Sore ini hujan turun dengan derasnya dan membuatku jadi malas kemana-mana karena musim memang sudah masuk ke musim hujan.
Seharian ini aku hanya duduk di sofa bermain Game di Console milikku, sedangkan Vera hanya tiduran saja dipahaku sambil memainkan Gadget nya.
" Ver… "
" Veraaaa… " panggilku lagi, karena gadis cantik itu tampak begitu asik ketawa-tawa sendiri memijat-mijat ponsel pintarnya.
" Eh iya apa sayang?.. " Vera langsung bangun dan merayap kearahku.
" Ngapain sih? Seru banget.. " tanyaku.
" Engga kok ini lagi liat meme lucu di IG sayang… " jawabnya sambil melingkarkan tangannya di leherku manja.
" Ohhh… Gak bales-balesin DM cowok-cowok itu kan?.. " sambungku curiga.
" Yee apa sih.. " dia mencubit pinggangku.
Kalo Vera sudah mulai main Handphone nya pasti aku langsung cemburu, tiap kali aku cek media sosialnya seperti di Twitter dan Instagram ataupun Whatsapp nya, banyak sekali yang nge-Add dan Chat-Chat dari orang yang mengajaknya kenalan, meskipun Vera tidak pernah membalas tapi tetap saja membuatku cemburu.
Apalagi saat membaca Inbox Instagram nya itu, pasti darahku langsung naik melihat Chat mereka yang kurang ajar pada Vera, seperti menanyakan berapa harga VCS, atau tarif booking semalam.
Bahkan yang lebih parah lagi banyak yang mengirimkan foto kemaluan mereka!
Bahkan yang lebih parah lagi banyak yang mengirimkan foto kemaluan mereka!
Bagiku itu sudah kelewatan sekali, meski kuakui dulu pandanganku pun juga begitu terhadapnya, itu karena postingan-postingan foto Vera yang terlalu seksi, tapi aku tak sekurang ajar itu sampai memfoto kemaluan sendiri dan mengirimkan ke dia.
Paras cantik dan tubuhnya yang sangat aduhai itu memang menjadi sarana yang pas untuk menjadi bahan coli dengan foto-foto seksinya, tapi sepertinya bukan aku saja yang melakukan hal tersebut, Followers nya yang sudah mencapai 3,8 juta tampaknya juga melakukan hal yang sama.
" Enggalah sayang… Tadi sekalian milih-milih tawaran endorse doang kok.. "
" Seneng deh kalo kamu Jealous gitu…. Emuaaaaah…. " sambungnya lagi menarik wajahku yang dari tadi masih fokus di layar kaca dan mengecup bibirku.
" Main game terus.. Biar di anggurin aja aku.. " rajuknya sambil memukul manja tanganku karena melihatku yang tak antusias membalas ciuman bibirnya.
" Ntar dulu sayang, ini lagi ngelawan bosnya… " jawabku mencuekinya sejenak dan fokus karena sudah tanggung.
Ia malah tambah merajuk.
Sebenarnya sudah beberapa hari ini aku tidak membelai Vera, karena dia sedang menstruasi makanya aku agak bete juga, padahal di musim hujan ini justru berbagi kehangatan bersama pasangan adalah solusi terbaik mengisi kemageran.
" Lagian kamunya masih halangan Ver, ntar aja kalo udah engga baru deh… " celetukku sekenanya.
" Lah jadi kalo aku halangan, kamu gak mau?.. " tanyanya dengan nada ngambek.
" Bukannya gak mau manis.. Cuman kalo kamunya lagi halangan gitu gimana coba mau dipaksain.. " jawabku.
" Ya kan bisa aku oralin, atau anal aja, dasar alesan terus aja mau main game kamu kan!!.. " Vera semakin merajuk.
" Yaudah aku main HP lagi aja kalo gitu!.. " kali ini dia mengambil ponselnya dan kembali ke kasur.
Aku biarkan saja, karena memang aku lagi getol-getolnya main Game sekarang.
Beberapa menit kemudian kulihat Vera dibelakangku sesekali mencuri pandang kearahku sambil memainkan HP nya dari cermin besar di depan kami dengan muka kesal, memang Vera kalau sudah minta dilayani dan sedang birahi maka dia akan menjadi agresif sekali.
Bahkan beberapa kali saat aku sedang jalan dengannya, dia tiba-tiba birahi dan memintaku melakukan Quick Sex padanya. Pernah kami ML di toilet SPBU, di parkiran mobil salah satu plasa, atau memaksaku mencari hotel terdekat hanya untuk Short Time dengannya.
Bagi Vera birahi adalah sesuatu hal yang harus dituntaskan dengan segera tak peduli dimana tempatnya.
" Aku pijitin aja deh sayang.. " kata Vera langsung berdiri dan duduk bersimpuh di belakangku.
Gadis centil ini mulai memijat bahuku, aku jadi agak rileks di tengah guyuran hujan yang lebat ini dan dinginnya AC kamarku, kemudian mendapatkan pijitan yang lembut dari Veraku.
Aku kembali fokus ke Game yang kumainkan sambil menikmati lembut pijatan Vera di bahuku.
Kulihat Vera terus menatap wajahku yang terlihat sangat serius itu dari kaca besar dilemari depanku, sudah sekitar 5 menit dia memijitku, tiba-tiba gadis itu menghentikan pijitannya di bahuku dan berdiri.
Saat itu aku tidak terlalu memperhatikannya, pandanganku masih kelayar kaca LED TV. Tak lama kemudian kurasakan si cantik ini kembali duduk dan melanjutkan pijitannya.
Namun aku sangat kaget ketika melihatnya di cermin, Vera sedang memijatku dengan hanya menggunakan BH dan celana dalamnya saja, rambut panjangnya yang tadi dikuncir kini ia gerai.
" Sialan!.. " gerutuku dalam hati.
Gadis ini benar-benar tidak kehabisan akalnya, dia tahu betul tak ada yang lebih membuatku Horny jika melihat kondisinya seperti sekarang.
Vera tampak sedikit menyembunyikan senyum kemenangannya itu ketika melihat ekspresi blingsatanku di pantulan cermin di depan kami, pandangannya terus diarahkan ke mataku sambil memijat bahuku.
Posisi Vera agak diatasku karena dia duduk dibibir kasur, sedangkan aku yang duduk di karpet hanya bersandar di tepian kasur yang Vera duduki sambil bermain Console, hingga kini posisi kepalaku sejajar dengan pusarnya.
Jelas saja pemandangan payudara bulatnya yang terbungkus BH yang seperti kekecilan itu membuat fokusku pecah.
" Buka baju kamunya sayang… " bisik Vera dikupingku diiringi dengan hembusan dan kecupan manja dileherku.
Bak kerbau dicucuk hidungnya, aku pun segera menaruh Stick PS ku sebentar dan membiarkan Vera membuka kaos putih yang kukenakan, kemudian dia mengambil minyak lalu mulai mengoleskannya rata kebahu dan dada bidangku.
Tak mau dianggap kedelai, aku pun berakting tegar dan tetap memasang muka serius sambil tetap fokus ke Game ku, elusan lentik jari Vera mulai menjalar keseluruh dadaku.
Percayalah padaku, jari Vera ini sungguh terasa sangat halus!
" Kok merinding? Mulai sange ya?.. " ejeknya kembali mengecup bahuku dan menatap binal wajahku dari cermin itu.
Aku berusaha sekuat tenaga menghindari kontak matanya yang memang menjadi senjata andalannya. Meskipun mataku tetap ke layar kaca namun ekor mataku jelas melihat setiap ekpresi Vera dari cermin dan kegiatannya dibelakangku.
Vera meratakan minyak itu di bagian dada atas, kini tubuhku sudah mengkilat dengan minyak itu, anehnya hanya dibagian puting saja yang tidak dia oleskan dengan minyak itu, yang tak kumengerti kenapa.
Kemudian di menit-menit berikutnya Vera kembali memijat-mijat tubuhku dari bahu, punggung dan tangan bagian atasku benar-benar dia pijat dengan telaten.
" Enak sayang pijitanku?.. " tanyanya dengan kepala tepat disamping wajahku.
" Enak kok.. " balasku kikuk.
Lagi-lagi dia tersenyum lalu menolehkan wajahku untuk sedikit menyamping dan mencumbui bibirku mesra.
Kemudian Vera memasukkan dua jarinya ke mulutku, aku mengulum jarinya yang lentik itu sambil masih terus menatap ke layar TV. Setelah itu jarinya yang basah dengan ludahku itu pun ia oleskan ke putingku.
" DAMN!!.. "
Rasanya seperti tersentrum listrik ketika jarinya yang basah itu melingkar-lingkar lembut di putingku. Melihat ekspresiku yang sedikit meringis tadi Vera kembali tersenyum, aku tetap berusaha rasional dan sok fokus, padahal pencetan yang dari tadi aku pencet di stik sudah mulai ngawur.
Kali ini Vera memelukku dari belakang, gadis itu melingkarkan tangannya di leherku dan mengulum jarinya sendiri, wajahnya yang berada tepat di sebelah kepalaku membuat pandangan kami saling bertemu di pantulan cermin.
Mataku terkunci di matanya, aku melihat Vera memasukkan dua jarinya dan mengemutnya dengan penuh penghayatan sambil menutup setengah matanya dan bibir terkempot.
Setelahnya dia mengoleskan jarinya yang basah kuyub dengan ludahnya itu kembali ke putingku yang sebelah lagi.
Lagi tubuhku bergetar merasakan sensasi geli yang menjalar ke seluruh tubuhku, dan Vera memperhatikan geliatku itu.
Pantas saja dia sengaja melewatkan putingku tadi dengan minyak, karena dia ingin melihat dan membuatku kegelian.
" Hmmmm… Sayang… Aku suka banget deh sama badan kamu, bidang banget... " bisiknya di kupingku yang membuatku merinding.
