang menonton adegan ini.

Krisno terus menggasak memek Vera dan Yanto terus menyodomi anus Vera, dari ekspresinya Vera benar-benar terbuai dengan kenikmatan yang sedang dia rasakan.

Suara depokan benturan mereka mulai terdengar nyaring, Vera memeluk tubuh kekar mas Kris di bawahnya dan menjerit-jerit lantang merasakan dua lobangnya tengah disodok oleh dua kontol sekaligus.

" Aku pengen keluar mas!! OOH!!.. " erang Vera keras kemudian orgasme melepaskan puncak kenikmatannya.

Orgasme si gadis jauh lebih cepat dari sebelumnya, sementara Vera yang sepertinya baru saja orgasme namun dua lelaki itu tampak tenang dan tetap dalam temponya masing-masing.

" Wih memeknya barusan guyur kontol gue di dalem tok.. " celetuk mas Krisno mengomentari orgasme Vera barusan.

Sementara Vera kejang-kejang dalam peluknya, dia bersama mas Yanto masih saja menggagahinya.

Kadang saat Krisno mendorong penisnya, Yanto menarik penisnya, dan sebaliknya, bahkan Yanto dan Krisno sama-sama menarik dan mendorong penisnya berbarengan dengan tempo yang serentak.

Variasi gerakan kedua pria itu sangat kompak, aku yakin ini membuat tubuh Vera seakan ditarik di kedua arah secara bersamaan dan tentu saja membuatnya merasa seperti dibelah dua! 

Sungguh menontonnya pun membuatku bisa merasakan langsung apa yang mereka nikmati saat ini.

Dua lelaki itu terus merojoki tubuh yang ada di tengah-tengah mereka, Vera kembali melepaskan desahan yang begitu lantang, padahal dia baru saja orgasme dan kini sudah kembali dilanda kenikmatannya lagi.

Aku melihat seolah ada hasrat yang besar dibalik keluguannya, wajahnya yang sudah ditutupi rambut yang acak-acakan dan mulutnya yang terus mangap itu menunjukkan semuanya.

Jelas bahwa Vera sepertinya punya sesuatu yang besar yang sedang dia pendam dalam dirinya.

Krisno-Vera-Yanto, ketiganya begitu menikmati persenggamaan mereka. 

Bermenit-menit mereka saling serius dan fokus dalam gejolak masing-masing hingga akhirnya satu persatu mereka mulai mengerang.

" Ahhhhhh... Nooon Veraa!!! " erang Krisno lebih dulu.

Krisno menusukkan penisnya ke atas sampai mentok di vagina Vera untuk menembak sel telur Vera dalam jarak sedekat mungkin.

Letupan sperma Krisno terlihat sangat kuat, Vera membeliak menyadari dia sedang dibuahi oleh pembantuku itu.

Aku tak tahu berapa kali semburan letupan yang ditembakkan Krisno dari kontol yang belum disunatnya, yang pasti cukup untuk menghangatkan rahim dari gadis bule ini.

" Ahh, mas... Kuat banget semburanmu.. " desah Vera sambil mengadahkan kepalanya keatas dan memejamkan matanya keenakan.

Vera merasakan rasa hangat di rahimnya, rasa hangat yang seolah membuat alat kelaminnya terasa begitu nyaman.

Krisno menyingkir dan kulihat leleran sperma kentalnya langsung mengucur dari memek Vera, aku kembali tak bisa berkata-kata menyadari gadis yang baru saja menjadi milikku seorang itu tengah dibuahi lelaki lain.

" Ganti posisi non… " tanpa mencabut keluar penisnya dari anus Vera, Yanto mendekap tubuh Vera dan mengangkatnya dari atas Krisno.

" Sekarang giliran saya abisin pantet semok non ini!!.. " racau Yanto memposisikan Vera merangkak dan langsung mengimpoi duburnya.

Sungguh terlihat seksi saat Vera dalam posisi merangkak yang bertumpu pada lututnya di atas tempat tidur itu, apalagi buah dadanya yang besar bulat dan pantat montoknya yang menungging terlihat sensual sekali dari posisi aku mengintip.

Sementara Yanto langsung menunggangi Vera yang menungging itu di anusnya.

Anal Doggystyle! Itulah gaya yang dia lakukan saat ini.

Tangan Yanto melingkar di pinggang langsingnya, Vera menengok ke belakang agar Yanto bisa mencumbu bibirnya sambil terus disodomi di pantatnya oleh Yanto.

Aku tertegun melihat intensitas tinggi yang Yanto sajikan, seperti adegan seksual yang biasa ditampilkan di film-film biru, dimana si pemain perempuan akan dihantam habis-habisan dalam posisi menungging seperti ini.

