Setelah malam itu, aku dan Vera selalu melakukan hubungan seks bak sepasang suami istri.
Aku benar-benar tidak pernah puas untuk terus menikmati keindahan tubuh seksinya.
Apalagi ternyata Vera punya nafsu seks yang sangat besar!
Dia mengakui menikmati apapun yang aku lakukan dan tak main-main dengan kata-katanya untuk merelakan tubuh sintalnya menjadi tempat pelampiasan nafsuku yang tak kenal pagi, siang, dan malam.
Selasa malam, aku pulang dari tongkrongan di tempat biasa aku dan teman-temanku berkumpul.
Jam sudah setengah 12 malam ketika aku sampai rumah, aku memarkir mobilku dan Vera yang sudah menunggu kepulanganku langsung membukakan pintu rumah.
Jam sudah setengah 12 malam ketika aku sampai rumah, aku memarkir mobilku dan Vera yang sudah menunggu kepulanganku langsung membukakan pintu rumah.
Vera sudah tidak ngekost lagi, ia kini tinggal berdua denganku, ya hal ini cukup menjadi gosip besar di sekolahanku.
Banyak dari teman-temanku menjadi iri karena aku bisa tinggal berduaan dan pergi sekolah bareng dengan gadis primadona sekolahanku itu.
Banyak dari teman-temanku menjadi iri karena aku bisa tinggal berduaan dan pergi sekolah bareng dengan gadis primadona sekolahanku itu.
Aku sendiri sebenarnya banyak dianggap sebagai salah satu cowok paling keren di sekolahku, padahal aku merasa biasa-biasa saja tapi begitulah yang teman-teman cewekku katakan bahwa aku punya tampang yang lumayan.
Meski secara pribadi aku sendiri memang terkesan sangat cuek dengan penampilanku.
Meski secara pribadi aku sendiri memang terkesan sangat cuek dengan penampilanku.
Vera sudah menunggu di depan pintu rumah, dia mengenakan Lingerie tidur berwarna hitam transparan, aku langsung salfok melihat buah dadanya yang terlihat mencuat setengah bagian karena Lingerie itu sendiri memang berdada rendah dan sangat tipis sekali.
Aku langsung tahu kalo Vera tidak mengenakan BH dan celana dalam, karena putingnya yang mencuat dibalik tipis gaun tidurnya itu.
Aku langsung tahu kalo Vera tidak mengenakan BH dan celana dalam, karena putingnya yang mencuat dibalik tipis gaun tidurnya itu.
Aku sangat bernafsu melihatnya dalam keadaan ini, dia sengaja menggerai rambutnya karena dia tahu aku suka sekali dengan rambut panjangnya itu, bagiku dia terlihat sangat anggun dengan rambut panjang indahnya.
" Sayang kamu lama banget.. " ujar Vera menyambutku begitu aku turun dari mobil.
Kami berpelukan dan langsung berciuman sebentar di depan pintu garasi, aku mengelus paha putih mulus dan meremas bongkahan pantatnya yang begitu montok, Vera pun dengan ganas meladeniku.
" Udah lingerian gini aja kamu sayang.. " balasku sambil melanjutkan ciuman bibir kami.
Gadis cantik ini tak menjawabnya, dia menarik tangan dan menggandengku masuk kedalam rumah, aku ikut saja mengikutinya dari belakang.
Sambil berjalan aku pun dapat dengan jelas melihat bongkahan pantat montoknya dari balik Lingerie transparannya, yang kini melenggok-lenggok dengan sangat menggairahkan dan membuatku menelan ludah terbius akan kesemokan bokongnya itu.
Begitu di dalam rumah, si cantik ini menutup pintu dan menguncinya rapat-rapat, lalu dia kembali melenggok berjalan dengan seksinya menghampiriku.
Vera membuka kancing kemejaku, dia menatapku dengan pandangan binalnya, tak tahan dengan muka nakalnya itu aku mendekapnya kearahku dan mencium bibirnya lagi, kali ini sambil berciuman aku meremas buah dada bulat padatnya.
Vera mendesis dalam buai nafsunya lalu membuka dan meloloskan kaosku, kini aku sudah hanya mengenakan celana Denim ku saja, tak mau kalah aku pun menurunkan sebelah tali penyangga di Dress nya sehingga sebelah toketnya langsung mencuat keluar, kulahap gemas daging bulat besar miliknya ini.
" Emut yang keras yang.. Ahh.. " desah Vera sambil meremas rambutku saat kuhisap puting susu panjangnya.
Aku mendorong gadis seksi itu ke pojok pintu dan mencium bibirnya habis-habisan, kami melakukan itu sembari berdiri.
" Uhh sayang, kita main dikamar aja yuk.. ” ujar Vera yang sepertinya sudah amat tak tahan.
Aku mengangguk pelan, dan segera menggendong tubuh rampingnya dan membawanya ke kamar.
Setibanya di kamar Vera langsung kurebahkan ke kasur, lalu aku membuka celana Jeans ku, Vera menatapku binal sambil berbaring dengan baju tidur seksinya yang sudah tersingkap bagian toketnya, dia sangat menggiurkan dalam posisi itu.
Vera pun mulai membuka Dress nya lalu terduduk telanjang menungguku, ketika aku ingin membuka celana dalamku dia langsung menghampiriku dan mendekapku ke tembok dalam posisi berdiri.
Vera menghentikan tanganku, aku yang sudah dilanda nafsu berat segera hendak menciumnya, namun dia malah memalingkan wajahnya dan menatapku sambil tersenyum manja.
" Lah kok ga mau sih sayang?.. " ujarku heran melihat wajah imutnya yang hanya menatapku lalu melingkarkan tangannya di leherku.
Buah dada besarnya menempel erat di dadaku dia mengendus dan mencium leherku mesra dilanjutkan dengan emutan kecil di kupingku, terasa sekali hangat napasnya.
" Aku pengen nyervis kamu malem ini sayang, boleh ga?.. " bisiknya dikupingku.
Kemudian setelah menerima anggukan dariku gadis ini kembali menatapku, jari-jarinya mengelus dan menyusuri dadaku, aku bagaikan tersengat listrik ketika merasakan lembut jari nya yang tengah membelai dadaku.
" Hmmm... Dada kamu bidang banget sayang.. " ujarnya kali ini mengecup dan menjilati sekujur dadaku.
" Ahhh Ver.. " desahku memejamkan mata merasakan perlakuan mesranya.
Memang sih dulu aku rutin nge-Gym sehingga tubuhku pun cukup atletis dan terbentuk, namun karena akhir-akhir ini aku sudah terkena racun Game Online belakangan ini aku jadi jarang ke Gym lagi, meskipun sudah jarang tapi setidaknya kini aku sudah punya dada bidang dan perut rata yang hampir Six Pack.
Ketika Vera mulai mencium dan mengemut bagian putingku aku terkelojot meleguh nikmat, dan aku langsung mencoba membalas dengan meremas payudaranya yang bulat tegak itu, namun sekejap dia kembali menepis tanganku dan menggelengkan kepalanya pelan.
Dia menatapku dengan wajah cantik sayunya sambil mengelus bibirku, jari jemarinya sangat lentik dengan kuku panjangnya dan diwarnai putih dibagian ujungnya, Vera memang sangat merawat dirinya.
Dalam posisi menindihku, dia terus mengontrol penuh semuanya.
Dia mendekatkan bibirnya ke bibirku, bibir kami sangat dekat tapi belum menempel, terasa napas kami berdua sudah memburu, namun dia belum mau menciumku dan kemudian menjauhkan kepalanya, lagi-lagi aku gregetan dan dibuat penasaran oleh gadis ini, dia hanya tersenyum menyadari ketanggunganku ini lalu mencium samping bibirku.
