Aku Inez, saat ini aku kerja ditempat om Ahmed sebagai housekeeper. Aku dah kerja sebagai housekeeper sejak aku DO dari
kelas 10 kerna gak da biaya. Om Ahmed merupakan bos kedua setelah aku brenti dari bos pertamaku terdahulu. Om Ahmed
turunan arab, aku ngebayangin kaya apa gede dan panjangnya barangnya, katanya kan ukuran arab segede dan sepanjang
pisang tanduk. aku suka horny ja ngebayangin. Ma bos terdahulu yang barangnya gak segede pisang tanduk aja aku selalu
terkapar kalo dia dah puas, palagi ma yang segede pisang tanduk. Om Ahmed juga suka jelalatan ngeliatin aku, maklum aku
masi abg banget, umurku ja blon kepala2. Sepertinya dia napsu banget ma aku, cuma gak eprna ngomong apa2 tentang
napsunya.
Satu hari om Ahmed nyuru aku nyiapin ruang kerjanya untuk miting bersama 3 orang temen bisnisnya, katanya semua arab,
Om Idris, om Jamal dan Om Zul. Dia terus terang nanya ke aku, "Nez kamu dah pernah dien totin kan". "Udah om, ma bos
seblon ini Inez sering dien tot". "Lo gitu, kamu mau gak sehabis miting nbgeladenin napsu temen2 bisnisku". Waduh kebayang
digarap 4 arab kaya apa aku jadinya. "Jangan kawatir, nti aku undang juga Sintia yang dah biasa digarap temen2 bisnisku,
jadi kamu ma Sintia yang ngeladenin mereka dan aku tentunya". Aku cuma ngangguk aja.
Harinya mreka miting dari pagi, aku cuma nyiapin makanan dan minuman untuk break dan makan siang mereka. Sampe sore
miting blon selesai, om Ahmed nyuru aku nyediain makan malem buat mreka, aku kira rencana setelah miting gak jadi. "Sintia
dah kukontak, nti jam 8an dia mo dateng, kebetulan dia gi ndirian dirumah". O acaranya jam 8 toh. Ya aku siapin makan
malem buat mereka. Sepertinya om Ahmed dah ngasi tau rencana mengenai hiburan sex setelah miting, maka mreka buru2
makan malem yang telah kusediakan seblon waktunya. Sintia juga dah sampe dirumah. Aku baru liat prempuan secantik
Sintia, badannya proporsional ma asesoris badannya, toket dan pinggul serta pantatnya sesuai banget bentuk badannya, gak
gede gak juga kecil.
Kami santai diruang keluarganya yang besar, Om Zul langsung ja meluk Sintia. Sintia meraba-raba serta meremas-remas
batang kon tolnya dari balik celananya. Dia yang sedang menikmati remasan dan rabaan tangan Sintia, mulai melakukan aksi
balik, tangannya mulai meremas-remas toket Sintia, mulutnya mulai melumat bibir Sintia, aksi balas om Zul membuat Sintia
mendesah.
om Idris melakukan hal yang sama kepada aku, mulutnya melumat bibirku dengan penuh nafsu, kedua tangannya beraksi
melucuti pakaian atasku yang dilanjut dengan membuka Braku, kedua toketku yang masih mengkal, maklum aku kan masi
abg banget, Sintia cuma beberapa taun tuaan dari aku. kedua pentilku yang berwarna merah muda sedikit mencuat, dengan
tidak sabar om Idris memnyerbu kedua toketku, remasan-remasan penuh nafsu dilakukannya kebukit kembarku diselingi
dengan pilinan-pilinan dikedua pentilku. om Jamal dan om Ahmed yang sedang remesan tanganku segera melucuti sisa
pakeanku termasuk dengan celana dalamku, akhirnya aku dibuat telanjang bulat oleh mereka, Kemudian mereka bertiga
melepaskan pakaian mereka dengan tergesa-gesa, dengan keadaan telanjang bulat mereka mulai menyerbu aku, om Jamal
menerkam bagian atas ku dengan penuh nafsu, dia melumat bibirku yang kusambut dengan penuh nafsu, sementara tangan
om Idris beraksi dikedua toketku, remasan-remasan tangan om Idris dan pilinan-pilinan dikedua pentilku membuat aku
mendesah apalagi om Ahmed juga mulai beraksi dibagian bawah tubuhku, om Ahmed dengan penuh nafsu menjilati memekku
dan dan menghisap-hisap itilku.