" Kamu maen PSnya diatas sini dong, naik ranjang aja.. Biar aku pijitin juga kontolnya kamu yang… " sambungnya menggodaku lalu kembali menyorongkan wajahku, dan mencium bibirku.
Seketika itu juga aku langsung menyergapnya, memeluknya dan langsung menggumulinya keranjang.
Aku bahkan tak memperdulikan Game yang sedang kumainkan itu lagi, meski agak sedikit gengsi karena tadi aku sok kuat namun pada akhirnya tetap gadis cantik ini yang mengalahkanku.
Vera yang menang!
..............................
Ini sudah satu bulan sejak kejadian dirumah bagian belakangku itu, tak ada yang menarik lagi sejak saat itu.
Hubunganku dengan Vera juga semakin mencair saat ini, barang-barang yang kupesan pun sudah sampai, bahkan satu kamar kosong dilantai atas ini yang kusulap jadi kamar khusus untuk syuting foto dan video dengan tema Soft-Bondage.
Hubunganku dengan Vera juga semakin mencair saat ini, barang-barang yang kupesan pun sudah sampai, bahkan satu kamar kosong dilantai atas ini yang kusulap jadi kamar khusus untuk syuting foto dan video dengan tema Soft-Bondage.
Sudah beberapa kali Vera kufoto dalam kondisi tak berdaya terikat penuh tali ataupun terborgol, seperti fantasiku selama ini, minatku di dunia Photography sepertinya berkembang ke video setelah hadirnya Vera.
Di beberapa kesempatan aku izinkan kembali mas Krisno dan Yanto kembali menjajal Vera dengan skrip mereka berdua yang memakai topeng itu menculik Vera, kemudian memperkosa Vera bergantian yang tubuhnya terkunci di berbagai ragam Device yang kubeli mahal itu.
Kemarin saja aku menghabiskan puluhan juta hanya untuk memesan alat yang Vera inginkan, yaitu Wooden Horse dan berbagai macam alat berbentuk pipa yang kelak digunakan untuk mengunci tubuhnya di tembok dan dilantai dalam beragam posisi.
Vera sendiri ingin aku jauh lebih variatif dalam melakukan hubungan seks, ya mungkin hanya untuk membuang kejenuhan dan menambah sensasi saja sih katanya.
Tak jauh setelah ‘perkenalan’ Vera selama tiga harian dengan dua pembantuku beberapa waktu yang lalu, aku langsung menemani Vera ke persalinan untuk disuntik KB dan kontrasepsi, meski awalnya Vera enggan karena dia malah mengatakan tak apa jika dia dihamili olehku, aku sangat kaget dengan ucapannya itu.
Memang bukan itu masalahnya, namun karena Vera baru saja digagahi oleh dua pembantuku yang mana mereka berdua juga menyemprotkan benih mereka ke rahimnya tentu membuatku tak ingin jika sampai gadis kesayanganku ini malah hamil oleh mereka berdua, atas dasar itu akhirnya Vera ikut keputusanku.
Sangat sulit untuk menjaga kewarasan ketika sedang berada di puncak kenikmatan, apalagi racauan Vera yang selalu memintaku untuk keluar di dalam terus, dan sensasi Creampie itu sendiri memang luar biasa nikmatnya, sehingga sering membuatku lupa diri.
Tapi kini setelah Vera dikontrasepsi aku jadi lebih bebas dengan Vera sekarang, dan tak perlu menghitung-hitung masa suburnya ataupun melakukan Test Pack yang selalu membuat jantung berdebar ketika menunggu hasil satu atau dua garis.
Siapa pun penemu kontrasepsi, God Bless You !!
..............................
Malam ini aku dan teman-temanku ada janji untuk pergi ke sebuah hiburan malam beken di daerah Jaksel, aku mengajak Vera, tapi hari ini aku agaknya tidak begitu antusias alias Bad Mood.
Mungkin karena hujan yang terus mengguyur dari pagi hingga malam hari. Jika bukan karena janji dari jauh-jauh hari dengan temanku itu, maka aku lebih memilih tidur-tiduran bermageran di rumah, apalagi sore tadi badanku jadi rileks setelah dipijiti Vera.
" Kalo yang ini gimana yang?.. " tanya Vera memamerkan Dress ungu nya padaku.
" Bagus Ver, tapi kok kayak ketat banget ya?… " sambungku sambil tiduran mager melihatnya Fitting pakaian.
" Iya emang modelnya semi korset gitu, ih sayang nora deh… " balasnya memeletkan lidahnya padaku.
" Kalo pake kayak gitu gimana kamu ajojing nya nanti… " aku mengomentari pakaian yang dia maksud.
" Hmmm... Iya juga ya, terus pake apa dong?.. " tanyanya bingung sendiri.
" Itu kan tadi yang hitem bagus.. " saranku padanya.
" Yang ini?.. " wajahnya penasaran sambil menunjukan gaun malam yang kumaksud padanya.
" Nah iya yang itu, bagus kok.. "
" Haiss kurang seksi…. " rajuknya lagi.
" Seksi kok, sayang aku tuh kalo pake apa aja tetep aja seksi… " aku bangun dari kasur dan memeluknya dari belakang.
" Hmmm yaudah deh… " ujarnya kemudian membalikkan badan dan menciumku.
Setelah berciuman sebentar aku pun bergegas mandi, karena waktu sudah menunjukan pukul 10 malam lewat, kami bergegas bersiap-siap.
Singkat cerita aku dan Vera sudah tiba diparkiran hiburan malam itu, kutelpon temanku Roman untuk menanyakan posisi mereka karena malam ini sangat ramai sekali, maklumlah kebetulan hari ini klub yang kami singgahi ini di datangi oleh seorang DJ internasional.
Ternyata Roman dan teman-temanku yang lain sudah di dalam, maka segera aku dan Vera turun dari mobil dan menuju ke Lobby.
Dentum musik RNB dan EDM sudah berdentum bahkan semenjak kami di parkiran tadi, begitu pintu otomatis terbuka kulihat seisi Lobby melihat kami, malam itu aku memakai kemeja hitam dan celana dengan warna senada.
Sementara Vera yang memakai gaun malam hitam bermodel Backless berdada rendah dengan potongan sepaha, dalam setelan ini Vera seakan memperlihatkan kulit putih halus punggung dan pahanya yang bersih itu.
Aku agak risih dengan pandangan mereka ini, karena setiap kali berjalan bergandengan dengan Vera, pasti setiap tatapan menggambarkan tatapan yang sama pada gadis seksiku itu. Mungkin ada baiknya juga kuhamili Vera biar tak ada lagi yang meliriknya nakal seperti ini.
Setelah memperlihatkan tiket yang sudah kubeli jauh hari aku dan Vera akhirnya diantar kedalam masuk ke kursi VIP yang kupesan. Di dalam Roman dan yang lainnya sudah menyambutku.
" Widih cocok banget nih outfit lo bedua, kayaknya ngincer Couple’s of the Night nih.. " ujar Roman menyambut kami.
" Akhirnya dateng juga nih Romeo and Juliet kita, abis naek kuda putih nih makanya lama.. " tambah Deril men-Teasing ku.
" Romeyo en juliet pale lo.. Macet banget makanya gue telat begini.. " jawabku sambil tertawa-tawa menanggapi ledekan mereka.
" Veraa, cantik banget deh malem ini.. " ujar Nia langsung cepika-cepiki dengan Vera.
" Teteeeh Niaa, teteh juga cakep kok malem ini, dressnya bagus kayak putri salju.. " balas Vera mengomentari Dress putih Nia.
Lalu kami pun ngalor-ngidul dengan akrab sambil menunggu minuman yang dipesan, maklum semenjak kelulusan kami tidak pernah bertemu lagi dan sibuk dengan persiapan kami masing-masing untuk ke perguruan tinggi.
Setelah kelulusan pun aku dan Vera lebih banyak dirumah karena rata-rata teman seusiaku sedang menikmati kebebasan dan tengah mempersiapkan mengikuti SMPTN untuk masuk ke perguruan tinggi.
Malam itu ada sahabat sebangkuku, Roman dan pacarnya Farel, lalu ada Deril dan Icha, Nia dan Gilang, lalu para jones seperti Firman, Marcel, Rasti dan yang membuatku bingung kenapa ada orang yang tak kuharapkan kehadirannya ada disini, Arfan.
..............................
00.00
Tepat jam 12 malam pun acara dimulai dengan racikan musik dari DJ lokal terlebih dahulu, Arfan datang membawakan minuman bermerek sangat mahal, dan membagikan sloki minuman mahal itu masing-masing ke kami, rupanya khusus minuman ini dia yang membayari.
Setelah menenggak minum, teman-temanku pun segera mengajak turun ke tribun bawah untuk segera nge-Floor.
" Yuk sayang?.. " bisik Vera tampak bersemangat sekali padaku.
" Kamu mau nge-Floor sekarang? Yaudah gih sana, aku nanti aja.. " jawabku padanya.
" Kok? Katanya mau Have Fun, kok malah bete gitu sih sayang.. " tanyanya lagi merapatkan tubuhnya ke tubuhku.
" Engga, gak bete kok, cuman mager doang yaudah gih sana, gpp kok nanti aku nyusul sayang.. " jawabku sambil memberikan kecupku di dahinya.
" Aku engga juga ah, kalo kamu gak turun.. " jawabnya menyandarkan kepalanya dibahuku.
Kali ini giliran Gilang dan Nia mengajak kami turun.
" Duluan aja Gil, ntar gue nyusul.. " balasku setengah berteriak karena dentum musiknya semakin menggila.
Kulihat di tribun atas VIP ini ternyata ada beberapa pesohor yang turut hadir menikmati malam yang sama seperti kami.
Kulihat ada Nikita Willy dan Jessica Iskandar dipojok yang berbeda, tampak asik-asikan dengan masing-masing rombongan mereka.
Di sofa kami sekarang hanya tinggal aku, Vera, Firman, dan juga Rasti, Rasti nampaknya sebentar lagi turun setelah menghabiskan rokoknya.