Dia mendekatkan bibirnya ke bibirku, bibir kami sangat dekat tapi belum menempel, terasa napas kami berdua sudah memburu, namun dia belum mau menciumku dan kemudian menjauhkan kepalanya, lagi-lagi aku gregetan dan dibuat penasaran oleh gadis ini, dia hanya tersenyum menyadari ketanggunganku ini lalu mencium samping bibirku.
Tampaknya dia sengaja bermain-main dan membuatku tanggung begini, dia langsung menarik dan merebahkan aku ke atas kasur, aku yang hanya sedang menggunakan celana dalam mengikuti saja permainan Vera yang kini sedang berdiri telanjang bulat menatapku.
Vera naik ke atas ranjang, dia duduk diantara lututnya mengolongi aku yang tiduran di bawahnya, pandanganku tak lepas dari toket gedenya yang sedari tadi membuatku gemas ingin meremasnya.
Dengan gelagat nakal dia menyingkapkan rambut panjangnya ke sebelah bahu, memamerkan tengkuk leher jenjangnya, aku terus membalas tatapan wajah cantiknya yang kini sedang menggigit bibirnya sendiri menatapku binal.
Tak tahan, seketika aku menariknya agar rebah di atas tubuhku lalu mulai menciumnya, Vera menolehkan wajahnya menghindari kecupanku yang mengincar bibirnya, sontak membuatku hanya bisa mencium-cium pipinya.
" Udah gak sabar yah?.. " celetuknya tertawa manja lalu menahan tanganku yang mulai meraba-rabainya.
" Tahan yang.. Aku belum selesai.. " sambungnya kali ini mengunci dua tangan sambil menindihku.
Aku benar-benar dibuat mati dalam Horny karena dia masih juga tidak mengizinkan aku menyentuh tubuhnya dulu, aku meleguh geli lagi ketika Vera kembali mencium dadaku dan mengelusnya, dia masih merangkak polos di atasku yang hanya tinggal menggunakan cawat saja.
Vera mencium pusarku, aku sudah tak karuan karena kurang lebih lima menit dia terus merangsang tubuh bagian atasku dan sepertinya kali ini gadis cantik itu mulai menatap kearah kontolku yang sudah ereksi penuh terkurung di dalam celana dalam.
Aku menatapnya yang melirikku dengan nakal, lalu dia pun membuka celana dalam itu dan akhirnya kontolku pun terbebas sekarang.
" Uhh.. Udah tegang banget sayang kontol gede kamu... " ujar si cantik bermata kebiruan ini kembali menggodaku.
Kata Vera ukuran penisku tergolong besar meskipun aku tak terlalu menyadarinya.
Lalu dia membuang jauh-jauh kolorku dan menatap kemaluan yang sudah terhunus ke atas itu, dia hanya menatapnya padahal aku berharap ia akan langsung mengoral kontolku namun jangankan mengoral ia bahkan tidak menyentuh penisku, ia hanya menatapnya saja.
Vera beraksi, dia mengecup dan menjilati area sekitaran selangkanganku, dan OH MY GOD! Rasanya sangat-sangat geli, dia terus merangsang dengan menjilati melingkar area kemaluanku seperti memang dengan sengaja tak menyentuh kontolku langsung, dia juga beralih menjilati bagian paha dalamku.
" Kulum dong sayang kontol aku, pliss... " racauku sudah tidak sabar.
Dia merespon ucapanku dengan mendekatkan wajahnya kearahku, lagi-lagi seperti hendak menciumku namun tidak menempelkan bibirnya, malah dia hanya tersenyum saja.
" Balik badan sayang... Muaah!.. " perintahnya sambil mencium tepian bibirku manja.
Aku membalikan badanku sesuai yang dia katakan, entah kenapa malah aku yang menurutinya dalam ketanggunganku sekarang, padahal dia yang seharusnya menuruti segala kemauanku sebagai budak seksku.
Setelah aku membalikkan tubuhku terasa Vera menindihku, tubuh polosnya dan tubuhku kini menempel, payudara besarnya menempel erat di punggungku terasa sekali putingnya menyentuh kulit punggungku.
Dan Vera segera menggoyang-goyangkan tubuhnya di atas tubuhku yang terbalik, sebagai tambahan dia mulai menjilati dan mencium bagian belakang leher serta kupingku lalu perlahan turun ke punggung juga pantatku
Aku membelalak begitu terasa Vera membuka pantatku dan benar saja, tak berapa lama kurasakan lidahnya mulai menjilati lobang anusku.
" AHH SAYANG!.. " desahku merasakan jilatannya.
Vera menuntun agar aku lebih menungging dan kembali dia menjilati anusku, aku benar-benar baru merasakan nikmat sensasi gelinya, karena area sekitaran lubang dubur memang sensitif sekali dengan rasa geli.
Kontolku yang tergantung dalam posisi tegang itu kini menganggur, aku berharap Vera mengocok kontolku sambil menjilat lobang pantatku atau minimal menyentuhnya saja ditangan halusnya.
Setelah 7 menitan Vera menjilati anusku dia kembali membisik untuk menyuruhku berbalik rebahan, kali ini gadis cantik bertoket besar ini kembali merangkak di atas tubuhku yang tiduran.
Vera mencium seluruh wajahku kecuali bagian bibir, dan dia masih tidak mengijinkan aku menyentuhnya sama sekali, puas menjilati wajahku Vera menarik dan sedikit memajukan posisiku hingga pantatku berada di ujung ranjang, membiarkan kakiku berselonjor menyentuh lantai.
Sesudah menyetel posisiku seperti yang dia inginkan, Vera langsung duduk bersimpuh tepat di depan kemaluanku yang tegang sekali menghunus ke wajahnya, dia memintaku untuk tiduran saja dan tidak melihat, aku kembali menurutinya.
Lalu kurasakan penisku mulai dielus oleh gadis blasteran ini, aku tak bohong jari Vera benar-benar terasa sangat halus dan lembut sekali!
Setelah berapa lama ia mengelus-elus kontol besarku lalu Vera menjepit kontolku dengan payudara Massive nya, aku langsung meleguh keras amat nikmat, dan aku melihatinya yang kini sedang mengocok kontolku di toketnya, Vera menatapku dengan sayu, aku sungguh sangat suka matanya dalam keadaan ini.
Kocokan terasa pelan namun perlahan mulai meningkat, sangat padat sekali toketnya, putih, bulat besar dan kini sedang dibelah oleh kontolku, dalam waktu singkat aku merasa sudah mau keluar saja.
" Ya tuhan aku benar benar seperti anak kecil, kok udah mau muncrat gini.. " gerutuku dalam hati.
Lalu tak lama Vera segera menghentikan kocokannya, dia mendorongku agar kembali tergolek di kasur dan dia menindihku lagi, Vera naik dan menduduki kemaluanku, namun hanya menggesekkan saja memek tebalnya ke kontolku.
Aku membeliak melotot merasakan dia sedang membelah sendiri memeknya dengan kontolku dalam posisi mendudukiku ini. Kali ini aku langsung tarik kepalanya mendekat lalu mengunci wajahnya dengan dua telapak tanganku dan mencium bibirnya dengan ganas!
Masa bodoh karena aku sudah di ujung sekali saat ini, Vera sedikit terkejut karena aku menariknya cukup kasar, dan aku mencium gadis cantikku ini habis-habisan.
" Ahh sayang kan belum selesai.. " komplainnya agak bete.
Aku tak peduli dan terus menyosorinya dengan sangat agresif.
" Kamu gila Ver, aku bener-bener udah gak kuat sayang.. "
" Bisa banget deh kamu bikin aku K.O ” jawabku meneruskan ciuman dibibir hangatnya.
Sambil melakukan Petting di kemaluan kami, tanganku pun meremas remas buah dadanya yang sejak tadi tak boleh kusentuh, kuremas dengan kuat sekali dalam ciuman bibirku yang panas, dan Vera sudah membiarkan aku untuk melakukan apapun yang aku mau lagi.
" Lebih keras yang.. Remes yang kuat Ughh... " pintanya meladeni ciuman bibirku.