Mas Yanto pun asik meremas-remas kedua toket Vera yang membusung karena posisinya yang sekarang benar-benar terbuka dan sangat bebas untuk di eksplor.

Krisno yang duduk beristirahat nampak serius menyaksikan Vera yang begitu menikmati berciuman sambil disodomi Yanto.

Kecupan bibir mereka semakin buas, Yanto mendorong tubuh Vera dan menurunkan bagian atas tubuhnya rebah ke kasur, kini Vera bertumpu pada kedua lutut dan tangannya saja, sementara kepalanya ia rebahkan ke kasur meninggalkan tubuh belakangnya yang menjulang dikendarai Yanto, posisi ini membuat Yanto bisa menyodok sekuat-kuatnya pantat Vera dari belakang.

" AHH ANJING ENAK BANGET MAS!!.. "

" TERUS MAS SODOMI PANTAT AKU KUAT-KUAT... ARGHH!!.. " Vera sudah lepas kendali dan meracau tak karuan.

Yanto semakin nafsu menghentak-hentakkan penisnya setelah mendengar suara desahan Vera yang lirih itu dan dia menginjak kepala Vera dengan kakinya sambil tetap menghajar anusnya dari belakang!

Aku melotot dan tak percaya dengan apa yang kulihat, mereka bertiga terus menyuguhkan permainan yang diluar ekspektasiku sama sekali, bahkan tanganku sudah masuk kedalam celana untuk mengocoki kontolku sendiri dari dalam tak tahan dengan ini.

" HAH IYA MAS, TERUS ENTOTIN AKU KAYAK GINI.. "

" ENTOTIN AKU KAYAK PELACUR KALIAN!! OOHHH!!.. " Vera kembali mengoceh kotor sementara jarinya mulai menggosoki memeknya sendiri mengejar orgasmenya lagi.

Sekitar 2 menit, Yanto masih men-Doggy Vera sambil menginjak kepalanya, hingga akhirnya si gadis kembali menjerit dan orgasme lebih dulu.

Vera mengejang, tubuhnya bergetar bak tersengat listrik dan matanya memutih, diiringi dengan semburan yang mengucur tak karuan dari memeknya seperti sedang terkencing-kencing.

Aku dan mas Krisno mungkin kaget melihat ini, tak pernah kulihat Vera orgasme sebanyak ini sebelumnya.

" PLOKK!! PLOOKK!! PLOOK!!.. " suara tumbukan antara selangkangan Yanto dengan kedua bongkahan pantat Vera yang montok itu terus terdengar.

Mas Yanto sama sekali tak peduli dengan orgasme Vera dan dia mulai meracau mengejar ejakulasinya sambil sesekali dia mengeluarkan kontolnya dan kemudian kembali memasukannya kembali ke lubang anus Vera yang nampak sudah elastis.

Vera sudah diantara sadar dan tidak, matanya masih memutih tapi dia tetap melakukan umpan balik yang sangat membantu, saat Yanto menusukkan penisnya maju Vera memundurkan pantatnya, benar-benar gerakan yang padu dan harmonis bagi kedua insan yang berbeda kelas itu.

Desahan mereka berdua saling bersahut-sahutan, mereka saling bermandikan keringat masing-masing.

" NON SAYA KELUAR NON!!.. " teriak mas Yanto disela bunyi tumbukan pompaannya.

Tubuh mereka berdua pun sama-sama mengejang dan kaku, Yanto menengadahkan kepalanya keatas sambil mengerang nikmat, sementara kepala Vera masih tenggelam di dalam kasur empuk itu karena masih diinjak oleh Yanto.

Dari kepala sampai pangkal penis Yanto semuanya berada dalam di anus Vera, sama seperti yang Krisno lakukan Yanto juga mengeluarkan semua puncak kenikmatannya di dalam anus Vera.

Bahkan dari memeknya saja masih mengucur bekas sperma Krisno tadi bersama dengan bekas cairan bening vagina. 

Setelah mengeluarkan semua air maninya, mas Yanto membuka pantat Vera lalu mencabut penisnya.

" Ploop… " bunyi ketika kontolnya keluar dari anus ketat Vera.

Begitu kontolnya keluar dia langsung menahan anus Vera untuk tak menutup kembali, seakan dia memamerkan lubang tanpa dasar itu yang kini dipenuhi spermanya dengan wajah puas sekali.

" Haaahhhhh.. Hahhhhh... " bagai robot kehilangan sumber tenaga, tubuh Vera langsung ambruk dan telungkup di atas tempat tidur.