Vera kembali menenggak minuman mahal yang disajikan itu, Vera memang tidak merokok tapi sepertinya dia kelihatan sangat kuat minum, karena sejak tadi sudah berapa sloki dia habiskan dibandingkan denganku yang satu sloki saja belum habis.
" Yuk nda, Ver, kita ajojing.. "celetuk Rasti menarik tangan Vera.
Vera pun sampai berdiri karena tarikan tangan itu, namun Vera langsung melihat kearahku.
" Udah ti duluan, gue titip Vera ya tar gue susul kok… " ujarku pada orang yang menjadi alasan kenapa Vera kini ada dipelukanku itu.
Segera mereka pun berlalu.
Selepas ditinggal mereka kini tinggal aku dan Firman saja yang tersisa, aku hanya mengobrol ringan saja bersama Firman.
" Eh btw nda, tuh bodinya si Vera nambah jadi aja ya, hoki banget lu dapetin dia.. " celetuk Firman.
" Hahahaha... Perasaan emang dari dulu udah seksi gitu deh.. " tawaku menanggapi santai celetukkannya.
" Pasti lo genjot terus ya tiep malem, makanya jadi tambah hot gitu.. " lanjutnya sambil berdiri.
" Skuy ah turun, happy-happy.. " ajak Firman mengajakku Flooring.
" Duluan dah, tar gue nyusul… "
Akhirnya hanya aku yang tersisa sebagai penjaga barang-barang mereka di blok kami, aku hanya duduk melihat mereka yang nampak berjoget ria dibawah sana. Tampak efek Fly minuman dan hentakan Beat musik khas hiburan malam itu membuat mereka benar-benar Have Fun.
Kulihat di samping kiri dan kanan sofaku, beberapa pasangan sedang asik bercumbu, bahkan tepat di seberang mejaku samar-samar di kerlap-kerlip lampu kulihat seorang cewek sedang diraba-raba dan dicium oleh dua orang pria.
" Ini sih jablay.. " ujarku dalam hati mengomentari itu.
Konyol juga, kenapa aku seperti orang bego yang menunggui mereka asik ajojing sementara aku hanya berdiam diri duduk sendirian begini, tapi mau bagaimana lagi aku memang tak begitu suka dengan dunia hiburan malam seperti ini, aku murni ada disini sebagai perayaan kelulusan bersama teman-teman dekatku saja.
Padahal dari tadi sudah banyak cewek yang berdatangan ke sofaku hanya untuk berkenalan dan ingin menemaniku yang terduduk sendiri, namun semua kutolak. Yah setidaknya punya paras tampan tidak rugi-rugi amat, begitulah yang dikatakan para teman-teman wanitaku.
Kulihat dari atas, Vera tampak begitu lepas nge-Dance dengan orang yang ada di depannya, dengan gaun malam warna hitam yang kontras dengan kulit putih mulusnya dan belahan dada cukup rendah untuk menunjukkan setengah bagian toket besar Vera yang menyembul menantang, sementara kalung tipis menghiasi leher, dan tambahan aksesoris lain seperti anting-anting berkilau, dan juga tindikan di hidungnya yang membuatnya tampak Naughty Elegant sekali malam ini
Gadis cantik itu berjoget dengan Hot. Langsung sadar ada barang bagus, mereka pun mulai menghampiri dan ikut joget di sekeliling Vera, tak ayal Vera langsung dikerumuni oleh para bujang-bujang tanggung dan setiap pria disana.
" Sialan si Rasti, bukannya tadi gue nitip jagain Vera sekarang doi malah Hype sendiri asik joget dipojokan sana sama cowok laen.. " kataku sambil mengawasi dari atas.
Formasi posisi teman-temanku pun sudah pecah mencari sudut dan lawan Dance mereka masing-masing yang berimbang namun kulihat dibelakang Vera sekarang ada si brengsek Arfan.
Jujur saja Arfan ini bukan bagian dari geng kami, namun entah mengapa dia bisa ikut dalam acara kami malam ini yang seharusnya memang hanya ditujukan untuk teman-teman dekat kami saja.
Si Arfan ini sangat sering menggoda Vera, dia sering menelpon, ngechat mengajaknya jalan dan meminta Vera mengirimi foto-foto seksinya.
Aku tak mempermasalahkan jika dia naksir atau melakukan usaha untuk mendapatkan Vera, karena aku yakin cowok normal mana yang tidak menelan ludah melihat cewek blasteran secantik dan seseksi Vera, hanya saja dia tahu jika Vera posisinya sekarang sudah bersamaku dan dia masih saja menggodai dia bahkan semakin kurang ajar, itulah yang membuatku kesal.
Vera nampaknya sudah mulai Fly abis, dia bahkan tidak memperdulikan dengan siapa lagi dia nge-Dance sekarang, dan tampak sangat menikmati alunan musik.
Aku langsung tegak dari sofaku begitu melihat Vera sekarang Dance dengan Arfan, pandangan mesum di brengsek itu langsung ke dada Vera, matanya bolak-balik melirik toket dan paha Vera, aku malah agak kaget karena Vera seakan tak peduli dipelototi dadanya oleh cowok itu.
Jelas Arfan jadi makin semangat, karena Vera bergoyang semakin panas dan tidak jarang toketnya menempel di badan Arfan, liat sepasang toket lompat-lompat di depan mata, Arfan jadi makin Horny.
Dia makin berani, pertama-tama, Arfan coba merangkul Vera di pinggulnya, Vera tak menolak bahkan dia malah memegang dada Arfan dengan kedua tangannya dan bergoyang ringan bersama cowok mata keranjang ini.
Arfan makin menjadi dengan menarik badan Vera lebih menempel ke badannya, hingga kini mereka tampak sedang berpelukan, Arfan menyusuri punggung Vera dan paha mulusnya yang sangat terekspos dengan gaun yang dia kenakan.
" Wah-wah… Harus dikontrol nih si Arfan, kalo gak bisa bahaya.. " aku terus mengawasi mereka karena tahu bahayanya jika mengaktifkan libido seksual Vera.
Semakin lama, bukan hanya Arfan, para pemuda yang dari tadi menggerumuni Vera semakin berani, mereka mulai menggesekkan areal selangkangan mereka ke paha Vera, dan ke pantat sekal Vera, sambil bergoyang terus mereka mencuri kesempatan memegang tubuh seksi Vera.
Tampaknya Vera sudah mabuk berat tak sadar jika dia sedang digerayangi beberapa cowok sekaligus dalam kondisi di antara sadar atau tidak.
Vera hanya terus bergoyang sambil memeluk Arfan, kulihat dia menatap lelaki itu dan menggigit bibirnya sendiri, dan di belakang, kiri-kanannya juga banyak cowok-cowok yang ingin ikut bergoyang yang tentu saja hanya ingin mengrepe-grepe tubuh moleknya.
TIME UP!
Aku tak tahan melihat Vera menjadi pusat jamahan mereka, aku pun segera bergegas turun untuk menjemput Vera yang malah tampak keasikan sekali.
Namun karena begitu ramainya, aku kesulitan menembus lautan manusia yang sedang menikmati kesenangan duniawi mereka ini, butuh sekitar 10 menit untuk tiba di sudut terakhir Vera Flooring tadi, dan dia sudah tak ada disana!
" Sepertinya mereka agak berpindah sedikit ketengah.. " ujarku dalam hati sambil terus mencari gadis kesayanganku itu.
Aku mencari-cari Vera dengan mulai agak panik, keramaian ini benar-benar membuatku kesulitan mencari, cukup lama dan hampir setiap sudut sudah kutelusuri namun Vera dan bahkan Arfan tetap tak terlihat rimbanya.
Deril dan Roman yang kutemui di sepanjang pencarian ikut membantuku mencari, namun mereka juga tak punya jawaban dimana Vera.
" Coba lo telpon HP Vera nda.. " saran Roman padaku.
" HP doi di kantong gue.. " jawabku berteriak karena sulitnya berkomunikasi ditengah-tengah pusat suara dari semua musik ini.
" Gimana kalo kita keluar dulu dari sini, siapa tahu mereka udah gak Flooring lagi.. " saran Deril yang akhirnya kami setujui.
Lagi-lagi untuk keluar dari kerumunan itu saja sangat sulit, setelahnya kami pun segera menyusuri setiap sudut demi sudut.
Aku terus mencari dimana gerangan Vera, aku bahkan sampai ingin melapor ke satpam untuk membuat Announcement melalui pengeras suara saking paniknya.
Hingga akhirnya di blok timur yang sepi, tersembunyi dari balik bilik sofa, kulihat si Arfan sedang menidurkan Vera di pangkuannya, dia melumat bibir dan menggerayangi paha serta payudara Vera yang sedang tak sadarkan diri karena mabuk itu, melihat itu aku pun segera berlari.
Aku langsung menerjang Arfan dari belakang, dan dia terhempas sangat kaget, aku langsung memeluk Vera yang juga tergeletak ke sofa akibat terjanganku barusan.
Sementara Deril menarik kerah kemeja Arfan dan membangunkannya yang tersungkur di lantai.
" Gila lo ya Fan!... " maki Deril dan menyenderkannya ketembok.
Aku tidurkan Vera di sofa dan menutup bagian bawah gaunnya yang sudah disingkap si brengsek itu.
" Maksud lo apaan tot?!.. " ujarku mencekik leher Arfan.
Empat kali kuhantam wajahnya hingga dia kembali terjelembab.
" Napa sih lo? Dia sendiri yang mau kok! ” teriak Arfan mencoba melawan padaku.
Mendengar itu Roman pun naik pitam, dia menendang Arfan hingga dia kembali tersungkur.
" Woi bangsat Vera itu mabok, gak liat apa dia gak sadar gini, lo jangan cari kesempatan ya!!.. " tegas Roman garang.
" Gue udah dari dulu tau kalo lo tuh ngincer Vera kan? Lo sering chat, ngajak dia jalan, terus minta foto bugil doi, lo kira gue gak tau!?.. " bentakku.