Aku pun segera melakukannya, tampaknya Vera sudah sangat bernafsu sekali, terasa puting susunya sudah membesar dua kali lipat dan memeknya terasa amat basah sekali, belum lagi nafasnya yang sangat memburu.
Aku mendorong Vera dan menjadikan posisinya kali ini yang berada di bawah. Aku sudah tak bisa berpikir lagi dan ingin segera menyetubuhinya.
Tapi aku menaiki tubuh Vera dulu dan membalas perlakuannya tadi, dengan mencium bibirnya dan meremas toketnya brutal, Vera melingkarkan tangannya dileherku dan terus membiarkanku mempreteli dirinya dengan ganas, aku hisap dua puting susunya sama rata dikiri dan dikanan sampai bunyi cucupannya terdengar sangat nyaring.
" Gigit yaang... Ahhhh!.. " pekiknya saat langsung kuturuti kemauannya dengan menggigit puting susu merah jambunya itu.
Tidak seperti gadis lain yang normalnya memiliki puting berukuran kecil, puting susu Vera ini berukuran cukup besar dan sangat panjang mencuat keluar, sehingga membuatnya sangat enak untuk di susui atau dipilin dan dihisap.
" Sluurrpp.. Sluurpp.. Ahh Ver.. " suara dariku yang terus netek di dadanya sambil menatap matanya yang sudah amat sayu itu.
Aku mencucup-cucup habis-habisan, kugigit-gigit kecil sekitaran payudaranya itu hingga bercak-bercak merah mulai menghiasi toket putihnya.
Vera malah terus menyemangatiku dan mendesah tampak amat keenakan, melihat itu aku semakin kalap dan mencoba memasukkan toket putih itu kedalam mulutku, seolah ingin melahap habis seluruhnya! Namun tak bisa karena buah dada Vera telalu besar untuk ukuran mulutku.
" Say, jilat memek aku.. ” pintanya padaku dengan memelas.
Aku mengecup bibirnya sebelum langsung membuka kaki gadis cantik lebar-lebar, memek bersih tanpa bulu alias botak ini rupanya sudah berair sekali.
Aku kembali membalas perlakuannya tadi dengan menjilati terlebih dahulu sekitaran memeknya, seperti yang tadi dilakukannya. Sejak awal menidurinya, aku sangat suka sekali dengan wangi vaginanya yang sangat harum.
Vera sangat menjaga kewanitaannya dengan memberi pelembab khusus agar selalu wangi setiap saat, inilah yang membuatku semakin tergila-gila dengannya, belum lagi bentuk memeknya yang sangat tebal dan berwarna merah muda senada dengan kulit putih mulusnya yang seputih salju ini.
Aku mulai mengusap-usap daging labia bergelambirnya ini yang sangat merekah, Vera menatap sendu seolah menyuruhku segera melakukannya sambil menggigit bibirnya sendiri, secara reflek dia memegangi belakang kepalaku dan mulai mendorong wajahku untuk tenggelam di selangkangannya.
" Kamu mau aku hisep yang?.. " tanyaku menggodanya.
Dia mengangguk kencang seolah tak tahan lagi dengan nafsunya sendiri, aku pun tersenyum dan langsung menjilati daging merah itu, aku arahkan lidah dan bibirku untuk mengemut klitoris Vera.
" AHHH FAK!! ENAKNYA YANG.. " lengking Vera keras sekali.
Vera mendesah dan menengadah sambil jari-jarinya mencengkram sprei dengan kuat, dia terlihat sangat keenakan sekali ketika aku mencucup klitorisnya dan tak jarang aku gigit menggunakan ujung gigiku yang terang saja membuat gadis bertubuh langsing ini menjerit histeris menikmatinya,
Aku tak menyangka jika Vera punya nafsu seks yang besar sekali, mungkin ini hanya mitos saja, tapi dikatakan jika semakin besar nafsu seorang wanita maka bentuk klitorisnya biasanya juga akan besar, entah kebetulan atau tidak klitoris Vera cukup besar berbentuk seperti kacang merah.
Tak kurang 2 menit, dia memintaku memasukkan tiga jariku ke memeknya dan menyuruhku mengocoknya jariku dengan kuat, aku melakukannya dan Vera langsung teriak dan kejang-kejang seperti orang gila, dia menjambak rambutku lalu mulai meracau kotor sendiri.
Sejak hari awal aku cukup kaget, ketika ditengah-tengah permainan atau bila sudah panas, Vera akan mulai mulai bercakap kotor entah itu merendahkan dirinya sendiri atau merapalkan ucapan-ucapan yang seharusnya tidak keluar dari mulut gadis secantik dirinya.
Setelah itu tak lama kemudian aku merasakan semburan kuat keluar dari kelamin gadis bule ini, dan Vera langsung ambruk seperti orang tersentrum dengan mata memutih.
Aku tidur di sebelahnya dan memeluk memanjainya untuk membiarkannya menarik nafas sebentar.
5 menit kemudian Vera mulai bangun, dia menyuruhku duduk di kursi komputer yang ada di sebelah ranjangku. Vera segera merangkak turun dari ranjang dengan agak gontai dan segera duduk bersimpuh di depan kontolku.
" OOHHH VER.. " desahku mendongak ketika dia menyapih kontolku tanpa menggunakan tangan sama sekali.
Vera mulai mengulum kontolku dengan hanya menggunakan mulutnya saja, aku menyibak rambutnya dan memaju-mundurkan kepalanya yang sedang mengulum penisku, dia menatapku dengan tatapan yang dalam sekali.
Bulu kudukku rasanya berdiri dan aku terkulai menatap ke atas menikmati hisapan-hisapan Vera di kontolku, dia kadang menggelitik lubang pipis di kontolku dengan ujung lidahnya, yang membuatku semakin kelojotan nikmat, bahkan ketika dia mengulum buah zakarku aku menjambak kepalaku sendiri sambil meleguh keras, sangat nikmat!
Vera bernar-benar total sekali, dia berusaha memasukkan kontolku sedalam-dalamnya di kerongkongannya, aku pun segera menekan kepala gadis itu.
" Jangan dilepas sampai hitungan sepuluh sayang.. ” ujarku yang tidak dia jawab kecuali dengan tatapannya.
Beberapa kali Vera tersedak karena ukuran kontolku tidak berimbang dengan tenggorokannya, namun gadis bertubuh sintal ini terus mencobanya, setelah beberapa kali tinggal sedikit lagi bagian kontolku masuk seluruhnya di tenggorokannya, aku segera mengunci kepala Vera mendekapnya erat-erat agar tidak terlepas, dan aku mulai menghitung.
" 1.. " hitungku.
Sambil menikmati kontolku yang sudah amblas di tenggorokannya, memang belum mentok masuk seluruhnya namun memang itulah batasnya, Vera terus mencoba menahan kontolku dimulutnya agar tidak lepas dan menatapku binal, sekilas terlihat bentuk kontolku di tonggorokannya.
Aku terus menyekapnya hingga hitungan kelima.
" 5.. " lanjutku namun kali ini memegangi hidungnya agar ia tidak bisa bernafas.
" 8.. "
Vera tak meronta sama sekali dan sama sekali tak berkedip menatapku meski kulihat matanya sudah berair dan wajahnya sudah memerah bertanda dia sudah dibatasnya.
" 10.. "
" Fuaah!!.. " teriak gadis itu ketika akhirnya dia sanggup menahan kontolku ditenggorokannya selama 10 detik tanpa bernafas.
Dia tersedak-sedak sedikit, lalu aku segera memagut bibirnya dan mencium gadis luar biasaku ini.
" Yang ML.. " ujarnya disela ciuman bernafsu kami.
Aku terdiam dan mengelus pipinya dengan punggung jariku, kutatap wajah cantiknya ini yang kini meminta untuk disetubuhi, aku sungguh kagum dengan wajah cantiknya ini yang selalu ingin kuciumi.