Tapi dengan sigap Yanto langsung membalik tubuh Vera, dia sama sekali tak memberi jeda dan langsung mengangkangi kaki Vera lebar-lebar.

Seketika juga dia memasukan 3 jarinya kedalam memek tebal Vera dan dia mengocok memek merah tebal itu dengan brutal.

" AHHH MASSS!!!! " desah Vera keras mencengkram sprei kasur kuat-kuat.

Sontak dengan beberapa kali kocokan saja Vera langsung orgasme yang muncrat dengan deras sama seperti tadi, Yanto terus mengocokkan jarinya selama kurang lebih satu menit, dan selama satu menit itu juga Vera orgasme terus menerus sambil menjerit histeris!

Aku sungguh kehabisan kata-kata melihat mereka membantai Vera tanpa ampun.

Lalu setelah Vera tak orgasme lagi barulah Yanto melepaskan kocokannya dari memek Vera.

Vera benar-benar terkapar dengan tubuh kejang-kejang dan mata kembali memutih, nafasnya terengah-engah, keringat bercucuran dimana-mana dan leleran air mani pun kembali mengalir keluar dari dua lubangnya.

Saat aku pikir semuanya akan berakhir tapi rupanya tidak!

Krisno kembali berdiri dan dia langsung membalik lagi tubuh Vera dan meremas-remas lagi bongkahan pantat semoknya.

" Non, sekarang giliran saya yang nyobain pantatnya non yang seksi ini ya.. Hehehehe.. " ujar Krisno terkekeh.

Aku tak tahu apakah Vera masih sadar atau sudah pingsan, tapi yang jelas saat ini mas Krisno sudah menelungkupkan tubuhnya dan meludahi anusnya bersiap kembali mencoblos pantat seksinya itu.

Kontolku sudah menegang sekali, ini gila! Mereka benar-benar akan menggilir Vera habis-habisan rupanya!

Vera diam saja dalam engah-engah nafasnya dan pasrah akan kembali disodomi oleh Krisno, akupun langsung naik keatas dan tak sanggup kembali menonton persetubuhan gila itu.





..............................

Seharian, aku yakin Krisno dan Yanto memaksa Vera untuk melayani nafsu bejat mereka, pastinya mereka saling mengisi semua lobang di tubuh Vera baik di mulut, vagina dan favorit mereka di lobang analnya.

Kedua pria mesum itu ternyata memiliki stamina seperti kuda liar, terlihat hingga sore menjelang malam mereka belum juga keluar dari kamar.

Tenaga mereka seakan tak habis-habis untuk menjajah tubuh sintal gadis bernafsu besar tersebut, dan herannya kontol mereka bisa berdiri kembali setelah istirahat beberapa menit saja.

Entah mereka benar-benar perkasa, menggunakan obat kuat, atau punya ajian tertentu.

Hari sudah malam, tak ada tanda-tanda mereka sudah selesai dan masih terdengar desahan dari kamar tadi.

Aku mulai berpikir jika mereka sengaja memaksa Vera agar tidak keluar dan tak ingin menyudahinya begitu saja, karena tak masuk akal jika Vera sanggup menahan gempuran Krisno dan Yanto yang terus menerus menggempurnya secara bergantian.

Maka aku langsung pergi masuk ke ruang MCR dan menyalakan CCTV yang ada dikamar tersebut untuk menyaksikan apa yang sebenarnya mereka lakukan hingga malam hari begini.

Begitu menyaksikan di monitor aku terperangah ternyata mereka benar-benar masih saling ngeseks saat ini! 

Vera yang sudah terlihat sangat kelelahan, tapi masih sangat agresif meladeni mereka berdua.

Disini aku mulai melihat sebuah sisi binal Vera, dia selalu mengucapkan kalimat-kalimat yang cenderung merendahkan harga dirinya dan bahkan menyemangati birahi kedua laki-laki itu meski dia sendiri sudah tak kuat.

" Entoti aku tuan, entoti semua lobangku pliis tuaaan... " seperti itu kalimat yang Vera sering lontarkan memohon dan mengemis kepada mereka untuk terus menggaulinya.

Mereka berdua pun sangat menikmati kebinalan Vera itu, dan mereka juga mulai melakukan fantasi mereka yang aneh-aneh, dimana Krisno atau Yanto memasukan benda-benda kedalam pantat Vera, seperti timun, wortel, es batu, gagang besi, ujung gayung, dan mulut botol ke lobang anusnya.

Vera pun tampak membiarkan saja dan malah tampak senang diperlakukan begini oleh mereka, itu yang membuatku aneh.