" Selama ini gue diem aja, karena gue ngargain lo!... " aku makin emosi sambil ditahan oleh Deril.
" Pantes lo ngebet banget pengen ngikut acara ini pas tau Vera ngikut… " celetuk Deril.
" Ohh atau jangan-jangan minuman yang lo beli, khusus di slokinya Vera sengaja lo taroh dosis alkohol yang tinggi atau obat tidur ya?.. "
" Pantes aja lo sendiri yang nuangin dan ngebagiin sendiri gelasnya ke kita-kita… Brengsek lu!.. " hardik Roman kemudian memukul wajah Arfan.
Arfan seperti sadar dan tau kalo sia-sia saja berkilah, karena kami sudah benar-benar emosi padanya terlebih keributan ini langsung bikin geger pengunjung yang lainnya dan para Security pun sudah datang untuk mengamankan.
" Sorry bro.. Gue cuma kebawa nafsu…. So.. Sorry nda.. " ujar Arfan padaku kemudian pergi meninggalkan kami.
Aku menarik nafasku dalam-dalam penuh emosi dan langsung memapah Vera yang tak sadarkan diri itu.
Deril dan Roman langsung menjelaskan kepada Security yang sudah datang dan meminta maaf atas keributan yang terjadi pada para pengunjung di blok itu.
Aku memapah Vera keluar dari ruang pesta itu lewat pintu belakang, dan membawanya ke mobil, lalu aku berpamitan pada semua temanku yang telah berkumpul, dan mereka meminta maaf atas perlakuan Arfan, terlebih Roman sebagai yang bertanggung jawab atas hadirnya Arfan malam ini.
Aku pun menanggapinya santai karena memang bukan salah mereka dan setelah itu aku segera pamit untuk membawa Vera pulang.
Setibanya dirumah aku membaringkan gadisku ini di kasur, Vera masih tak sadar dan mukanya merah sekali, dosis yang ditaruh si brengsek itu di minuman Vera pastilah sangat tinggi hingga membuatnya jadi seperti ini.
Aku tidak benar-benar bisa tidur malam itu, selain karena menunggui Vera, juga entah kenapa aku kepikiran tentang sikap Vera ketika disana.
Kenapa dia sampai begitu relanya dipegang-pegang orang begitu saja, jikalau aku tidak mengontrolnya entah apa yang terjadi padanya malam tadi.
Apa mungkin dia hanya terbawa mabuknya? Dan mungkin dia sekedar merasakan nostalgia dimasa lalunya saja atau malah justru itulah Habit Character aslinya? Aku semakin kepikiran.
..............................
Esok paginya Vera terbangun, dia langsung mencari dan memelukku yang sedang bermain Playstations.
Jujur aku senang sekali melihat dia sudah bangun namun di saat yang sama aku tidak Mood untuk meladeninya karena ada rasa kecewaku terhadapnya.
" Sayang.. " ujarnya memanggilku yang terus saja fokus ke layar TV.
Aku matikan TV dan menyudahi Game ku, lalu aku beranjak berdiri membuka lemari, dia nampak melongo dan bingung dengan reaksiku ketika aku mengambil jaket, aku mengambil kunci mobil kemudian keluar kamar dan pergi.
Aku berkeliling kota pagi itu, tanpa tujuan, beberapa kali kulihat HP ku berdering panggilan masuk darinya yang kuabaikan, aku tak tahu kenapa yang ada dipikiranku saat ini hanyalah tentang malam itu.
Aku hanya tak habis pikir kenapa dia bisa seliar ini, dan apakah aku harus meredam sifat liarnya itu atau justru aku membiarkannya saja? Itulah yang ada dibenakku.
Jam 1 siang aku pulang, kulihat dikamar Vera terduduk sambil menonton TV, dia tersenyum manis padaku namun dia tidak berani berkata-kata, tampaknya saat ini dia sudah tahu kesalahannya, dan menyadari bahwa aku sedang marah padanya.
Kurang lebih dua jam kami saling tak berbicara dikamar ini, meski selama itu pula Vera sering menatapku canggung, kuputuskan untuk tidur saja karena memang hari ini aku tak tidur dan pusing memikirkannya.
..............................
PLAK!!
Aku menampar keras pipi Vera, dan mulai mengambil cemeti ekor pari yang di pajang ditembok, Vera terdiam dan hanya bisa memejamkan mata.
TAR!! TAR!!
Bunyi cambuk itu ketika aku pukul ke lantai mengelilingi tubuh seksinya yang kini terikat menyilang.
" Udah siap perek?.. " ujarku sambil mengangkat dagunya yang hanya dia balas dengan tangisannya.
CTARR!!
" AWW!!.. " jerit Vera keras.
Aku mencambuk paha atasnya, badan Vera pun sontak menjadi seperti kesetanan dan menahan perih yang teramat, air matanya mengalir dengan deras, aku masih belum puas meski sudah melihat blur merah di area yang aku pukul barusan.
TARR!!!
Kali ini aku mengincar bagian payudara putihnya yang membuat Vera melolong sejadi-jadinya, namun aku tak berhenti dan memutari kebelakang tubuhnya sambil kali ini mengincar pantat semoknya itu.
CTAR!! CTAR!! CTARR!!
Mendengar jeritnya yang lirih, kembali aku membabi buta menghajar tubuh Vera dengan ekor pari yang kugenggam.
Setelah 10 menit, aku puas membuat tubuh indah Vera dipenuhi garis merah, Vera sudah pingsan dalam ikatannya.
Beberapa saat kemudian aku melepas ikatan Vera dan memapah tubuh lunglainya itu ke sebuah tempat duduk.
Vera tersadar ketika dia melihat tempat duduk aneh itu, sebuah tempat duduk yang terbuat dari besi, dengan banyak kabel dan 2 buah metal vibrator besar tepat ditengah bangku.
Aku memapah mendudukannya tepat di dua Besi yang menjulang itu, dan Vera tahu ternyata fungsi dua buah metal vibrator ini masing-masing untuk mengisi vagina dan anusnya.
Vera kesakitan karena masing-masing ukuran besi itu 30 cm dengan diameter 7 cm dan langsung mengisi dua lubangnya, kemudian saat aku memencet tombol, seketika itu pula keluar pengaman dari setiap sudut kursi yang membuat Vera tak bisa bergerak sedikit pun.
Kupasangkan helm besi yang nantinya tak hanya bertugas sebagai penyangga agar dia tidak bisa menggelengkan kepalanya, tapi juga akan menghantarkan listrik yang pasti akan membuat gosong otaknya!
Vera yang terikat terduduk itu makin ketakutan akan apa yang akan terjadi selanjutnya, kemudian aku mengambil Gagging Ball atau bola untuk meredam suara, dan persiapan pun selesai.
" Sekarang kamu bakal rasain akibatnya!! " ujarku tepat di depan wajahnya yang menangis ketakutan.
Aku menarik kabel merah dengan ujung jarum tipis di kedua ujung di setiap kabel tersebut.
Kali ini aku menusukan jarum itu diputing susu Vera yang panjang itu, dan menindik kedua puting susunya!
Kali ini aku menusukan jarum itu diputing susu Vera yang panjang itu, dan menindik kedua puting susunya!
Mata Vera mendelik ketika jarum tipis itu menembus puting merah mudanya, kini puting susu Vera sudah tersambung dengan dua kabel merah itu, tak mau berlama-lama segera aku menyalakan dinamonya.
" DRRRRRRRRMMM… " terdengar bunyi mesin dinamo itu mulai hidup.
" Ini Electro Seat, sekarang tubuh kamu akan dialiri listrik dari masing-masing vibrator besi yang ada di memek dan anus kamu.. "
" Dan kabel yang tersambung di puting susu kamu juga bakal mengalirin listrik.. " ujarku sambil meremas toketnya yang sudah lecet-lecet akibat cambukan ekor pariku tadi.
" Ini hukuman buat cewek nakal kayak kamu!!.. " tutupku dengan pandangan jahat ke wajah cantiknya yang sangat ketakutan itu.
Begitu tanganku memegang Remote Vera langsung panik! Matanya mendelik dan berbicara tak jelas karena mulutnya sedang diredam juga gerakannya yang terkunci.
Saat ini dia benar-benar tak berdaya di kursi yang memang di desain untuk memaksanya pasrah, tubuh putih seksinya yang sudah dipenuhi bekas cambukan itu kini sedang terikat di kursi listrik, dengan vibrator besi penghantar listrik yang kini siap menyengat memek dan anusnya.
Kutatap dirinya yang menatapku memohon ampun, dan aku langsung menekan tombol hijau di Remote tersebut.
" MPPHHHHH ARRHHH!!!! " jerit Vera histeris sambil menggelepar begitu tersengat listrik di kursi itu.
" AMUNN!!! AHHHHH.. "
Teriakan itu semakin terdengar keras berharap ampunan dariku, dia terus menggelepar dengan mata yang melotot kuat seakan ingin lepas, tubuhnya mengejang dan jari tangannya menegang dengan kaku.
Aku melihat itu dengan nafsu, aku mengocok kemaluanku sendiri sambil memandang Vera yang sedang terkejang-kejang dan menikmatinya.
Setelah beberapa saat aku matikan listriknya untuk mendengar sebentar tangis tersedu-sedu cewek gampangan yang sedang memohon ampun padaku ini.
Aku tertawa mendengar suaranya yang semakin terdengar melemah dan sudah tak nyambung pertanda otaknya mulai rusak akibat helm listrik itu.
Kemudian kunyalakan lagi dan kumatikan untuk semakin membuatnya meronta-ronta dalam ikatan yang membelengu tubuh bispaknya itu, begitu seterusnya.
Setelah 10 menit menyiksanya, aku akhirnya mematikan dinamo itu dan kembali memandangi wajah cantiknya yang kini sudah terlihat ungu dan tampak gosong.
Asap keluar dari mulut, hidung dan kupingnya, Vera sudah tidak bergerak dan matanya sudah tinggal putihnya saja.