" Boleh aku pake kamu lagi yang?.. " tanyaku memegang dagunya dalam keadaan wajah dekat sekali.
" Kok bilang gitu sih? Aku kan pecun kamu yang.. Kamu boleh pake aku kapan pun kamu mau.. " jawabnya langsung menciumku dan mengambil posisi tiduran.
Aku membasahi jariku dengan ludah lalu mengocoki kontolku sendiri melihat Vera kini sudah benar-benar mengangkangkan kakinya pertanda dia siap aku setubuhi lagi.
Dan segera aku mengarahkan kontolku kedalam memeknya lalu meniduri gadis cantik nan seksi itu dengan cepat.
" Ahhh!!.. " desah kami berbarengan.
Karena rangsangannya permainan yang sudah panas sejak awal membuat kami sama-sama sudah tinggi di permainan sebenarnya, aku menggenjotnya Vera yang mengangkang di bawahku sekitar 8 menit, melihat wajahnya yang terus menatapku dengan memelas itu membuatku tak kuasa menahannya dan tiba di ujung kenikmatanku.
" Keluarin di dalem aja yang.. Biar aku hamil.. " ujarnya yang dari tadi sudah mulai bercakap jorok.
Aku memejamkan mataku dan terus berkonsentrasi pada ejakulasiku, sementara Vera terus meracau tak karuan sambil mencengkram tanganku kuat sekali.
Dan dengan leguhan keras aku pun langsung menjerit nikmat dan berejakulasi di dalam memeknya. Aku mementokkan kontolku dan menyemprotkan air maniku di relung terdalam di memeknya.
" Uggh enak yangg!!.. " teriak Vera merasakan hangatnya semburan benihku yang kini membasahi rahimnya.
Setelah itu masih aku ambruk dalam posisi menindih Vera yang berbaring di bawahku, Vera memelukku dan mengelus rambutku, aku terengah-engah dalam dekapan Vera.
" Banyak banget yang sperma kamu... Hangat banget rasanya.. Muahh!!.. " celetuk Vera mencium leherku.
Kami sama-sama menarik nafas dalam beberapa menit, aku lalu mencabut kontolku dan langsung mengalir keluar cairan putih kental yang turun seperti air terjun dari memeknya, aku mengambilnya dengan jari telunjukku lalu kuarahkan telunjukku yang penuh cairan putih hasil hubungan intim kami ini kebibir tipis Vera.
Dia segera mengulumnya sambil memejamkan matanya menikmati rasa sperma di jariku dan menelannya, aku terpana melihat betapa liarnya Vera menghabiskan air maniku itu.
Kami pun berciuman lagi, lalu kulihat jam sudah jam 1 malam, cukup lama juga aku bersetubuh dengan Vera, aku segera mematikan lampu kamar lalu menarik selimut dan melindungi tubuh telanjang kami dari dinginnya AC yang baru terasa.
..............................
Vera tiduran agak menyamping, memelukku erat dan tiduran di dadaku seperti malam-malam sebelumnya, dan aku membelai lembut rambutnya sambil mengusap-usap punggungnya.
" Say, enak banget servis kamu, kamu bikin aku kayak orang gila tadi... " celetukku memujinya.
Ia hanya tersenyum menatapku, lalu dia menarik daguku, dan segera memagut bibirku mesra, terasa sekali Vera sangat nyaman bersamaku, seolah takkan habis satu malam untuk kami habiskan berdua.
Tangan kiriku turun dari punggung meremas-remas bongkahan pantat seksinya, selain toketnya aku juga suka sekali meremas pantat mengkelnya ini.
" Pantet kamu montok banget Ver.. " pujiku disela ciuman bibir kami.
Aku beranikan menusuk-nusukan satu jariku di anusnya, kupikir Vera awalnya akan marah saat dia menarik tanganku, namun rupanya dia malah mencucup jariku membasahinya dengan ludahnya sendiri lalu kembali mengarahkan jariku ke anusnya ketimbang menjauhkannya, Vera memejamkan matanya ketika satu ruas jariku masuk ke lobang pantatnya.
Aku jadi penasaran dan terus menatap wajahnya yang tampak keenakan ketika anusnya kugobel dengan jariku.
" Kamu pernah di anal Ver?.. " tanyaku kemudian.
Vera tak menjawabnya, dia hanya menggigit bibirnya sendiri sesekali mendesah kecil, dan aku tiba-tiba jadi kembali terangsang dan entah kenapa aku langsung kepikiran untuk menjajal anusnya yang sangat menggairahkan ini.
" Boleh gak aku pake pantat kamu sayang?... " tanyaku nekat dan penisku semakin menegang.
Vera membuka matanya, dan dia langsung menatapku, kali ini wajahnya jadi sayu lagi.
" Sebenernya dari kemaren aku udah pengen minta kamu buat sodomi aku, tapi aku takut kamu gak suka yang.. " jawabnya dengan nada yang menggoda.
Vera langsung bangkit dan mengambil posisi menungging, aku mendesis melihatnya yang kini seolah mempersilahkanku untuk melakukan anal seks padanya.
Seketika aku turut bangkit lalu meremas-remas pantat sekal Vera, pantatnya sangat montok sekali, bahkan dari belakang pun terlihat gundukan memek Vera yang sangat tebal.
Kuludahi dan kujilati lobang anusnya, aku sama sekali tak punya pengalaman soal ini sebelumnya, tapi aku tahu selain menggunakan pelumas, sebelum melakukannya anus pasangan harus diberi pemanasan terlebih dahulu.
Aku tahu soal ini karena sering ikut-ikutan menonton film porno bersama Mas Krisno dan Mas Yanto, yang mana mereka suka sekali menonton cewek di sodomi.
Terus ku Stretching anus Vera, awalnya hanya dengan telunjuk namun lama-lama kucoba tambahkan dengan jari tengahku, Vera hanya menunduk dan membiarkanku ‘memekarkan’ lubang anusnya karena pantatnya sangat sempit sekali.
Cukup lama kulakukan meski aku sendiri sudah amat tak sabar untuk segera menjajal lobang anusnya ini, tapi aku benar-benar ingin memastikan agar gadis cantikku ini tidak kesakitan dan nantinya kami sama-sama bisa menikmatinya.
Aku menyuruh Vera menungging lebih tinggi, aku mengangkat pantatnya tinggi-tinggi lalu aku mengambil pensil dari laci meja komputerku dan mengambil Baby Oil, aku melumuri pensil itu hingga rata, tak lupa aku menuangkan Baby Oil tadi juga ke lobang anus Vera,
Vera hanya menunduk pasrah, kucoba memasukan ujung tumpul pensil itu ke pantatnya, aku menyuruh Vera untuk tidak tegang dan merilekskan diri, dia menurut dan membiarkan pensil kayu itu mulai menembus lobang anusnya semakin dalam, aku memutar-mutarkan pensil itu agar lobang anus Vera mulai sedikit membuka.
Aku mengganti pensil tadi dengan dua ruas jariku, dan jari telunjuk serta jari tengahku sudah lancar keluar-masuk di anusnya namun ini masih belum cukup untuk ukuran penisku, aku bingung karena jujur saja aku benar-benar awam untuk urusan anal seks.
Setelah berpikir lalu aku dapat ide, aku meninggalkan Vera sebentar untuk turun dan pergi ke kamar lama Krisno di lantai bawah, lalu aku mencari koleksi Sex Toys di laci miliknya, karena aku ingat pembantuku ini punya hobi seks yang aneh dan dia juga sering memakai jasa waria, pastilah dia punya Stuff yang cocok untuk itu.
Aku masih membongkar kamar lamanya ini, benar dugaanku banyak Sex Toys aneh-aneh yang aku sendiri tidak tahu untuk apa kegunaannya, aku hanya mengambil sebuah dildo yang bisa di pompa dari lacinya, lalu aku kembali ke kamar, Vera sedikit bingung melihat benda yang aku bawa.