Setelah mendapatkan sensasi seperti ini, aku takut nantinya justru akan menghadirkan perubahan psikologis pada Vera.

Menjelang tengah malam, akhirnya mereka bertiga sama-sama tertidur, setelah seharian ini menggila bersama, tampaknya mereka sudah tak kuat lagi. 

Sungguh hari yang menyenangkan sekaligus memuaskan bagi Krisno dan Yanto, penis mereka pastilah sudah kering kerontang, isinya kini ada di dalam tubuh Vera, membanjiri rahim dan anusnya serta membasahi tenggorokannya.

Dan melihat Vera dengan nafsu besarnya itu membuatku jadi mengerti bahwa gadis ini benar-benar binal seperti gosip yang kudengar.

Meski Vera sudah mulai terbuka dan mengatakan jika dia akan melakukan semua fantasi seksualku padanya, tapi masih banyak hal yang ingin kupastikan dan belum habis rasa penasaranku dengan gadis bule ini.

Aku membiarkan Yanto dan Krisno tertidur bersama Vera malam ini, karena aku juga ingin segera menyalin Copy-an data rekaman CCTV ini ke komputerku.

Sambil menunggu salinan data kusempatkan sejenak membuka katalog di toko Online untuk mengecek dan memesan beberapa Stuff dan Device yang kira-kira cocok dengan fantasiku nanti.

Karena setelah ini aku ingin mencoba hal-hal berbau BDSM kepada Vera, namun tentu saja aku bukan seorang yang menganut paham sadis, mungkin hanya sekedar keperluan foto dengan tema Soft Bondage seperti saat di kolam renang.





..............................

Hingga subuh aku baru selesai berselancar di toko Online tadi dan sudah mengorder beberapa barang, salinanku pun sudah selesai dan aku segera bersiap tidur.

Namun sebelum aku tidur aku mengecek lagi ke monitor CCTV untuk mengetahui mereka sedang apa saat ini, ternyata mereka pun masih tertidur lelap.

Vera tidur seranjang dengan dua pembantuku, dimana dia yang berada di tengahnya.

Krisno mendekap gadis cantik itu dari belakang dan Yanto memeluknya dari depan, baik kedua pria maupun Vera sama-sama tak mengenakan pakaian sama sekali.

Ada rasa cemburu dan kesal di dalam hatiku saat melihat Vera tidur bersama laki-laki lain saat ini, dan aku hanya bisa menarik nafas dalam-dalam.

Bahkan saking banjirnya rahim Vera, lelehan-lelehan sperma tampak masih keluar dari memek Vera, kalau Vera sampai hamil, mungkin mereka berdua pun takkan tahu siapa ayahnya sebab kedua pria itu sama-sama ikut ambil bagian dari proses pembuatannya dan sama-sama ‘menanam saham’ di rahim Vera berkali-kali.

Satu hal yang pasti, sperma Krisno dan Yanto tercampur dengan rata di dalam rahim Vera.

Dimana selama Vera tertidur, sperma-sperma mereka tersebut sedang berusaha membuahi sel telur di dalam rahim gadis cantik itu.

Membayangkan itu aku jadi sakit hati, tak mau pusing aku pun juga segera mencoba tidur meninggalkan hari yang amat melelahkan perasaan ini.





..............................

Pagi datang, aku sudah Standby di depan monitor ruangan kontrol ku ini sejak tadi, benar dugaanku, aku tak bisa tidur karena terus memikirkan soal ini.

Vera membuka matanya, dia baru sadar kalau ada dua buah tangan di kedua buah payudaranya, kedua tangan Yanto dan Krisno. 

Kemarin seharian, tubuh gadis cantik itu aku berikan oleh kedua penjaga rumahku, dengan harapan setelah ini aku bisa puas menggumuli Vera kapan saja, menikmati tubuh sintalnya di rumah ini tanpa batasan apapun.

Daerah intim Vera sudah benar-benar berantakan, noda-noda putih yang telah mengering seakan-akan menjadi hiasan selangkangan Vera, hasil dari kedua pria yang telah menjadikannya sebagai budak seks mereka atas izinku.

Bahkan Vera sama sekali tak bisa turun dari tempat tidurnya kecuali ke kamar mandi, itu pun diantar dan kembali disetubuhi oleh salah satu dari mereka di toilet.

Mereka berdua tampak masih tertidur lelap, Vera lalu menyingkirkan tangan Krisno dan Yanto dari kedua buah payudara suburnya, dia turun dari ranjang lalu segera menuju kamar mandi.

Kulihat Vera berjalan dengan tertatih-tatih dan agak mengangkang, maklum selama seharian dia terus menerus disodomi kedua laki-laki itu.