Aku tersenyum puas dan duduk diatas pahanya, kubuka helm yang menahan kepalanya dan kepala Vera langsung jatuh ketika tak ditahan helm listrik tersebut.
Aku mendesis saat kuelus wajah cantiknya yang kini terlihat begitu menggairahkannya, meski baunya mulai angit tapi dia sungguh sangat cantik dalam kondisi ini, kupagut bibir dan menyetubuhinya dalam keadaan terduduk itu untuk yang terakhir kalinya.
Setelah puas menzinainya dan ejakulasi di dalam rahimnya, aku mengambil kantong besar dan memasukkan raga yang sudah tak berguna ini kesana lalu bersiap membuang tubuh pelacur murahan ini di kolong tol.
Namun aku tiba-tiba terhenyak dan menarik selimutku lalu duduk menarik nafas.
..............................
Kulihat lampu kamar sudah dimatikan, ada tangan halus yang melingkar di pinggangku, aku pun menoleh dan kulihat Vera sedang tertidur pulas sambil memelukku.
Kepalaku langsung pusing karena terbangun mendadak dan mengingat-ingat sejenak apa yang terjadi, waktu menunjukan pukul 19.42.
Rupanya aku bermimpi buruk dan aneh barusan, dan kulihat celanaku sudah basah kuyup, ternyata aku juga bermimpi basah.
Sambil bangkit menyalakan lampu aku pun mengganti celana pendek dan celana dalamku yang sudah basah itu.
Sambil bangkit menyalakan lampu aku pun mengganti celana pendek dan celana dalamku yang sudah basah itu.
Setelah selesai berganti pakaian, aku sudah tidak bisa tidur lagi karena cukup lama juga aku tertidur, lalu aku mengambil ponselku dan mengecek keadaan dunia disaat aku tidur tadi.
Kumainkan ponsel dan kupandangi Vera di sebelahku yang nampak tertidur dengan lelap, rupanya dia yang menyelimutiku tadi.
Hatiku jadi kembali teduh melihatnya yang tidur dengan damai seperti ini, tak pernah habis kekagumanku akan kecantikannya yang terus membuatku ingin berlama-lama memandanginya, entah kenapa setiap kali melihatnya merasa nyaman dan tenang seperti ini bagaikan sebuah kepuasan untukku.
Kukecup keningnya yang tengah tertidur itu meski aku masih marah padanya dan kembali menjelajah maya dengan Handphone ku.
Karena bosan tak ada aktifitas, aku berniat pergi ke kostan temanku saja meskipun hari sedang hujan, maka aku kembali membuka lemari dan berganti pakaian.
Vera sepertinya terbangun mendengar grasak-grusuk aku yang tengah bersiap-siap itu, kupalingkan wajahku kearahnya untuk memastikan, dan benar saja matanya yang indah itu langsung bersorotan dengan mataku, dan seketika aku langsung membuang wajah.
" Mau kemana sayang? Hujan gini.. " tanyanya dengan nada yang sangat lembut kuatir denganku.
Aku tetap diam saja, dengan cuek aku memilih kaos hitam yang kelihatannya cocok dengan Mood ku malam ini.
Tiba tiba kurasakan tangan lembut melingkar dipinggangku, rupanya Vera memelukku dari belakangku dengan sangat erat!
" Jangan marah lagi, aku sayang banget sama kamu.. " katanya lembut.
" Plis maafin aku nda, aku tau aku salah.. " kali ini dia memanggil nama asliku, bukan sayang seperti panggilan biasanya yang menandakan dia serius berbicara padaku.
" Aku tau kamu marah soal kemaren, tapi waktu aku bener-bener gak sadar lagi, badan aku udah kayak melayang… " Vera berusaha menjelaskan posisinya saat itu.
Aku terdiam sementara tangan Vera semakin erat memeluk pinggangku dan tubuhnya amat rapat di punggungku.
" Ngomong nda, jangan diem aja aku takut kehilangan kamu, aku bakal lakuin apapun, asal kamu gak jauh dari aku.. " sambungnya lagi yang membuat hatiku bergetar mendengarnya.
Saat itu entah angin apa yang menghampiri, atau karena pengaruh mimpi burukku tadi aku langsung berbalik badan, aku mendorong Vera ke kasur, menahan kedua tangannya dan melebarkan sejauh mungkin kemudian langsung kuciumi bibirnya dengan sangat ganas, Vera sangat kaget dengan gerak agresifku ini.
Aku membekap mulutnya dengan telapak tanganku kemudian menyusuri leher jenjangnya dan mencium hingga ke pangkal toket gedenya, aku menyingkapkan bajunya sampai kelehernya dan mengemut-emut seluruh jengkal payudaranya sambil kugititi puting susunya.
Vera mendesis kesakitan, melihatnya kesakitan aku menjambak rambutnya memaksanya kembali duduk dan mencium bibirnya lagi, tatapan mata Vera terlihat kosong seperti aneh menatapku, aku tak peduli dan terus memasang wajah dingin tanpa ekspresi saja, lalu aku menampar pelan wajah cantiknya itu beberapa kali.
Tak hanya wajah cantiknya, aku juga menampar-nampar pelan toket bulatnya itu hingga memerah, Vera semakin meringis, kubuka resleting celanaku dan mengeluarkan kontolku yang sudah ngaceng itu.
Kuarahkan langsung ke mulut Vera, Vera menurut dan menghisap kontolku dengan emutan-emutan yang membuatku merem-melek nikmat.
Ketika tangannya hendak meraih kontolku seketika itu aku kembali menampar wajahnya, supaya dia hanya memakai mulutnya saja tanpa bantuan tangan.
Meskipun tamparanku pelan, tapi Vera kaget karena aku tak pernah seperti ini sebelumnya.
Gadis lugu ini langsung menunduk tak berani menatapku seperti biasa, aku tarik lagi wajahnya ke kontolku agar dia kembali melanjutkannya tugasnya sebagai pemuasku!
Rupanya Vera mengerti dia bahkan menyilangkan tangannya sendiri kebelakang tubuhnya sambil kembali menyepong kemaluanku dan memberanikan diri melakukan Eye Contact padaku.
" Ahhh hisep terus kontol aku Ver.. " racauku kotor padanya.
Setelah cukup puas dia sepong dan aku nyaris keluar, aku langsung memaksa posisi Vera agar dia menungging di atas ranjang, aku menurunkan celana pendeknya diikuti dengan melolosi celana dalamnya hingga ke pergelangan kakinya.
Kulihat bongkahan pantatnya yang sangat menggoda, untunglah Vera sudah tidak menstruasi lagi, kuludahi memek tebal merah mudanya yang botak itu dan langsung kusodok dengan kontolku.
" Sssss.. Aww.. " Vera mendesis dan tersentak dengan hujamanku yang tak tanggung-tanggung langsung menggeber cepat memeknya.
Kulakukan genjotanku dengan sangat cepat, tak lupa kutampar-tampar pantat dan paha bagian atasnya.
Aku heran, digenjot seperti itu rupanya malah membuat gadis bertubuh sintal ini keenakan, hanya beberapa saat saja Vera sudah histeris sambil jarinya mengocoki memeknya sendiri.
Mungkin karena sudah beberapa hari kami tak bercinta dan minggu ini dia masih datang bulan hingga kami hanya melakukan oral saja.
Aku melanjutkan gempuranku dengan RPM tinggi, kali ini kujambak rambut coklat panjangnya itu hingga dia terdongak.
" Ahhhh.. Terus yanggg Ahhh!!!.. " desah Vera mendenguskan napasnya.
Kudekatkan wajahku kesamping wajahnya, dan melingkarkan tanganku melalui celah leher dan bahunya, kucari toketnya yang sempat digosipkan disanggah silikon itu, kuremas dengan kencang sambil kuciumi samping wajah cantiknya dan terus kugagahi betinaku ini dari belakang sembari kupeluk dia.
Memek Vera sudah basah sekali, Vera memang sangat gampang terangsang dan kini dia sudah mulai merapalkan kalimat-kalimat jorok yang membakar gairahku.
Terasa sekali betapa kencangnya bokong Vera dalam posisi ini. Masih dalam posisi yang sama aku mencabut kontolku untuk kemudian kuarahkan ke anusnya, hanya bermodalkan lendir dari memek dan ludahnya, kutembus lobang pantatnya yang sangat ketat itu.
" AWWH IYA SAYANG PAKE PANTET AKU!! " desah Vera keras sambil memejamkan matanya merasakan kontol besarku mulai merangsek kedalam pantat semoknya.
Kulolosi kaos dan juga BH nya yang masih tergantung itu agar bisa merasakan kulitnya yang halus, Vera sangat tahu gaya kesukaanku memang anal dengan Doggystyle seperti ini, sedangkan dia suka sekali ketika digendong dan kusetubuhi dia dalam gendonganku.
Vera juga sangat suka di anal, kadang dia yang Request sendiri gayanya dan hampir setiap permainan dia memintaku untuk menyodominya.
Aku agak menaikkan posisi badan Vera hingga kami berdua hanya berdiri diatas lutut, kuentoti pantatnya dari belakang, sambil memeluk dengan tangan kiriku yang melingkar dilehernya.
Saat ini aku tak ragu untuk melakukan hal yang tak kulakukan sebelumnya seperti mencekik dan membekap lehernya, wajah Vera yang menyamping menciumku dengan ganas, tangannya meremas dan mencengkram kuat pergelangan tanganku, desis dan desahnya keluar begitu lepasnya.
" Kamu pelacur kotor Ver!!.. " umpatku di kupingnya.
Vera malah mendesah lebih keras, matanya terpejam mendengar makianku barusan sementara jari di klitorisnya semakin cepat menggesek memeknya sendiri.
Setelah kurasa agak cukup memanjakannya, aku mencabut penisku dan mendorong Vera, aku membuka kaosku dan membuka seluruh pakaianku.
Ketika kulihat kolor basah bekas mimpi basahku tadi diranjang tumpukan baju kotor dekat WC, aku segera dapat ide.