" Say itu apa? " tanya gadis manis ini saat aku kembali.
" Ini alat bantu seks sayang punyanya Mas Krisno.. Udah kamu tenang aja pokoknya rileks terus ya jangan tegang.. " ujarku sok ide sambil mengecup dahinya.
" Hhmmmm iya sayang... " angguknya menurut manja.
Aku mulai memasukkan dildo berbentuk Elips itu kedalam lubang anusnya, Anal Pump Plug ini memang alat seks yang ditujukan untuk memperbesar lobang anus, dengan cara memompa bagian yang digenggam sehingga plastik karet yang sudah di dalam anus yang tadinya berukuran kecil pun menjadi besar seiring dengan tempo pompaan dari tanganku.
" Pssssh, pesssssh pessshhhh... " bunyi alat itu ketika aku pompa dengan perlahan, Vera mendesis.
" AHH.. Sayang, alatnya tambah gede yang... "
" Pantat aku rasanya penuh banget.. Ughh.. " pekiknya sambil mulai menggeliat.
Aku diam dan malah mendesis melihat geliat tubuh Vera yang melengkung dan juga desah kesakitannya, entah kenapa aku suka sekali melihatnya seperti ini.
Sengaja aku memompanya langsung keukuran paling besar, karena dengan ukuran penisku pastilah sulit untuk masuk ke lobang anus Vera jika lobangnya tidak terbuka lebar dulu. Setelah membiarkannya beradaptasi sejenak segera aku memompanya lagi dengan cepat.
" Ahhh sayaang.. " ringis Vera kesakitan tapi dia malah mengocok memeknya sendiri dengan jarinya.
Sekitaran 20 menitan aku terus memompa dan mengempiskan alat itu, sekarang lobang anus Vera tampaknya sudah cukup di Stretching, aku pun menarik keluar alat itu saat pompaannya mungkin berada di ukuran paling besarnya.
Dan ini membuat Vera meraung dan menjerit sangat keras ketika alat itu kutarik keluar dengan pelan.
" Arhhh, sayaang!!..... " teriak Vera sambil menunduk dan mencengkram sprei sekuat yang dia bisa.
Setelah alat itu keluar aku terdiam melihat lobang di pantat Vera yang kini sudah membuka besar dan terlihat sangat menggiurkan sekali lubang yang menganga di duburnya itu.
Segera aku memeluk Vera dari posisi menunggingnya itu dari belakang, aku menciumnya dan menenangkan gadis cantikku itu. Napas Vera tersengal-sengal cepat, matanya berkaca-kaca dan air matanya sedikit keluar di samping matanya.
" Maaf ya sayang, sakit banget ya?.. " ujarku sambil mengusap air matanya.
" Eng.. Engga kok sayang gpp... " jawabnya berusaha tegar, aku terus mencium pipinya mesra dan menenangkannya.
" Sekarang coba tusuk yang, tapi pelumasin dulu ya.. " celetuknya bahkan juga sudah tak sabar.
Segera aku bersiap dan tak sabar untuk segera eksekusi pantatnya yang super seksi itu.
Langsung kutuangkan Lotions ke liang anusnya dan mengolesinya juga ke penisku, lalu bersiap menjejalkan kelaminku ke lobang pantatnya.
Aku berdebar-debar dan antusias sekali merasakan anal seks pertamaku.
Kucoba pelan-pelan memasukkan kepala kontolku kedalam pantatnya, aku tak bisa melihat ekspresi wajah Vera karena dia hanya menunduk sambil menungging membiarkanku menembus anusnya.
Agak sulit dan butuh beberapa kali usaha hingga akhirnya kudengar desahan darinya saat ujung kemaluanku tercelup juga ke lobang yang seharusnya tidak digunakan untuk berhubungan badan.
" Ahh dorong terus yang.. Masukin lebih dalem.. " ujarnya tampak larut dalam keseriusan.
Terus secara perlahan kumajukan kelaminku itu agar masuk semakin dalam ke pantat semoknya, napasku mendengus merasakan ketatnya lubang ini dan sensasinya jauh lebih yahut dari lubang yang biasa!
" Enak bener Ver.. Kamu gak sakit kan sayang?.. " tanyaku padanya sambil mendekatkan wajahku ke wajahnya.
Gadis cantik ini hanya menggeleng kemudian dia mengesampingkan wajahnya dan kami berciuman sebelum kumulai penetrasiku untuk kali pertama di lubang duburnya.
Vera mendesah dan dia terlihat sangat menikmatinya, jari lentiknya mulai menggesek-gesek sendiri memeknya seiring dengan aku yang menyodominya dari belakang.
Aku tak tahu apakah Vera sudah pernah di sodomi atau tidak sebelumnya, tadi dia tak menjawabnya ketika kutanya dan aku pun tak enak untuk menanyakannya.
Tapi terlihat dari ekspresinya yang langsung keenakan saat di anal sepertinya menunjukkan bahwa dia sudah pernah melakukannya dan itu wajar karena aku rasa lelaki manapun pasti akan sangat tergiur untuk mencicipi lobang anus Vera, karena pantatnya memang menggoda sekali, montok dan sangat bahenol!
..............................
Beberapa hari yang lalu Vera sedikit menceritakan masa lalunya padaku, dia mengaku sudah sangat sering di tiduri lelaki, awalnya aku tidak terima mendengar kejujurannya, hatiku kembali terluka dan aku sangat terganggu dengan itu, namun setelah mendengar ceritanya aku jadi sedikit mengerti tentang pahit kehidupannya.
Pada awalnya keperawanan Vera direnggut oleh paman asuhnya ketika umurnya baru 13 tahun, Vera sejak kecil sudah tinggal bersama paman asuh dan anak-anaknya, karena ibu Vera orang asli Jepang, dan ayahnya yang orang Kanada itu sama-sama memutuskan untuk berpisah dan kembali ke negara mereka masing-masing.
Mereka meninggalkan Vera kecil bersama orang kepercayaan ibunya itu, nah paman asuhnya dan para anaknya itulah yang mengajarkan Vera seks, pamannya mulai menyetubuhinya ketika gadis cantik itu masih kelas 1 SMP.
Mereka meninggalkan Vera kecil bersama orang kepercayaan ibunya itu, nah paman asuhnya dan para anaknya itulah yang mengajarkan Vera seks, pamannya mulai menyetubuhinya ketika gadis cantik itu masih kelas 1 SMP.
Ketika Vera SMP bentuk tubuhnya tidak normal seperti gadis pada umumnya, mungkin karena Vera seorang bule hingga hal itulah yang membuat proses pertumbuhannya sangat cepat.
Dalam usia itu Vera sudah memiliki tubuh yang tinggi dan sudah tampak ‘berbentuk’ sekali seperti gadis berusia 20 tahunan, hal itulah yang menjadikan pamannya gelap mata karena melihat Vera yang mulai tumbuh dengan seksi, dia dan ketiga anak laki-lakinya mulai keranjingan memperkosa Vera.
Bahkan setiap malam ayah asuhnya itu terus menyetubuhi Vera kecil dan menjadikan itu rutinitas, hal tersebut terus berlangsung hingga 3 tahun lamanya.
Bahkan setiap malam ayah asuhnya itu terus menyetubuhi Vera kecil dan menjadikan itu rutinitas, hal tersebut terus berlangsung hingga 3 tahun lamanya.
Ketika masuk SMA Vera berniat sekolah di Jakarta, dia nekat merantau seorang diri sembari bekerja paruh waktu dan masuklah dia ke sekolah yang sama denganku, Vera sekolah sambil bekerja sambilan dari kafe ke kafe untuk membayar uang kostannya dan biaya sekolahnya.
Aku cukup kagum mendengarnya dan salut dengan usaha Vera yang tidak kenal menyerah itu, namun sepertinya Vera selalu salah memilih dalam urusan asmara, dia sering di bohongi oleh pacarnya karena rata-rata mantan Vera punya perbedaan usia yang terpaut jauh darinya.