Sementara itu, om Zul menghentikan serangannya, ia mulai melucuti pakaian yang dikenakan oleh Sintia sehingga tubuh
mulus dan putih Sintia terpampang dengan jelas. Sintia juga membalas dengan melucuti semua pakaian om Zul, saat celana
dalam om Zul terlepas, Sintia melihat batang kon tol om Zul yang sudah berdiri tegak dengan gagahnya, dibandingkan dengan
kepunyaan suaminya memang sangat berbeda, om Zul kemudian merebahkan tubuhnya diatas karpet, Sintia dengan posisi
merangkak mulai menyerbu batang kon tol om Zul, dikulum-kulum dan dijilatinya barang om Zul itu dengan penuh nafsu,
sambil menikmati emutan dan jilatan Sintia dikon tolnya, tangan om Zul tidak tinggal diam, kedua tangannya mulai menyerang
toket dan memek Sintia, tangan kirinya asyik meremas-remas toket Sintia bergantian dengan pilinan-pilinan dikedua
pentilnya, tangan kanannya dengan lembut menggesek-gesek memek dan itil Sintia, kadang-kadang jari tengahnya
menerobos kedalam lubang memek Sintia lalu dikocok-kocokkan keluar masuk dilubang memek Sintia.
om Idrispun mendahului temen2nya, diasegera merangkak ke tubuhku, ia mulai menjilati memek dan itilku, aku juga mulai
dengan penuh nafsu batang kon tol om Jamal kuemut dan kujilati, om Jamal melenguh menikmati sedotan-sedotan mulutku
dibatang kon tolnya. Om Idris melesakkan kedua jarinya kedalam lubang memekku, dan mengocok-ngocokannya keluar
masuk lubang memekku, dari mulutku yang sedang penuh oleh jejalan batang kon tol om Jamal terdengar erangan dan
lenguhan, aku betul-betul menikmati sensasi permainan mulut dan tangan om Idris dimemekku. Aku dengan penuh nafsu
sedang menikmati batang kon tol om Jamal, kukulum kon tolnya, tangan kiriku mengelus-ngelus biji pelernya, sementara
tangan kanan meremas-remas rambut om Idris yang masih asyik bermain dengan memekku, kadang-kadang pantatku
terangkat menyambut hisapan mulutnya serta sodokan jari tangan nya dimemekku, lenguhan dan erangan terdengar keluar
dari mulutku, om Jamal merasakan kenikmatan yang tiada duanya, ia betul-betul menikmati emutan dan jilatanku dikon
tolnya, tangan kirinya memegang kepalaku, kadang-kadang mendorong kepalaku akibatnya kontolnya hampir masuk
semuanya didalam mulutku dan membuat aku tersedak, sementara tangan kanannya meremas-remas kedua toketku
bergantian kiri dan kanan, dan ditingkahi dengan memilin-milin kedua pentilku. Sementara om Ahmed senyum2 aja melihat
aksi temen2 bisnisnya, dia ngasi kesempatan lebih dulu kepada temen2nya untuk menikmati Sintia dan aku walaupun dia
nampak bernapsu banget liat aku digarap 2 temennya.