Kuambil kolorku itu dan aku mendekat kearah Vera yang terlihat menantiku, kutepuk pelan wajahnya lagi kubalik lagi tubuhnya memposisikan cewek nakal ini kembali ke posisi Doggy dan segera kuarahkan kontolku ke anusnya, kemudian kusumpal kolorku itu dimulut Vera.
" Mppphhh… Mphhhhhh.. " desah Vera tertahan ketika kuhajar anusnya dengan kekuatan penuhku.
Mulutnya yang disumpal kolor bekas mimpi basahku itu benar-benar meredam desahannya.
Aku menggenjotnya dengan nafsu kali ini, sebenarnya saat itu aku sedang mensketsa permainan yang kasar, untuk membuat seolah-olah aku sedang memberikan pelajaran untuknya, karena itulah tak ragu untuk kujambak rambut dan sesekali kucekik lehernya pelan.
Semakin lama Vera semakin menggila dan dia pun akhirnya menjerit keras diikuti semburan cairannya yang menyemprot keluar, lelehannya turun deras dari mekinya.
Rupanya Vera orgasme, ini aneh diperlakukan begini Vera malah orgasme dengan cepat.
Aku kembali menepuk-nepuk pantat Vera hingga terjeplak bekas merah dikulit putih porselinnya, kujambak rambutnya lebih keras hingga ia terdongak keatas, tanganku kini meraih ikat pinggangku yang tadi kuletakkan di sisi tempat tidur.
Kusabet ikat pinggang itu dipunggung Vera pelan, sambil terus mengocok kontolku di dalam anusnya dan ini membuatku bak seorang Rodeo yang tengah menunggangi kudanya.
Setiap pukulan yang hinggap di tubuh Vera berbekas merah dan dijawab dengan desahannya yang semakin menjadi-jadi, Vera malah terlihat menikmatinya dia terus bacot dan menyuruhku menyabetnya lebih keras.
Semakin terbawa dalam ocehan panasnya aku melingkarkan ikat pinggangku ke leher gadis ini sambil terus menyenggamai anusnya, semakin cepat aku jebol anusnya sementara secara tak sadar aku juga memaki-maki Vera.
Aku mengangkat tubuhnya dan berganti gaya, kali ini aku memposisikannya terbalik di karpet dengan posisi kepala dibawah sementara bagian pantatnya di atas bersender dengan ranjang, hingga kini membuat Vera tengah terkangkang terbalik dan terlihat jelas sekali dua lobangnya yang sudah Available, dan siap pakai itu.
Kubuang jauh celana dalam basah bekas mimpi basahku yang dari tadi membekap mulutnya, lalu kusisir wajahnya yang tertutup rambutnya yang sudah dibasahi keringat dengan jariku.
" Ahh liat dua lobang kamu Ver!!.. " racauku bernafsu sekali melihat dua lobang merahnya yang merekah itu.
Pantat Vera sudah penuh bekas merah bekas sabetan ikat pinggang ataupun tepuk jeplakan tanganku.
Kuludahi anusnya dan tak lupa kuselipkan jari tengahku ke lubang anusnya yang paling mencolok perhatianku dalam posisinya sekarang ini dan Vera langsung meleguh merasakan jariku yang tengah berputar-putar menggobel pantatnya.
" UHH ENAK YANG!!.. " leguh Vera dengan tarikan nafas berat merasakan kocokan pelan jariku di duburnya.
Aku terus menatap wajah cantiknya yang kini terus merem-melek dengan perlakuanku ini, kutepuk pantatnya sekali lalu kembali kuludahi dua lobang mengaga itu agar semakin mengkilat dan terlihat Juicy.
" Tusuk pake kontol kamu yang.. " pinta Vera tampak tak sabar.
" Diem Ver!.. " bentakku karena dia berisik sekali kalau sudah begini tak sadar jika aku ini masih marah padanya.
" Jadi kamu mau aku entotin lagi?.. " ujarku kali ini menggesekkan kontolku di antara dua lubang itu yang bisa kupilih lubang mana yang akan aku nikmati.
Vera mengangguk dengan gigitan di bibirnya tak bisa menutupi gairahnya besarnya.
" Kamu mau aku pake dimana?.. " tanyaku.
" Pantat yang.. Aku suka banget sama kontol gede kamu di pantet aku.. " jari Vera segera menggelitik memeknya sendiri.
" Dasar cewek bispak! Aku gak tanggung kalo pantet kamu ampe rusak.. " racauku larut dalam permainan panasnya dan mulai menusukkan kontolku ke anusnya.
" AHH YANG!!.. " Vera mendesah hebat saat kepala kontolku ambles di duburnya.
" Gpp rusakin aja yang anus aku.. Aku kan cewek bispaknya kamu!! Ughh.. " bacotnya lagi saat kutekan kontolku masuk lebih dalam.
Aku terus mengunci pandanganku ke wajah Vera yang tengah memejamkan matanya menikmati tusukanku yang makin ambles kedalam pantat ketatnya itu.
Setelah mendiamkannya sejenak dan bertatapan wajah, segera kupompa kontolku pelan-pelan dan kembali membuat gadis bule ini jadi semakin atraktif bermasturbasi dengan jarinya sambil membiarkanku menyodominya dengan tempo pelan.
" HUFFFF!!! GILAA VERR.. " leguhku keras tak kuasa menahan kenikmatan yang sedang kurasakan merasakan ketatnya anus Vera yang seperti Vacum Cleaner ini.
" Kamu suka sayang?.. Terus entotin aku sepuas kamu.. " balas Vera tak kalah kuat mendesah.
Aku mencabut dan menusukkannya ulang kontolku ke lobang pantatnya, kubuat gerakan mencungkil dinding yang membatasi ruang anus dan memeknya sambil mencabut penisku keluar yang mana itu membuat Vera menggelinjang meremas toket besarnya.
PLOOPP!!!
Begitu suara kontolku saat tercabut keluar dari anusnya.
" LAGI YANGGG!.. " pinta Vera tampak menyukainya.
Sesuai yang dia mau aku terus lakukan gerakan mencungkil itu, sensasinya tak bisa kugambarkan apalagi ketika memek tebalnya tampak kembang-kempis saat kontolku itu menyeruak dari dalam melalui dinding yang satunya.
" Sekarang aku pake pantet montok kamu ini Ver!.. " aku segera memulai genjotanku dan memburu ejakulasiku yang terasa sudah naik saja.
" Ahh.. Ahhhh.. Ahhh!!.. " desah Vera seperti di film-film porno yang semakin membuatku terangsang mendengarnya.
Aku menyodomi primadona cantik sekolahanku ini dengan gaya Piledriver, dengan gaya ini terasa dalam sekali aku bisa menusuk kontolku kedalam anusnya, dan aku bisa menyaksikan setiap ekspresi dari wajah cantik Vera yang keenakan itu diikuti pemandangan toket besarnya yang berguncang hebat dan semakin membuatku bisa menikmati tubuhnya secara utuh.
Mungkin ini akan menjadi salah satu gaya favoritku ke depan nantinya.
" Enak banget pantet kamu Ver.. Kamu suka aku giniin?.. " tanyaku terus memandangi wajahnya.
" Su.. Suka banget banget banget banget yang!!.. Ohh!! " jawab Vera tak ragu dan semakin intens memasturbasikan memeknya sendiri.
Melihat jarinya yang terus saja menggesek ke itilnya membuatku segera memasukkan jariku ke memeknya yang lowong itu dan turut mengocokinya sesuai tempo kontolku di anusnya.
" AHHH FAK!!! TERUS SAYANG.. AKU PENGEN KELUAAARR!!!.. " lengking Vera saat kumainkan memeknya.
Melihat gadis nakalku yang sepertinya akan sampai duluan tanpa ampun aku terus menghajarnya dengan menepoki pantatnya dengan tangan kiriku agar membuatnya semakin panas membacot kotor.
Dan benar saja dalam hitungan detik dari memek Vera langsung tersembur cairan bening seperti Gel yang berhamburan keluar dari daging merah tebalnya itu.
Vera kelojotan dan mendesah lepas dalam orgasmenya, aku pun tak mau kalah dan tak mengurangi genjotanku di anusnya memburu ejakulasiku yang terasa juga akan segera meledak.
" Aku pengen keluar... Uhh kamu mau aku keluarin dimana Ver?.. " tanyaku sambil menatapnya yang sedang klenger-klenger itu.
Namun tak ada jawaban darinya selain desahannya, segera kucabut penisku dan kupindahkan ke memek bulenya yang sejak tadi membuatku gemas dengan bentuknya yang tebal.
" AKU KELUARR VER.... OHH!!!... " leguhku kemudian menusukkan kontolku sedalam mungkin agar spermaku masuk hingga ke rahimnya.
Terasa banyak sekali semburan spermaku, mungkin karena sudah semingguan aku tak membuahi pasanganku ini jadi wajar sekali jika aku sangat bernafsu menggaulinya apalagi permainan kami lumayan panas sekali saat ini.
Kucabut kontolku setelah tetes terakhir spermaku keluar di dalam memeknya, Vera menarik nafas tersengal dan dia menghimpun tenaganya duduk di sebelahku.
Aku pun segera berdiri saat kulihat Vera ingin mengulum penisku untuk melahap bekas sperma yang masih ada di kepala kontolnya.
" Ahh Ver ngilu sayang.. " desisku karena Vera sengaja menghisap dan mencucup lubang pipisku yang masih amat sensitif itu setelah ejakulasi.
Aku merinding merasakan gelinya saat ujung lidah Vera mencucuki liang kencingku sambil menatapku dengan pandangan khasnya seperti biasa.
Kulihat dari kemaluan Vera segera mengalir sperma kentalku yang langsung mengucur keluar dari memek merah tebalnya itu.
Vera mengangkangkan kakinya agar aku bisa melihat dari atas lelehan cairan hasil hubungan badan kami ini yang kini terus menetes dari mahkota wanitanya itu dan jari lentiknya mulai menggesek memeknya sendiri lagi, sementara mulutnya terus menghisap kontolku bak menyedot sedotan minuman.