Vera yang terlalu polos ini pun dengan mudahnya mereka akal-akali atas nama cinta dan iming-iming tanggung jawab.
Vera yang terlalu polos ini pun dengan mudahnya mereka akal-akali atas nama cinta dan iming-iming tanggung jawab.
Karena sering bergaul dengan orang dewasa, Vera pun mulai rusak dan dia sering berhubungan dengan banyak laki-laki tanpa status, dia mana sudah pasti mereka mendekati Vera hanya untuk merasakan keseksian tubuh Vera.
Setelah itu pergaulan Vera sudah tidak beres lagi, dia sering di ajak kelayapan malam-malam pergi ke klub-klub dan keluar-masuk stadium, dimana selama disana dia dibuat mabuk lalu digrepe-grepe oleh banyak cowok, dan puncaknya gadis lugu ini mulai mengenal, narkoba, ineks dan seks bebas dari sana.
Hidup Vera mulai bermasalah, sekolah serta pekerjaan sampingannya terganggu akibat pergaulan di dunia malamnya itu.
Vera jadi jarang sekolah karena selalu pulang pagi, bahkan dia pun sering diusir dan selalu berpindah-pindah kostan karena sering ketahuan membawa teman prianya ke kamar.
Beberapa kali Vera harus menumpang tidur dikostan temannya, sungguh hidup Vera sangat kacau pada waktu itu.
Anti klimaksnya adalah ketika dia harus membuat perjanjian agar bisa naik kelas ke 3, atau biasa disebut naik bersyarat, dengan catatan dia sama sekali tidak boleh membolos sekolah lagi.
Disitu Vera mulai meninggalkan dunia malam dan dunia Free Sex nya, dia benar-benar ingin fokus minimal menamatkan sekolahnya, lalu mencari uang untuk membayar kostannya.
6 bulan sudah Vera mengaku telah meninggalkan dunia gelapnya padaku dan amat fokus pada UAN yang telah di depan mata.
Saat itu seperti yang kalian tahu, Vera sangat bingung mencari uang tunggakan sekolahnya, bahkan dia berniat menjual dirinya ke salah seorang temannya, tapi dia urungkan dan berusaha mencari jalan keluar lain.
Akhirnya atas saran Rasti sahabat sekaligus teman sekelas Vera, memintaku untuk membantu si gadis bule itu, dari situlah awal mula aku dan Vera hingga bisa seperti sekarang ini.
Dari Rasti jugalah aku mendengar cerita Vera bahwa dia berniat menyerahkan tubuhnya ke teman pria yang sering menggandengnya di tempat dugem dulu, dengan tegas Rasti melarang Vera dan langsung menawarkan bantuanku sebagai solusi padanya.
Rasti pun tak mau jika hidup Vera akan kembali seperti dulu karena berkat Rasti jugalah dia jadi berubah dan meninggalkan dunia gelapnya.
Awalnya Vera menolak untuk meminta bantuan dariku karena kata Rasti Vera tak ingin aku mengetahui tentang kehidupannya yang berantakan itu, ternyata Rasti sudah dari dulu tahu bahwa Vera suka denganku dan dia sering menanyakan tentangku kepada Rasti.
Aku dan Rasti memang sudah dari SD, SMP dan SMA satu sekolah sedangkan Rasti akrab dengan Vera karena mereka 3 tahun sekelas dan satu bangku.
Hal itu yang Vera percaya dan tak sungkan untuk menceritakan kehidupan pribadinya kepada Rasti, lebih jauh Vera bahkan mengaku selalu bermasturbasi sambil melihat foto Instagram ku pada sahabatnya itu.
Tapi berkat paksaan Rasti, Vera memberanikan diri menelpon dan meminta bantuanku atas masalah tunggakannya.
Kata Rasti jika saja pada waktu itu aku tak mengangkat telepon Vera, Vera sudah bulat hati akan menelpon teman dugemnya untuk menawarkan tubuhnya demi mendapatkan pinjaman uang tersebut, dan sudah pasti malamnya lelaki itu akan langsung menjemput Vera dan menjadikan gadis itu pelacur ke teman-temannya.
Begitulah, mungkin nanti di lain kesempatan aku akan meminta Vera menceritakan lebih detil perihal masa lalunya yang ternyata sangat kelam itu.
..............................
Perlahan tapi pasti aku memaju-mundurkan kontolku kedalam lobang anusnya, anus Vera sangat-sangat sempit, terasa sekali otot-otot pantatnya amat mencengkram penisku, dan sungguh ini benar-benar nikmat!
Vera meringis saat kuhentak hingga mentok kontolku di pantatnya karena sejak tadi ada setengah bagian yang belum masuk.
Kini kontolku sudah masuk sepenuhnya dan kembali aku menenangkannya, wajahku terus berada di sebelah wajahnya agar dia terus merasa nyaman.
Nafsuku sudah tinggi sekali, tanganku terus meremas-remas buah dadanya yang tergantung bebas kebawah dan aku menyingkap rambutnya yang sudah menutupi wajah cantiknya, dari samping aku terus menciumi tengkuk jenjang Vera.
Dia tampaknya sedang berusaha menstabilkan nafasnya, karena itulah aku sengaja mendiamkan kontolku dulu agar dia terbiasa, kini perut rataku mentok dan mengenai pantat bulatnya.
" Ayo sayang sodomi aku.. " pintanya padaku.
Aku memagutnya lalu mencium bibir Vera yang sudah seunggukan itu, dan sesuai permintaannya mulai kupompa kontolku dilobang anus Vera.
" PLOOPP.. PLOOPP.. PLOOP.. " suara yang terdengar dari hantaman pelan kontolku di anusnya.
" Ketat banget anus kamu sayang.. " racauku mulai merasakan sensasi luar biasa anal seks ini.
Sungguh, rasanya 1000 kali lebih nikmat dari pada di memek, meskipun kuakui memek Vera sendiri sudah sangat nikmat, tapi saat ini sepertinya aku harus melupakan rasa legit memeknya dulu ketika merasakan anusnya yang seakan membuatku merasakan surga dunia dalam arti yang sebenarnya.
Vera juga sudah mulai mendesah menikmati genjotanku, dari genjotan perlahan naik ke tempo yang lebih cepat.
Gadis ini menyuruhku menjambak rambutnya dan menghentaknya dengan kasar, aku melakukannya bak seorang matador yang sedang menunggangi kuda betina, kuda betina cantik yang sangat montok dan seksi di anusnya.
Sekitar 7 menit akhirnya aku sudah tidak sanggup lagi, aku meleguh keras, dan dengan sekuat tenaga aku menumbuk pantat Vera sekeras-kerasnya dalam Doggystyle ini.
Vera menjerit histeris dan mulai muncrat-muncrat cairan bening dari memeknya, namun tak menghentikan tumbukanku dan terus memburu ejakulasiku sendiri seolah aku ingin menghancurkan pantat seksinya itu.
Di detik berikutnya aku membenamkan penisku sedalam-dalamnya dan langsung menembakkan spermaku di dalam anusnya.
" AHHH VER... " dengusku penuh nikmat.
Aku merasa puas sepuas-puasnya karena aku baru saja memejui dan memakai pantat gadis paling cantik disekolahanku itu, gadis yang selalu menjadi bahan colian kami, Vera yang sempurna.
Kucabut penisku dan aku langsung ambruk, nafasku tersengal-sengal, Vera pun begitu nafasnya juga tampak memburu namun dia langsung merayap dan mencaplok kontolku dengan mulutnya sambil menatapku lagi dengan pandangan sayu khasnya.
" Gila kamu sayang... Uhh!!.. " racauku seketika ngilu karena baru saja ejakulasi dan sudah langsung disedot saja kepala kontolku yang masih amat sensitif ini olehnya.