Vera memegang perutnya aku pun cemas melihat ekspresi gadis cantikku itu yang tampak tak nyaman dengan perutnya, mungkin dia merasa mual karena entah sudah berapa liter sperma yang telah masuk kedalam perutnya melalui lubang anusnya.

Anusnya juga mereka sodok oleh benda-benda tumpul aneh yang tergolong besar dan keras, tak mungkin jika selangkangan Vera yang baru merasakan nikmatnya proses Anal Insertions itu tak terasa ngilu.

Di dalam kamar mandi pastilah saat ini Vera merasakan hawa yang berbeda sekali antara hawa kamar mandi dengan hawa kamarnya.

Disini dia bisa mencium aroma segar dan wangi, namun di kamar tadi aku yakin hanya ada aroma sperma yang begitu kental.

Dengan menghidupkan kran Shower, gadis cantik itu pun mulai membersihkan tubuhnya dan tampak rileks merasakan segarnya air yang membasuh tubuhnya.





..............................

" Mas Krisno, mas Yanto, bangun.. " terdengar suara Vera dengan suara yang begitu lembut dan manja seperti seorang istri yang sedang membangunkan suaminya.

" Ayo dong, bangun... "

Mencium aroma harum Yanto membuka matanya perlahan, ketika melihat sesosok tubuh putih mulus di ambang pintu kamar mandi, mata Yanto langsung terbuka lebar, dan Vera tersenyum menggoda saat Yanto melongok memandangi tubuhnya.

" Wooii Nook!.. Bangun, Nok!.. " teriak mas Yanto mengguncang-guncang tubuh mas Krisno.

" Ha?.. Apaan sih? " Krisno akhirnya terbangun juga.

" Noh liat!.. "

Krisno langsung melongok melihat Vera yang berdiri di ambang pintu kamar mandi tanpa sehelai benang pun menempel di tubuh sintalnya.

Meski sudah melihat tubuh telanjang Vera kemarin, tapi melihat gadis cantik itu berdiri tanpa mengenakan apapun dan tanpa malu-malu adalah sebuah pemandangan yang benar-benar sempurna untuk membuka sebuah pagi yang indah bagi Krisno dan Yanto.

" Wah, non Vera udah mandi aja nih.. " celetuk mas Yanto.

Sebagai catatan saat ini aku dan Vera sudah libur dan tinggal menunggu hasil dari pengumuman UN, dan bersiap masuk ke perguruan tinggi dalam beberapa bulan ke depan.

Vera menggigit bibir bawahnya, gelagat si montok cantik itu tentu mengundang Krisno dan Yanto untuk bangun dari ranjang dan langsung mendekatinya. 

Dengan kompak, si dua sejoli masing-masing menggenggam bongkahan pantat Vera yang bulat dan montok.

" Jangan-jangan non Vera mau kita entotin lagi ya?.. " tanya Yanto yang pikirannya sudah sangat penuh dengan pikiran mesum terhadap gadis cakep ini.

Vera mengangguk perlahan, dan lagi-lagi membuatku harus menarik nafas.

" Jadi non Vera mau kita pake lagi? Ngelayanin kita di ranjang? Hehe.. " kekeh Krisno melecehkan Vera sambil mengecup bibirnya.

" Mm.. Iyaa.. " jawab Vera manja.

Aku sudah tak mau ambil pusing lagi dengan ini, terserah dia saja, Vera memang benar-benar perek murahan!

" Non Vera suka kita entotin?.. " tanyanya lagi jorok.

" Hm…mmmh.. " angguk gadis itu.

Tubuh Vera justru bergetar ketika mendengar lecehan-lecehan Krisno dan Yanto yang merendahkan dirinya.

" Berarti mulai sekarang non Vera mau kita entotin kapan aja dan dimana aja kita mau ya?.. " sambung Yanto mengecup pipi Vera dari sampingnya.

Vera tidak menjawab, dia mungkin tak ingin mendahuluiku mengambil keputusan itu atau malah dia mulai terangsang hingga tak bisa menjawabnya. 

Dia hanya memejamkan mata sambil mendesis ketika di grepe-grepe dikiri dan kanannya oleh Krisno dan Yanto, mereka asik mengendusi leher dan tubuh sang gadis bertubuh sintal berkulit putih mulus itu.

Aroma tubuh Vera yang segar dan harum tentu membangkitkan birahi kedua pria tersebut.

Dengan sangat cepat, kontol mereka berdua juga sudah ngaceng, bukan siap untuk menjajah lagi, tapi mungkin lebih tepat jika dikatakan siap mengawal tuan putri mereka yang bernama Vera ini keatas singgasana alias ranjangnya yang sudah awut-awutan bekas malam pertama mereka kemarin.