Memek Sintia semakin basah mendapatkan serangan om Zul yang bertubi-tubi, Sintia sudah tidak sabar lagi ingin merasakan
sodokan-sodokan kon tol om Zul dilubang memeknya, dengan segera Sintia merangkak diatas tubuh om Zul dan mulai
mengarahkan kon tol om Zul yang sudah semakin tegang itu kelubang memeknya, dioles-oleskannya kepala kon tol om Zul
dengan itilnya, kemudian Sintia menyelipkan kepala kon tol om Zul di lubang memeknya, dengan perlahan-lahan Sintia mulai
menurunkan pantatnya, batang kon tol om Zul mulai menerobos lubang memek Sintia, sedikit-demi sedikit kon tol om Zul
mulai menyeruak masuk, Sintia menurunkan pantatnya lagi, Sintia merasakan memeknya sesek akibat kon tol om Zul yang
lebih besar daripada kepunyaan suaminya, kembali Sintia menurunkan pantatnya, om Zul merasakan memek Sintia begitu
erat menjepit batang kon tolnya, dengan sekali hentakan kuat Sintia menekan pantatnya kebawah, batang kon tol om Zul
melesak lebih dalam lagi dimemeknya, om Zul merasakan ujung kepala kon tolnya bersentuhan dengan mulut rahim Sintia
begitu pula Sintia merasakan mulut rahimya tersentuh agak kuat oleh kepala kon tol om Zul, keduanya mrlenguh. Sintia
mendiamkan sebentar gerakannya, ia merebahkan tubuhnya ketubuh om Zul sementara mulutnya mulai menciumi mulut om
Zul, dibalas oleh om Zul dengan penuh nafsu, om Zul meneroboskan lidahnya kedalam mulut Sintia mencari lidahnya, lidah
mereka bertautan dirongga mulut Sintia, tangan om Zul mengelus-ngelus punggung Sintia dan kedua bongkah pantatnya,
kadang-kadang tangannya meremas-remas kedua bongkah pantat Sintia.
tingkah mereka tidak luput dari pandangan om Idris yang sedang asyik menjilati memekku karena posisi mereka tepat
berhadapan dengan kepala om Idris, om Idris melihat jelas sekali tahap demi tahap saat kontol om Zul menerobos masuk
kedalam lubang memek Sintia, lalu saat ia melihat tangan om Zul meremas-remas pantat Sintia, om Idris melihat lubang
pantat Sintia, ia ingat pengalamannya sewaktu mengentot lubang pantat Sintia, dan sekarang ia pengen ngerasain lagi. Dia
segera menghentikan aksinya, ia beranjak dari posisinya di memekku, kemudian om Idris berlutut dibelakang Sintia,
dibasahinya batang kon tolnya dengan air ludahnya, lalu ia selipkan kepala kon tolnya dilubang pantat Sintia, kepala kon tol
om Idris mulai terselip dilubang pantat Sintia, Sintia kaget sakit saat lubang pantatnya mulai diterobos oleh kepala kon tol om
Idris, Sintia meronta agar kepala kon tol om Idris terlepas dari lubang pantatnya tapi percuma karena om Zul yang melihat om
Idris mendekati Sintia dari belakang sudah mengetahui apa yang hendak dilakukan oleh om Idris, kedua tangannya memeluk
erat Sintia sehingga Sintia tidak dapat bergerak. om Idris sambil mulai melesakkan batang kon tolnya dilubang pantat Sintia
pelan2 sampai makin dalem masuk kedalam lubang pantat Sintia. om Idris lalu dengan sekali hentakan ia dorong batang kon
tolnya sampe seluruh batang kon tolnya tertelan di lubang pantat Sintia, "Uuhh gila, sempit sekali nih lubang pantatmu, Sin,"
om Idris mengerang sambil bertanya. om Zul dengan lembut ia menciumi Sintia, dengan berpegangan pada pinggang Sintia,
om Idris mulai menggerakkan tubuh Sintia kedepan dan kebelakang perlahan-lahan, sehingga membuat batang kon tolnya
keluar masuk dengan sendirinya dilubang pantat Sintia, tapi bukan batang kon tolnya saja yang secara otomatis keluar
masuk, kon tol om Zulpun dengan sendirinya keluar masuk dilubang memek Sintia. Sintia mengerang keenakan yang luar
biasa, dari yang tadinya hanya diam saja sekarang Sintia mulai membantu gerakan om Idris yang memaju-mundurkan
tubuhnya, kedua toketnya yang bergelantungan didepan wajah om Zul bergoyang seiring dengan gerakan tubuhnya yang
maju mundur, dengan penuh nafsu om Zul menjilati dan mengulum-ngulum kedua toket Sintia bergantian kiri-kanan, dan
dihisap kuat2 kedua pentilnya, menambah sensasi kenikmatan Sintia. "Oohh enak sekali, terus isap ttoketku, tekan lebih
dalam...," Sintia mengerang-ngerang kenikmatan, tubuhnya ia mundurkan lebih kuat membuat kedua kontol om Zul dan om
Idris melesak lebih dalam. "Enak betul memek kamu Sin, kon tolku seperti diremas-remas," om Zul mengerang merasakan
keenakan saat dinding memek Sintia mencengkram erat batang kon tolnya dan berdenyut-denyut. "Iya lubang pantatnya juga
enak, kon tolku juga kaya diremas-remas nich," erang om Idris bersamaan dengan erangan om Zul, om Idris merasakan
ketatnya lubang pantat Sintia menjepit kon tolnya, juga dinding lubang pantatnya yang berdenyut-denyut.