Vera mengemut kontolku yang berlumuran sperma dari lobang pantat seksinya itu, aku hanya bisa menggelinjang merasakan hisapan darinya, kemudian kutarik dia kembali tiduran disebelahku dan kubelai tak lupa kukecup keningnya, dia benar-benar kelelahan sepertinya lalu kami pun beristirahat.
..............................
Subuh sekitar jam 5 pagi aku terbangun karena dinginnya AC, kulihat Vera disebelahku sudah lebih dulu sudah bangun, dia tak melepaskan sama sekali pelukannya di dadaku dan mengelus-elus dada bidangku dengan jari lentiknya.
" Loh udah bangun ya sayang?.. " tanyaku, dia tak menjawab dan langsung mencium bibirku mesra.
Bibirnya terasa kering dan dingin, ciuman kami semakin terasa resap dan aku mulai meraba paha putih halusnya. Entah kenapa rasanya kami selalu ingin menghabiskan waktu berdua begini di atas kasur.
" Aku kepengen lagi yang... " celetuknya di sela ciuman kami sambil membuka matanya.
Aku mengelus lagi wajah cantiknya yang terlihat sangat imut dalam kegelapan lampu kamar yang tak di nyalakan ini.
" Nafsu kamu gede banget Ver.. "
" Kamu bener-bener suka aku entotin terus?.. " tanyaku padanya.
" Ehmm.. Mmph..... " angguknya manja.
" Aku pengen muasin kamu terus yang.. "
" Dan aku bakal lakuin apapun buat kamu... " Vera tetap konsisten dengan ucapannya itu seperti sejak saat awal dia bersamaku.
Aku menatap wajah pasrahnya itu, dan nafsuku kembali meninggi terlebih setelah merabai toket gedenya, aku segera menindihnya dan mencium bibirnya lagi, kali ini sangat ganas dan tanganku bergerak meraba-rabai setiap senti lekuk tubuhnya.
" Aaaah….. Ahhhhh... Iya sayang aku suka kamu agresif gini.. " desah Vera saat kucumbui tubuh seksinya.
" Yang buka mulut kamu... " pintaku.
Dia membuka mulutnya, lalu aku menuangkan ludahku kedalam mulutnya. Vera menjulurkan lidahnya menyambut ludahku, dan segera menelannya.
" Sini sayang aku entot lagi kamu.. " aku menarik tangannya bangkit dari tidurnya.
Kutuntun dia berdiri dan membawa Vera kedepan meja rias, dia berdiri menghadap cermin dan aku meraba-rabai tubuh sintalnya ini dari belakang, aku sengaja ingin melihat ekspresi wajah cantiknya dari depan cermin itu saat nanti dia kusetubuhi.
Penisku sudah menegang dan aku tempelkan di pantat bundarnya, terasa memek Vera sudah basah sekali, gairahnya memang luar biasa.
" Uhh sayang.. " desah Vera memejamkan matanya saat kucium leher jenjang, kuping, dan kugigit pelan bahunya.
Tanganku melingkar di pinggang langsingnya dari belakang dan tak tentu saja bergerilya juga di toket bulatnya itu, Vera sepertinya keenakan sekali saat aku cumbui seluruh kecantikannya ini.
" Ayo yang entotin aku.. " celetuknya pelan.
" Kamu mau aku tusuk dimana?.. " tanyaku berusaha mengetahui apa yang dia inginkan.
" Anal lagi.. " jawabnya tak ragu.
Aku mendenguskan nafas beratku ke lehernya mendengar jawaban itu.
" Kamu suka aku pake pantet kamu ya?.. "
" He..eh.. Abisnya kontol kamu gede banget yang.. " Vera semakin panas.
Aku terdiam dan larut dalam nafsuku, segera aku mengarahkan penis tegangku ke lobang duburnya, Vera meludahi tangannya dan langsung mengoleskannya ke kontolku sebelum membiarkanku menyodominya.
Kepala penisku kudorong pelan ke liang anusnya, Vera sedikit menungging kedepan karena kami melakukannya sambil berdiri, terasa pantatnya masih agak lembab bekas pejuku sebelumnya.
Ketika kepala penisku sudah masuk ke lobang analnya, aku segera menatapnya dari kaca untuk melihat ekspresi seksinya, dia menggigit bibir bawahnya sendiri menikmati tusukan kontolku yang perlahan merangsek ke anusnya.
" Ohhh... Brengsek enak bener!!.. " Vera melirih dengan cakapan kotornya lagi sembari memejamkan mata dengan muka yang terlihat sangat keenakan.
" Sakit yang?.. " tanyaku sambil menyingkap rambut panjangnya yang tergerai lurus kearah samping.
Ia menggeleng pelan, lalu aku melanjutkan dengan menggenjot pelan agar dia menikmati penetrasi di lobang anusnya, aku menciumi leher jenjangnya dan meremas-remas toket besarnya.
Vera sudah terbawa suasana sekali dan mulai meracau dengan kalimat-kalimat jorok, tampaknya kecupan mesra dileher adalah kelemahannya.
" Yang.. Cupangin aku pliss.. Cupangin pelacur kamu ini!!.. " pintanya lantang memegangi rambutnya yang tergerai ke samping agar mengekspos leher putihnya.
Aku yang juga sudah panas pun tanpa kompromi langsung melakukan apa yang dia suruh sambil menyodominya dari belakang, aku gigiti pelan leher Vera dan kembali kulihat ekspresinya.
" AHHH!!! FAK!!.. " ringis Vera kemudian terlihat bercak merah di lehernya.
Aku memagut bibirnya setelah kucupangi lehernya, dengan memegang pahanya dan aku sodomi sambil berdiri dia dari belakang, Vera terus-terusan saja memintaku untuk menggaulinya dengan kasar.
Terpengaruh dengan rapalan kasar dan jeritnya, aku pun menunggangi tubuhnya seperti yang dia mau, aku tarik kedua tangannya kebelakang dan kuhajar dia dengan sangat cepat via lobang anusnya dan intensitas tinggi ini membuat spermaku terasa sangat cepat sekali ingin segera keluar.
Selain karena bool Vera yang sangat sempit, mungkin juga karena aku terpengaruh dengan kata-kata kotor yang Vera lontarkan dan sekejap membangkitkan nafsuku hingga membuatku merasa panas terbakar kata-katanya itu.
Aku tak terlalu yakin tapi yang jelas dari sini aku mulai merasa kalau aku sudah kecanduan dengan kenikmatan pantat besar Vera.
Beberapa menit kemudian aku mendekap mengunci tubuhnya kasar dan memompanya semakin kuat, hingga bunyi hentakan kontolku yang menghantam pantatnya terdengar nyaring sekali.
Vera meraung dan gadis berambut panjang ini langsung orgasme, cairan bening kembali turun membasahi paha dalamnya hingga ke karpet.
Aku kembali fokus dan mengejar puncak kenikmatanku, setelah ledakan itu akan sampai, aku segera mencabut kontolku di lobang anusnya.
Vera paham, dia langsung berbalik badan dan segera duduk bersimpuh membuka mulutnya tepat dibawahku, dia menatapku kosong namun sangat binal sekali wajahnya, aku mengocok kontolku di depan wajahnya dengan mulut yang sudah menganga menunggu spermaku.
" Creettt…. Creeeettt... "
Lima kali kontolku menembakkan spermanya, Vera terus menatapku bahkan dia tak berkedip sama sekali ketika semprotan air maniku mengenai wajah cantiknya!
Dia menampung semua sperma itu di mulutnya, dan memperlihatkannya padaku ketika mulutnya sudah penuh dengan cairan putih kentalku.
Dan gadis berpayudara besar ini pun langsung menelan semuanya setelah sebelumnya dia mengkumur-kumurinya sebentar.
Aku terdiam, aku terus menatapnya yang kini masih melihatiku dan memamerkan lidahnya pertanda dia sudah menelan habis spermaku.