Namun di tempat itulah, kedua orang pria dewasa ini akan merasakan nikmatnya surga dunia lagi, kenikmatan dari tubuh gadis seksi yang akan memberikan Krisno dan Yanto Morning Sex

Kudengar desahan mulai terdengar, seketika setelah Krisno dan Yanto mulai membaringkan Vera diatas ranjang dan akan menggumulinya lagi.

Seharian sama seperti kemarin ,Vera kembali dicabuli kedua pejantannya, Yanto dan Krisno tak membiarkan gadis cantik itu kemana-mana.

Vera pasrah saja, bahkan jika Vera beralasan lapar atau haus, salah satu diantara mereka akan mengambilkan apa yang dia butuhkan sementara yang satunya akan tetap menindih dan mencumbui Vera sehingga membuat gadis cantik itu selalu disetubuhi.





..............................

Sejak dari minggu sore sampai selasa pagi, tak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuh seksi Vera, semuanya terbuka bebas untuk digeluti oleh kedua pejantannya, siapa lagi kalau bukan Krisno dan Yanto yang malah jadi majikan Vera sejak beberapa hari kemarin.

Setiap kali Vera menelan ludah sekedar untuk membasahi tenggorokannya, aku yakin pasti ada rasa sperma di tenggorokannya. 

Mungkin karena mereka tak hanya menumpahkan mani mereka ke rahim dan anus Vera, tapi juga mencekoki gadis cantik itu untuk meminum benih mereka dari gelas berkali-kali dan menyuapinya dengan sendok.

Akhirnya di hari ini selasa pagi, setelah berhari-hari aku biarkan, mas Yanto dan mas Krisno harus kembali bekerja.

Setelah mandi bersama mereka segera membawa Vera keatas ranjang dan menyetubuhinya lagi sebelum semuanya kembali menjalani hari normal mereka masing-masing.

Barulah mereka berdua kembali membereskan rumah yang sudah berantakan, mereka menemuiku yang sedang sarapan dilantai bawah.

" Den makasih ya, non Vera gila banget! Ampun deh, nafsunya gila banget!!.. " ujar Krisno padaku.

" Veranya mana?.. " tanyaku.

" Udah di atas kok den, lagi tidur.. Maklum kecapean semaleman tadi begadang kita entotin terus.. " jawab Yanto yang harusnya tidak perlu dia pertegas di depanku.

" Yaudah sekarang kalian beresin rumah dulu ya, udah berapa hari tuh halaman belakang sama depan gak disapu… " kataku mencoba senormal mungkin.

" Siap den aman!!.. "

" Eh… Den ngomong-ngomong apa bener kita boleh make non Vera lagi?.. " tanya mas Kris seolah meminta kepastian.

Aku terdiam karena jujur aku tak memprediksi pertanyaaan ini akan keluar secepat sekarang.

" Liat keadaan ya, nanti kalau aku suruh ya bolehlah… " jawabku agak menggantungkan jawabannya pada mereka.

Aku sengaja membatasi agar mereka tidak terlalu kelewatan terhadap Vera, meskipun Vera tampak malah suka jadi gundik mereka berdua.

" Oke deh den…. " ujar Krisno kemudian bubar.

Mereka pun berlalu, aku segera naik ke lantai atas, melihat gadis cantikku.

Sesampainya di kamarku, kulihat Vera sedang tidur telanjang di ranjang, nampaknya dia digendong oleh mereka dan diantar ke kamarku.

Wajah lugunya terlihat amat kelelahan dan aku bisa memakluminya, memeknya sudah berantakan dan masih berkedut-kedut penuh leleran sperma, sementara dilobang anusnya juga begitu, secara reflek aku pun segera mengelap selangkangan Vera dengan tisu lalu menyelimuti Vera agar dia tak kedinginan AC.

Entah kenapa aku merasa bahagia melihat wajahnya yang sedang tidur dengan damainya, meski sifatnya yang nakal tapi aku merasa beruntung mendapatkan gadis secantik ini, dan dengan teganya aku justru menjadikannya seperti ini.

Batinku kembali bergejolak, lalu aku mengecup kecil dahinya dan kemudian pergi ketempat temanku, sambil membiarkan Vera beristirahat penuh.





..............................

Setelah magrib aku pulang kerumah dan Vera langsung berlari kecil menyambut memelukku yang baru turun dari mobil.

" Sayanggg, aku kangen banget sama kamu!!.. " ujarnya mendekapku erat sekali.