Cewek berbuah dada besar ini menatapku, dari wajahnya terlihat dia seolah mengatakan bahwa dirinya menikmati proses pembuahan kami barusan.
" Yang memek aku penuh banget sama sperma kamu... Umm... " celetuknya sebentar sebelum kembali mengulum kontolku.
Aku menarik nafas dalam-dalam dan terus menatap mata indahnya yang berwarna biru keabu-abuan itu.
" Aku kepengen lagi yang.. Entotin aku lagi kayak tadi mumpung kontol kamu masih tegang.. " kata Vera kembali menyambar kontolku menjaga agar tetap tegang.
Merasakan hisapannya libidoku naik lagi padahal belum ada jarak waktu 2 menit dari ejakulasiku barusan dan aku langsung terangsang lagi saja dengannya.
Vera terus menservisku dengan Blowjob nya yang luar biasa sekali, sementara dia juga menjaga gairahnya dengan bermasturbasikan memeknya yang masih terus mengucurkan benihku itu dengan jarinya.
Nafsu kami sama-sama naik tinggi sekali lagi, melihat wajah cantik berantakannya yang seperti ini dan juga toket gedenya langsung membuat birahiku kembali menyala.
Aku jongkok di depan wajahnya dan langsung mencium bibirnya mesra dan mencoba mengajaknya bermain lembut lagi seperti kami yang biasa, namun reaksi Vera malah membuatku kaget.
" Tampar aku yangg!!!.. " pinta Vera padaku.
Aku terperanjat mendengar itu, Vera mendesis dengan kocokan di memeknya yang makin cepat, dia menatapku dengan pandangan sayu, sayu sekali!
Bingung apa yang harus kulakukan, aku pun seketika aku langsung menurutinya dengan menampar wajah Vera pelan.
" Pelan banget yang.. Tampar aku yang kuat!!!.. " dengan nada serius Vera mengambil tangannya dan menampar wajahnya sendiri dengan keras.
PLAKKK!!!
" AHHH!!.. " desah Vera saat merasakan sendiri gamparannya.
Aku sungguh kaget dengan ini, Vera yang kulihat saat ini seperti bukan Vera yang biasa kukenal, dia terlihat berbeda sekali.
" Ayo yang... Aku bosen di lembekin terus, sekarang tampar aku, bukannya kamu lagi marah sama aku?.. " katanya dengan mata 5 Watt nya itu.
Aku pun mencoba menamparnya lagi sambil menjambak rambut panjangnya, Vera mendesah setiap kali tamparanku mendarat di wajah cantiknya itu dan dia terlihat menikmatinya.
Terus kutampar bolak-balik wajahnya seperti yang dia inginkan dengan tanganku, Vera semakin menggila dengan kocokan di memeknya sendiri, dan tiba-tiba tubuh Vera bergetar liar sebelum akhirnya dia terkencing-kencing dengan sangat hebat.
Untuk pertama kalinya aku melihat Vera orgasme sangat banyak seperti ini, mungkin ini yang dikatakan Squirt, karena barusan Vera seperti terkencing-kencing dengan deras.
Ini bahkan lebih deras dari saat dia digauli oleh mas Yanto dan mas Krisno dulu, dan semburan derasnya terus menerus keluar dengan kuatnya hingga langsung membuat ranjang dan karpet kamarku banjir karenanya, bahkan perabotan kamarku juga terkena percikannya.
Setelahnya Vera ambruk di atas kasur. Nafasnya memburu, dan matanya tinggal putihnya saja, jujur saja belum pernah kulihat Vera seperti ini sebelumnya, mulai dari geliat tak wajarnya dan puncaknya Squirt nya itu barusan.
Dengan melongo aku melihat semuanya, terlebih ini pertama kalinya kulihat cewek Squirt secara langsung.
Aku sangat tak mengerti kenapa Vera malah menikmati permainan kasarku yang awalnya hanya sebuah simulasi dan gertakan saja.
Aku sangat tak mengerti kenapa Vera malah menikmati permainan kasarku yang awalnya hanya sebuah simulasi dan gertakan saja.
Aku jadi mulai curiga jika Vera ini ternyata adalah seorang Masochist!
..............................
Aku mengangkat tubuh lunglainya yang seperti sudah tak bertulang saja, kusandarkan tubuh telanjangnya ke tepi Springbed, aku memeluk gadis cantikku itu yang terlihat kolaps.
Wajah cantiknya yang kelelahan dan K.O seperti ini membuat hatiku kembali lunak dan tak tega untuk berpura-pura marah lagi.
Lagi pula dia tidak sepenuhnya salah atas kejadian malam itu, Vera hanya terbawa suasana, dia memang supel kepada siapa saja, terlepas dari sifat liarnya.
Namun aku takut jika sikap ramah dan manjanya inilah yang malah di salah artikan dan justru dimanfaatkan orang, terlebih melihat paras dan tubuh seksinya yang memang sangat digandrungi banyak pria.
" Kamu gpp sayang?.. " tanyaku membelai pipinya.
Vera menganggukan kepalanya sambil menyenderkannya di bahuku, nafasnya terasa habis dan dia masih gemetaran.
" Maafin aku ya Ver.. Maaf aku udah kasar banget sama kamu.. " sambungku mendekapnya erat dan mengusap-usap tangannya.
" Gpp.. Aku keenakan banget yang.. " ujarnya lemah.
" Aku gak pernah ngerasa senikmat ini sebelumnya, kalo kamu mau, aku suka kok dikasarin kayak tadi… " kata Vera terbuka.
Aku hanya diam tak menjawabnya, Vera mulai membuka matanya lalu menatapku, kembali kulihat wajah letihnya yang sangat cantik itu dengan tatapannya yang sangat pasrah, tapi saat ini dari sorot matanya terlihat Vera seperti menginginkan sesuatu dariku.
" Sayang... Kamu masih ngaceng kan? Yuk kita main lagi.. "
" Tapi kamu perlakuin aku kayak tadi plis, perlakuin aku lebih kasar lagi, aku suka bangett, plisss sayang... " pintanya mulai mengocoki memeknya sendiri.
" Ughh.. " desahnya menggigiti bibirnya sambil menatapku amat berharap aku menyanggupinya.
Aku terpana dan tak percaya saja, rupanya masih banyak hal yang harus aku pahami mengenai dirinya.
" Jadi kamu beneran suka digituin lagi sayang?.. " tanyaku lagi mengelus kelopak matanya yang redup ini.
" He..eeh… Mau banget sayang.. " angguknya pelan.
" Kita coba ngentot di kamar tempet kamu simpen alat-alat itu yuk sayang… Aku mau kamu dominasi sama alat-alat itu... " jawab Vera tanpa ragu dengan nafasnya yang memburu dan kocokan di memeknya yang makin cepat.
Melihatnya yang sangat menginginkannya, aku pun menuruti kemauan gadis kesayanganku ini.
Aku menggendong tubuhnya menyamping lalu membopongnya ke kamar khusus dimana aku biasa memfoto Vera dengan tema Bondage, kamar yang dipenuhi dengan alat-alat seks yang kubeli waktu itu secara Online.
Memang dulu pernah ketika disatu sesi foto diruangan yang bernuansa horor itu, Vera bertanya padaku.
" Yang, kamu iket-iket sama ngunci gerakan aku gini cuma buat difotoin aja ya?.. " tanyanya dengan lugunya ketika itu.
Dan kujawab memang hanya untuk keperluan foto saja, karena aku tak kepikiran bakal menggunakannya untuk seks yang sebenarnya dengan Vera, yang aku tidak ketahui justru dia sebenarnya menyimpan hasrat untuk melakukannya denganku.
..............................
Sesampainya di dalam ruangan, nuansa Gothic mulai membangkitkan hawa nafsu kami berdua, aku meletakkan Vera di ranjangnya karena dia masih belum kuat berdiri, kunyalakan AC nya di kamar ini begitu kurasakan pengap sekali.
Terakhir kupakai studio foto ini sekitar seminggu kemarin sebelum Vera halangan, jadi wajar jika sekarang ruangan ini terasa pengap.
Aku duduk di samping Vera di atas ranjang dan kembali memeluk memijitinya sebentar sambil menunggu ruang ini dingin.
Setelah dingin AC nya terasa memenuhi ruangan, Vera berdiri lalu menutup pintu dan mengunci kamar seolah tak ingin ada yang mengganggu.
Dengan melenggok, cewek blasteran ini berjalan menghampiriku, dia menarikku dari ranjang agar berdiri, darahku berdesir melihatnya yang kini merabai dadaku dengan mukanya yang binal sekali.
" Udah keras banget kontolmu yang.. Uhh!.. " bisiknya sambil mendesis di leherku masih meraba-rabai tubuh atasku.
Memang kontolku sudah mengacung sekali saat ini tak tahan melihat tubuh putih padatnya yang telanjang di hadapanku.
Vera mengecup-ngecup tubuh bagian atasku dengan mesra, tampaknya dia benar-benar ingin memastikanku terangsang sebelum mendominasinya nanti.
Ciumannya di dada, perut, bahu, leher dan daguku membuat pikiranku benar-benar sudah terbang melayang saat ini.
Begitu pun pandangannya yang sayu sekali menatapiku, entah kenapa setiap kali terangsang berat maka mata Vera akan semakin sayu memandangiku.
" Uhh yang.. Kamu bener-bener bakal habisin aku kan?.. " kali ini Vera memegangi wajahku dengan kedua tangannya.
Tak kujawab dan terus kupandangi wajah sendu Vera yang kini dekat sekali di depan wajahku, lalu gadis cantik ini langsung memagut bibirku dan terdengarlah bunyi cipok bibir kami yang berdecap basah membahana di ruang kedap suara ini.
Aku merasakan sebuah sensasi yang berbeda sekali saat ini, seolah aku dan Vera siap mengeksplor sisi liar kami satu sama lain.