Kubiarkan dia kembali mencaplok kontolku menggunakan mulutnya, membersihkan sisa sperma yang masih ada, kuluman Vera ini benar-benar dahsyat sekali!
Dia seperti sedang memerah kontolku agar sisa-sisa tadi keluar semua, lalu dia meratakan sperma yang ada di dagunya dengan jarinya dan mencucupnya habis.
Dia seperti sedang memerah kontolku agar sisa-sisa tadi keluar semua, lalu dia meratakan sperma yang ada di dagunya dengan jarinya dan mencucupnya habis.
Bahkan saat dia melihat ada sperma yang menetes di karpet segera dia menjilatinya sambil merangkak. Vera benar-benar total, dia sungguh binal!
Aku menarik Vera ke kursi, mendudukannya dan membuka kakinya lebar-lebar, kulihat memeknya yang dari tadi belum aku sentuh berkedut-kedut, dia menatapku manja.
Tahu apa yang dia inginkan aku langsung melahap memek tebalnya ini, kucucup habis-habisan, Vera mendesah dan kembali menggila, aku masukkan 2 jariku ke memeknya dan mengocoknya cepat, Vera mendesah semakin hebat hingga tak butuh waktu lama untuk Vera orgasme, cipratan cairan bening lagi-lagi keluar dari vaginanya.
Dia terengah-engah, aku menindih dan duduk di atas pahanya yang saat ini sedang terduduk di kursi dan segera memagut bibirnya, kami berciuman dan berpelukan sambil Vera memangkuku.
Begitulah hari ini, aku terus melakukan anal seks pada Vera seharian ini, aku benar-benar kecanduan untuk terus memakai anusnya yang ketat itu.
Aku menyodomi Vera di bawah guyuran air Shower saat kami mandi bersama, juga di meja makan, di samping mobil dan kembali ke kamar hingga siang hari. Aku benar benar bahagia bisa memiliki Vera sebagai objek pemuas nafsuku kapan pun aku inginkan.
..............................
Jam 5 sore, kami sama-sama menonton film porno.
Vera memeluk aku yang tiduran di sebelahnya, kami sama-sama telanjang bulat, sambil menonton aku meremas-remas dada besarnya yang sangat membuat gemas ini karena bentuknya yang bulat tegak, kontolku sudah tegang sekali akibat pengaruh film yang kami tonton dan juga rangsangan kami masing-masing, Vera terkadang menolehkan kepalanya agar kami bisa berciuman.
" Besok jadi?.. " tanyanya menatapku dari samping.
" Iya jadi sayang... " jawabku sembari mengecup mata cantiknya.
Besok kami rencananya akan membeli beberapa peralatan seks guna memaksimalkan fantasi-fantasi kami.
Tadi kami sudah membicarakan hal itu, Vera mengatakan bahwa dia ingin di entoti dalam kondisinya yang tidak berdaya, seperti waktu aku ikat-ikat dia saat sesi foto beberapa minggu yang lalu, mendengarnya aku pun jadi terangsang sekali untuk melakukan Soft-Bondage padanya.
" Tapi nanti kalo kamu gak nyaman kamu bilang aja ya sayang.. " ungkapku.
" Lah sayang.. Aku kan pecunnya kamu, jadi kamu gak perlu peduliin ato minta izin ke aku, lakuin aja apa yang kamu mau, fantasi paling liar kamu, aku bakal lakuinnya sayang... " Vera menatapku dengan serius.
Aku kembali mencium bibirnya melihat kepasrahan dan betapa menurutnya dia padaku, lalu kami kembali fokus ke video porno yang aku putar di Home Theater ruang tengah rumahku.
Kebetulan film yang aku pilih adalah film Maria Ozawa yang judulnya “ The Queen of DAS ” yang mana di salah satu Scene yang paling melegenda itu, Miyabi sedang melakukan Mega Gangbang yang pasti akan selalu dikenang di dunia film biru di setiap generasi.
Vera yang membelaiku dari samping terus melirik aku yang sangat serius menontonnya sambil mengocok kontolku sendiri.
" Yang... " panggilnya lagi memecah konsentrasiku.
" Ya?.... "
" Kamu suka banget kayaknya ya ngeliat cewek itu diperkosa?.. ” tanyanya.
" Eeh.. i..iya suka... Kenapa emang?.. " aku agak terbata menjawabnya..
Vera terus menatapku, kali ini dia mendesis dan wajahnya langsung menjadi sayu.
" Hmmm, kalo cewek itu aku gimana? Kamu suka gak ngeliat aku diperkosa orang?.. " katanya dengan manja yang membuatku terkejut.
Darahku langsung berdesir dan perasaanku jadi aneh mendengar pertanyaannya, memang saat melihat dia di grepe-grepe oleh dua pembantuku ketika sesi foto dulu sangat membuat aku terangsang melihat tubuh seksi putih mulusnya itu mereka preteli.
Apalagi ekspresi Vera ketika begitu terlihat Innocent dan pasrah sekali hingga membuatku sedikit tak rela, namun kini membayangkan dia di entoti oleh mereka berdua kembali membuatku jadi berdebar-debar.
Apalagi ekspresi Vera ketika begitu terlihat Innocent dan pasrah sekali hingga membuatku sedikit tak rela, namun kini membayangkan dia di entoti oleh mereka berdua kembali membuatku jadi berdebar-debar.
" Ah Ver kamu ada-ada aja deh.. " kataku berusaha tak terlalu menanggapinya.
Namun Vera semakin mendekapku, dia duduk dipangkuanku dan mendekatkan wajahnya ke kupingku, aku merinding saat dia mengecup leher dan mengendus tengkukku.
" Emm sayang... " bisiknya penuh nafsu di kupingku.
" Ayo dong sayang.. Aku tau kamu pasti kepengen juga kan ngeliat aku di entotin cowok lain.. "
" Kan cuma sekedar kepuasan doang, setelahnya aku tetap milik kamu kok, I’m Yours!!.. " desis Vera di kupingku agar permintaannya kembali kuturuti.
Aku kembali meneguk ludah mendengar segala rayuannya ini yang membuatku sangat terangsang sekali, aku mengangguk begitu saja dan akal sehatku seakan hilang, Vera tersenyum dan langsung mencium bibirku.
Aku sungguh tak menyangka kalau Vera benar-benar seagresif ini dan ini di luar ekspektasi awalku terhadapnya.
" Gimana kalo aku di pake sama dua pembantu kamu itu aja yang?.. ” celetuknya yang kembali membuatku tercekat kaget.
Aku masih diam dan menatap wajah imutnya ini, jujur aku makin terangsang mendengar Vera malah menawarkan dirinya sendiri untuk di zinai dua pembantuku itu.
Sebenarnya tanpa sepengetahuan Vera aku sering melihat hasil sesi foto kami beberapa waktu lalu dimana tubuh putih telanjang Vera yang terikat lakban berada ditengah-tengah mereka seolah akan segera menikmati tubuh gadis yang baru saja mereka culik, dan melihat File itu saja sudah akan membuatku muncrat, apalagi jika melihat Vera benar-benar disenggamai dua laki-laki tersebut.
Namun aku harus berdebat dengan diriku sendiri saat ini untuk merealisasikannya, karena jujur saja dia terlalu sempurna untuk melakukannya.
" Serius Ver kamu mau?... " tanyaku sambil membelai pipinya.
Vera tak menjawab, dia hanya memejamkan mata lalu menggigit bibir bawahnya dan mengangguk penuh kepasrahan, tampaknya dia sendiri benar-benar tak sabar dengan itu dan aku pun langsung memeluknya, kuciumi lehernya yang berbekas merah bekas cupanganku malam tadi, Vera menarik wajahku dan kami langsung berciuman ganas.
Kami pun segera bersetubuh lagi dan lagi sepanjang malam ini, aku terus menikmati gadis cantikku itu dan memadu kasih bersamanya hingga akhirnya kami sama-sama tertidur dalam kepuasan.
p
EmoticonEmoticon