Aku terdiam merasakan pelukannya, dan rasa lembutku kembali keluar melihatnya yang kembali riang seperti ini.

Kubalas pelukannya yang sangat erat, aku merasa ketika Vera ada dipelukanku, aku ingin menjaganya, itulah yang kurasakan.

Kami pun berciuman di garasi, bibirnya sangat hangat sekali, aku membelai rambut panjangnya dan gadis cantik ini segera mengajakku kembali masuk kedalam.

Sesampainya dikamar Vera langsung mengajakku main, dia membuka Tanktop putih dan rok mini yang dia kenakan dengan warna yang sama, dia membuka bajuku yang hanya diam saja berdiri di depannya.

Setelah kami berdua telanjang Vera segera mendorongku rebah diranjang lalu segera dia tindih, kami pun memadu kasih diatas ranjang.

Jujur aku agak canggung setelah apa yang kusaksikan selama beberapa hari kemarin namun nafsuku sudah sangat membumbung tinggi apalagi sejak masa itu juga aku sama sekali tak menyentuh gadis cantikku ini dan mengalah membiarkan tubuh seksinya dinikmati dua pembantuku.

Vera menindihku dan menggoyangku dengan ganasnya, dia memagut bibirku dan menciumnya mesra, sambil mengulek-ulek penisku dengan goyangannya.

" Muaaaahhh, ayo sayang.. Kok kayak gak semangat gitu sih!!.. " komentarnya mengarahkan tanganku meremas teteknya.

Aku pun mencoba melupakan sejenak dan mencoba menikmati sepenuhnya permainan kami saat ini, aku langsung memposisikan Vera menungging dan segera menyetubuhi memeknya dari belakang.

" AHH!! Iya gitu yang.. Ini baru pemiliknya… " racau Vera saat kugenjot dia dengan penuh nafsu.

Aku merunduk ke lehernya dan mengesamping wajah gadis cantikku ini, kemudian mencium bibirnya sambil menyetubuhinya yang dalam posisi merangkak dari belakang.

Kami pun berganti-ganti posisi, Vera aku dudukan di kursi mengangkang dan Vera menyuruhku melakukan anal seks padanya dalam posisi itu.

Sekiran 20 menit akhirnya aku sampai juga, saat aku meleguh dia langsung duduk bersimpuh dan menyambar kontolku, lalu mengulumnya dengan sangat bernafsu sementara jari lentiknya mengelus dan meremas kantung zakarku.

Vera terus mengulum penisku seakan tak ingin melepaskan hisapannya dari mulutnya sambil menatapku sendu, tatapan membunuhnya itu dia keluarkan. 

Sebuah pandangan penuh penghayatan, kepasrahan dan tatapan nakal menusuk hati yang selalu mengalahkanku!

Aku menumpahkan seluruh spermaku ke wajah cantiknya.

" Ahhhhh…. Sayang banyak banget.. " jerit Vera saat spermaku menyemprot berkali-kali keseluruh wajah cantiknya.

Bahkan ketika aku mundur untuk tiduran di ranjang Vera mengikutiku dan terus melahap kontolku, dia menghisap kemaluanku hingga kontolku mengecil di dalam mulutnya, lalu dia naik keatas tubuhku sambil berkumur-kumur dan menelan seluruh sperma itu kemudian memperlihatkannya padaku, dia terlihat menggila sekali.

Setelah keluar dari WC untuk membersihkan wajahnya, Vera kembali menghampiriku dan tiduran di atas dadaku memelukku erat.

" Sayang… Sperma kamu banyak banget, kentel lagi, aku sayang kamu deh.. " ujarnya dengan riang.

" Aku nafsu banget sama kamu Ver, maklum udah 3 hari gak nyentuh kamu.. " balasku mengelus rambut panjangnya dan mengecup keningnya.

" Iya sayang, maaf ya habisnya aku dipaksa gak turun dari ranjang sama mereka... "

" Padahal aku udah bilang ke mereka buat balikin aku ke kamu, tapi mereka belum mau… " ujar Vera dengan wajah polosnya.

Aku memakluminya, nafsu pria ketika sudah naik memang akan mengalahkan logikanya, tentu aku dengan besar hati mencoba tak mempermasalahkan itu kepada mereka sebagai sesama pria, lagi pula ini sudah resiko yang aku ketahui sejak awal.

" Yang, kamu suka ya dientotin mereka berdua?.. " tanyaku ingin dia menjawab jujur.

" Hmm…mhhmm.. " angguk Vera manja kemudian menatapku.

Aku kecewa mendengar jawabannya, ternyata semua ekspresi gila yang dia perlihatkan bukanlah gimik belaka.