Saat om Idris mulai melesakkan kon tolnya kelubang pantat Sintia, om Jamal menggantikan tugas om Idris menggarap
memek dan itilku. kedua tangannya menguakkan lubang memekku, terpampang di mata om Jamal pemandangan yang
menakjubkan yang belum pernah ia lihat selama ini, itilku terlihat oleh om Jamal dengan jelas sementara memekku yang
berwarna merah muda terlihat jelas, tanpa membuang waktu lagi dan om Jamal mulai menjulurkan lidahnya dan mulai
menjilati memekku sambil menghisap2 itilku, tangan om Jamal mulai beraksi juga, kedua jari tengah dan jari manis tangan
kanannya mulai menerobos masuk kedalam lubang memekku, tangan kirinya mulai mengelus-ngelus lubang pantatku, aku
melenguh menerima serangan ini, pantat ku maju mundurkan perlahan-lahan, om Jamal menekan bagian dalam memekku
tepat dibelakang itilku saat ia menghisap-hisap itilku, kadang-kadang kedua jarinya mengocok memekku. "Oohh, terus isap
itilku yang kuat om, aahh enak, terus tekan, kocok lagi, ohh enak sekali...," aku mengerang merasakan sensasi kenikmatan
permainan tangan dan mulut om Jamal. "Hhmm, memek kamu wangi Nez dan cairannya gurih...," gumam om Jamal sambil
asyik menghisap-hisap itilku dan menelan cairan pelicin yang keluar dari memekku. Kocokan-kocokan tangannya semakin
dipercepat keluar masuk dalam lubang memekku yang semakin basah oleh cairan pelicinku, kadang-kadang om Jamal
menekan bagian belakang itilku saat ia menghisap kuat-kuat, tubuhku gemetar dibuatnya, lenguhanku semakin sering
terdengar, mataku merem-melek menikmati permainan om Jamal, kedua tanganku mulai meremasi kedua toketku sendiri. om
Jamal juga mulai meremasi kedua toketku melihat aku meremes2 toketku sendiri. tubuhku kadang-kadang melenting
menikmati serangan om Idris, kedua kakiku yang menopang saat tubuhku melenting terlihat gemetar, aku merasakan nikmat
yang luar biasa dengan permainan om Jamal, kedua jari tangan om Jamal keluar masuk dengan cepat, kadang-kadang dia
memutar-mutar jari tangannya yang sedang berada didalam memekku kekiri-kekanan, atau kadang-kadang om
Jamalmenekan keatas-kebawah kedua jari tangan saat kedua jari tangannya berada didalam memekku, sementara hisapan
dan jilatannya diitilku tidak berhenti saat dia melakukan aksi tangannya itu, aku dibuat merem melek oleh om Jamal,
lenguhan dan desahanku sering terdengar, bersahutan dengan suara Sintia yang sama-sama sedang menikmati serangan-
serangan di kedua lubangnya. Aksi om Jamal semakin menggila, jempol kirinya ia masukkan kedalam lubang pantatku dan
saat jempolnya sudah masuk semuanya didalam lubang pantatku, ia gerakkan jempolnya keatas-kebawah, aksinya ini
menambah sensasi kenikmatan buat aku, tangan kananku menekan belakang kepala om Jamal, pantatku terangkat, kaki dan
tubuhku gemetar merasakan kenikmatan permainan om Jamal.