Vera menciumku dengan sangat bernafsu, dia mengangkat sebelah kakinya dan dia jepit ke pinggangku sambil kami berpelukan berciuman dalam posisi berdiri.
" Tapi Ver, kalau kamu mau kita main kayak gini, aku bakal kasar banget sama kamu, apa kamu mau?.. " tanyaku disela ciuman kami.
" Apapun keinginan kamu tuan, silahkan lakuin ke aku, aku siap!.. " jawab Vera.
Dia memanggilku tuan, tanpa kusuruh!
Aku benar-benar sangat kaget dengan kebinalan Vera ini yang sepertinya dia pelajari dari film porno yang pasti sering dia tonton.
Aku benar-benar sangat kaget dengan kebinalan Vera ini yang sepertinya dia pelajari dari film porno yang pasti sering dia tonton.
" Kamu yakin?.. " aku kembali memastikannya dengan mengelus dagunya.
" Yakin tuan… " angguknya sambil menatap mataku tanpa ada keraguan setitik pun.
" Kalo kamu babak belur? Kamu bakal lapor polisi gak?... " tanyaku lagi.
Vera menggelengkan kepalanya.
PLAK!
Satu tamparanku mendarat di pipi Vera.
Vera kaget dan kemudian dia meringis sambil memejamkan matanya.
" Sakit?.. " tanyaku lagi.
Vera kembali menggeleng.
" Aku suka kamu kasarin tuan, bahkan kalau tuan lagi kesal kayak tadi silahkan tuan lampiasin ke aku.. " kali ini ucapannya itu langsung membuatku panas.
Kuremas payudara bulat Vera yang dari tadi menganggu fokusku, bahkan dalam posisi berdiri saja toketnya tetap berdiri kencang.
Vera hanya pasrah menikmati remasan kasarku, kemudian dengan beringas aku menarik puting susu panjangnya itu dengan kencang, mencubit dan memilinnya kasar.
" Toket kamu emang nafsuin Ver, gede, bulet, kenceng padet banget lagi.. "
" Apalagi nih puting susunya bikin pengen diemut terus.. " ujarku mulai meracau.
" Jangan diemut tapi digigit tuaan.. " Vera hanya mendesis saat aku mulai menghisap puting susunya itu.
Aku mulai mengulum sambil menggigit Nipple nya. Vera menggelinjang, dia merasakan rasa sakit bercampur sensasi nikmat pastinya.
Kusuruh Vera duduk dengan lututnya lalu kuambil Ankle Cuff dan kupasang di masing-masing pergelangan tangan, dan juga kupasangkan dipergelangan kakinya, hingga membuat tangan dan kaki Vera terkunci serta saling terhubung dengan rantai yang tersambung di gelang berbahan kulit ini.
Setelah selesai aku berdiri dengan kontolku yang mengacung tegak sejajar tepat di wajahnya yang duduk dalam posisi tersebut.
Aku berjalan 3 langkah ke belakang, lalu kusuruh Vera mengejarku, gadis cantik itu menurut.
Dia berjalan sangat perlahan karena tangan dan kakinya terkunci untuk sampai kearahku, ketika kepalanya sudah tepat di depan penisku, kemudian secara insting dia mulai melahap kemaluanku dan melirikku untuk melihat ekspresi keenakanku seperti biasa.
Aku mengadahkan kepalaku keatas merasakan nikmat sepongannya, Vera terus menatap badan kekarku yang sedang berdiri menjulang di depannya.
Sambil aku merasakan kulumannya dipenisku, mulai kuremas-remas kasar toket gedenya itu, aku menarik dan mencubit-cubit gemas puting susunya dengan keras, Vera mulai meringis.
" Kamu suka diginiin?.. " tanyaku terus meremas teteknya.
Belum sempat Vera menjawab, tamparan langsung kuhadiahkan di pipinya.
" Ahhh!!.. " desahnya terhempas.
" Kamu suka gak?!.." tanyaku lagi mencoba mengikut permainan yang dia pinta.
" Jangan tanyakan aku tuan, tuan lakuin aja apa yang tuan mau sama aku.. " Vera terus menggodaku hingga membuat aku semakin terbakar nafsu.
Aku menjambak rambutnya, kuseret gadis berambut panjang itu berjalan dengan dengkulnya, lalu aku berhenti di lemari khusus tempat aku menyimpan banyak sekali peralatan seks.
Aku mengambil Gag-Ball berwarna merah dan memasangkannya ke mulut Vera, Vera hanya menatap mataku dengan pasrah selagi aku melingkarkan benda itu.
Kemudian aku mengambil Harness hitam dari kulit dan memasangkannya ke sekujur tubuh telanjangnya.
Baru saja kupasang, Vera sudah orgasme lagi padahal tanpa penetrasi ataupun kocokan dari jarinya seperti biasa, dan ini membuatku amat yakin jika Vera memendam fantasi atau hasrat untuk bermain Bondage seperti ini sejak lama.
Melihat tubuh molek tak berdaya yang kini sudah terpasangkan Harness, aku menggiring Vera ke salah satu Device yang ada di dekat pintu.
Vera aku atur diposisi tertelungkup, kutarik pinggulnya menungging tinggi, kebetulan alat itu sendiri memiliki Box dibagian kepala, sehingga saat kepala Vera kumasukkan kedalam Box tersebut, dia tak bisa melihat apapun dalam keadaan tertunduk kebawah.
Kubuka lebih dulu rantai yang mengunci kedua tangannya tadi, dan aku ganti dengan menguncinya di samping Device Table itu.
Pergelangan kakinya juga kukunci agar dia benar-benar tidak bisa bergerak.
Pergelangan kakinya juga kukunci agar dia benar-benar tidak bisa bergerak.
Dalam posisi menungging seperti ini aku benar-benar kagum melihat keindahan lengkung dan Body belakang Vera.
" Liat pantat kamu.. Shhhhshh… " desisku mengocoki kontolku sendiri melihat keadaan Vera yang sekarang.
" Aku bakal pake pantet kamu lagi Ver.. Seksi banget pantet kamu sayang.. " aku masih meracau sambil mengambil pelumas dan mengolesinya ke kontolku.
Vera terdengar seperti meracau, meskipun suaranya tak jelas karena tertutup Box dan juga bola peredam yang membekap mulutnya, tapi aku tahu bahwa Vera minta aku gagahi sekarang juga.
Lalu aku pun segera mengambil posisi kebelakang Vera yang sudah menungging tak berdaya itu dan mulai menyodomi gadis cantik haus seks ini.
Sambil menggenjotnya beberapa kali aku mengejeknya, untuk membakar birahi kami masing-masing tentunya.
" Emang dasar gak tau diri, memek kamu gatal apa kalau gak dimasuki kontol?.. " bacotku berimprovisasi dengan menampar-nampar bongkahan pantat montoknya.
Aku mengucapkan itu begitu saja, bahkan sebenarnya aku tak punya bakat kearah sini dan jujur kulakukan semua ini untuk menuruti maunya Vera saja meski tanpa sadar aku mulai terpengaruh dengan gaya permainannya yang berapi-api dan sering bercakap kotor ini.
Vera hanya mendesah-desah tertahan, dia terdengar sangat menggila sekali, hanya sebentar saja kugenjot, Vera sudah orgasme lagi, nampaknya dia benar-benar menikmati ini semua.
Akhirnya di malam ini aku mengeksplor dan mempraktekkan serta memaksimalkan semua Device dan peralatan yang sudah kubeli mahal-mahal.
Vera kembali Squirt di salah satu momen, dia sangat menikmatinya semua yang kulakukan malam ini, dan aku seperti menjadi diriku yang berbeda ketika meladeninya.
Berulang kali kami berpindah-pindah posisi, kadang aku mengikat Vera berbentuk X di tiang kayu dan menggagahi selangkangannya yang mengangkang itu dari depan.
Dan yang paling Vera suka adalah ketika aku menggantungnya di gantungan khusus yang terbuat dari karet dibelakang pintu, lalu menyetubuhi tubuhnya yang tergantung sambil membacotinya.
Dalam posisi inilah Vera Squirt seperti tadi dan aku kembali berejakulasi di memeknya lagi, Vera histeris, dia meracau tak karuan dan seperti orang kesurupan, bahkan dalam posisi tepar dia masih saja mengucapkan kalimat-kalimat jorok yang binal sekali karena memang ini gaya favoritnya.
..............................
Malam panjang ini berlalu dengan cepat, aku mengunci pintu dan kembali sambil menggendong Vera keluar dari dalam kamar yang benar-benar membuat kami mendapat pengalaman yang berbeda.
Vera sudah letih sekali, dia hanya melingkarkan tangannya di leherku ketika kupapah dia menyamping, gadis berhidung mancung ini sudah tak sanggup berjalan, setidaknya sudah 5 kali aku ejakulasi di dalam ruangan tadi, dan Vera entah sudah berapa kali orgasme.
Di titik ini aku mulai menyadari ada sisi lain dalam diri Vera, sebuah sisi Hyper yang sangat berbanding terbalik dengan wajah lugu serta sifat sehari-harinya yang sangat manja itu.
Aku membaringkan Vera keranjang di kamarku, menutup pintu, mematikan lampu dan masuk kedalam selimut beristirahat bersama gadis pemuas nafsu yang ada disebelahku.
Dia langsung memelukku, dan kembali mencium bibirku begitu kami tergolek bersama, nafsu seksnya benar-benar luar biasa, seakan takkan habis satu malam jika ingin mengadu kasih dengannya.
Malam ini seakan kami menemukan jati diri dan gairah seks kami yang sebenarnya, dinginnya AC dan guyuran hujan di luar sana seakan tidak meredakan birahiku padanya.
Kecupan mesra kami pun sekejap berubah menjadi pagutan penuh nafsu, kami saling bertukar ludah dan berpelukan sangat erat, hingga akhirnya aku kembali menyetubuhi betinaku ini sekali lagi sebelum kami berdua benar-benar tertidur dalam lelah dan kepuasan yang masing-masing kami rasakan.
EmoticonEmoticon