" Kamu diapain aja say sama mereka dikamar bawah?.. " sambungku lagi.

Sebenarnya aku sudah tahu Vera diapakan saja oleh mereka, karena aku sudah menonton adegan itu dari CCTV di ruang kontrolku, hanya saja aku mencoba menguji kejujuran Vera saat ini.

" Hhmmm… "

" Mereka berdua gila banget yang, aku kayak mereka perkosa, memek sama puting susu aku mereka gigit-gigit, terus pantatku terus mereka pake yang… " jawabnya dengan wajah manja.

" Terus?.. " aku lagi semakin menggali kejujurannya.

" Mmm… Mereka masukin pantat aku benda aneh-aneh, kayak terong, besi, gayung, remote TV, HP banyak deh.. " ucap Vera dengan jujur.

Ternyata Vera jujur padaku, karena aku menonton dan melihat mereka benar-benar melakukan itu padanya, mereka memang memasukkan HP jadul Yanto kedalam memek Vera, lalu mereka Misscall ponsel Yanto itu dengan HP Krisno.

Mereka tertawa terbahak-bahak melihat Vera yang kelojotan kegelian karena ponselnya sengaja di set Vibrate, hingga bergetar-getar di dalam vagina Vera.

" Dan kamu suka?.. " aku meliriknya.

" Iya suka sayang, tapi aku pengen kamu juga ngelakuin yang kayak gitu ke aku, jujur aku kerangsang banget yang, apalagi kalo yang ngelakuinnya kamu… " ujarnya Vera yang secara tak langsung memintaku untuk tak ragu berimprovisasi dalam permainan seperti mereka berdua.

" Iya sayang, aku lagi nyiapin kejutan buat kamu, aku jamin kamu pasti suka deh... " balasku padanya.

Ia kemudian menanyakan kejutan apa itu, tentu saja aku tidak memberitahukannya dulu dan berharap barang pesananku segera sampai secepatnya agar aku bisa juga memuaskan gadis cantikku ini seperti yang dilakukan Krisno dan Yanto.

" Tapi sayang sperma mas Yanto sama mas Krisno warnanya kuning putih, beda banget sama sperma kamu.. "

" Sperma kamu kentel putih banget, kayak susu... Aku suka sperma kamu yang, gurih… " celetuknya.

" Oh ya?.. "  kataku kembali mengelus rambutnya yang dibalas anggukan manjanya yang sedang tiduran di dadaku.

" Aku juga mereka pipisin yang… " ungkap Vera.

" Hah? Serius, dimana?.. " tanyaku terkejut, karena seingatku adegan itu tak terlihat di dalam rekaman CCTV ku.

" Mmmhhm iya.. Pas itu mereka udah mejuin aku, terus mereka kan ngocokin memek aku sampe aku orgasme, aku ngerasa cairanku udah habis tapi mereka terus kocokin memek aku sampe aku kencing-kencing yang, dan mereka seret aku ke WC... "

" Nah disana, aku disuruh duduk bersimpuh di lantai kamar mandi, mas Krisno jambak aku, dia ngebentak aku buat buka mulutku, aku buka mulut terus mereka berdua ngarahin kontol mereka yang udah agak layu itu ke mulut aku yang lagi mangap, udah aja mereka pipisin mulut aku deh…. " ungkap Vera lagi.

" Pipis mereka hanget banget yang, awalnya aku kira mereka mau pejuin aku lagi, tapi bukan.. "

" Mereka ngencingin aku, dan aku dipaksa kumur-kumur terus telen pipis mereka, ya aku ikutin aja kata mereka.. "

Aku tersentak dan sangat kaget sekali mendengar pengakuan Vera ini.

" Rasanya pekat banget yang, warnanya kuning.. Terus mereka nyodomiin aku lagi di WC itu.. " tutup Vera dengan jujur.

Sepertinya memang ada adegan dimana mereka menjambak Vera dan menyeretnya ke kamar mandi, tapi aku tidak tahu apa yang terjadi di dalam karena aku memang tak menyiapkan CCTV di dalam kamar mandi.

Aku sedikit kecewa karena momen itu justru tidak terekam olehku tapi ya sudahlah.

Aku segera mencium Veraku yang lugu ini, dan mengelus rambutnya memanjainya yang baru saja dilecehkan oleh dua pembantuku.

Kami berpelukan dalam kemesraan dibawah dinginnya AC dikamarku, lalu aku pun segera menyetubuhi gadisku itu lagi dan kembali melampiaskan nafsuku dengan harapan kedepan aku sendiri yang akan memuaskannya.

..............


EmoticonEmoticon