Sementara Sintia yang sedang dikeroyok berdua mulai mendekati titik kenikmatannya, puncak kenikmatannya sudah
diambang pintu, erangannya semakin sering terdengar, tubuhnya mengejang-ngejang, keringatnya sudah membanjir menjadi
satu dengan keringat om Zul dan om Idris. "Oohh, teruss sodok memek dan pantatku, lebih kuat dan lebih dalam, aku tidak
kuat lagi, Oohh, aku mau keluar...," Sintia mengerang keenakan, tubuhnya mengejang-ngejang dan gemetar,saat meraih
puncak kenikmatannya. lubang memeknya menyemprotkan lahar kenikmatannya menyirami kontol om Zul yang berada
didalam lubang memeknya. Sintia memeluk om Zul erat, tubuhnya meregang menikmati peraihan puncak kenikmatannya,
matanya terbeliak keatas sehingga hanya bola putihnya saja yang terlihat, mulutnya ternganga sementara kepalanya
mendongak keatas.
Saat Sintia sedang meregang menyambut puncak kenikmatannya, aku juga hendak meraih puncak kenikmatanku, tubuhku
mulai agak limbung, kedua kakiku gemetar, tangan kananku meraih belakang kepala om Jamal, tubuhku mengejang,
merasakan itu om Jamal semakin kuat menghisap itilku, sementara jari tangannya ia dorong lebih dalam dan digerakkan
keatas-kebawah, bagian depan dan belakang jari tangannya bergantian bersentuhan dengan dinding memekku. "Oohh, aku
keluar om...," aku mengerang, puncak kenikmatanku berhasil kurengkuh, tubuhku mengejang, pantatku semakin terangkat
keatas, kedua kakiku gemetaran, kedua tanganku menjambak rambut om Jamal, sementara tubuhku melenting ditopang oleh
kepala dan kedua kakiku, aku melenguh kuat saat memekku mulai menyemburkan lahar kenikmatan, pantatku mengejut-
ngejut seirama dengan semburan lahar kenikmatan dari lubang memekku, mengejut-ngejut saat memekku menyemburkan
cairan kenikmatan, mataku terpejam merasakan sensasi kenikmatan yang berhasil ku capai, kepalaku terdongak
kebelakang.
om Idris mencabut batang kon tolnya dari jepitan lubang pantat Sintia, sementara om Zul mulai memompa kon tolnya keluar
masuk memek Sintia dengan perlahan-lahan, Sintia yang sedang merasakan sisa-sisa kenikmatan itu melenguh dibuatnya.
Sambil memompa om Zul menciumi Sintia dengan penuh nafsu, dilumatnya bibir Sintia, lidahnya menyelusup masuk kedalam
mulut Sintia mencari-cari lidah Sintia, kedua lidah mereka menari dirongga mulut Sintia, saling bertautan, om Zul mulai
menaikkan ritme sodokan-sodokan kon tolnya di lubang memek Sintia.
Sementara itu om Idris beranjak kearahku, yang saat itu sedang menikmati sisa-sisa kenikmatan, om Idrislalu menyuruh om
Jamal untuk mulai ngen totin aku sambil duduk dengan posisi WOT, om Idris membantu om Jamal dengan menggendong
tubuhku dan mengangkangkannya diatas tubuh om Jamal, sementara om Jamal mengarahkan kepala kon tolnya kelubang
memekku, diselipkannya kepala kon tolnya dimemekku, kepala kon tolnya terjepit oleh lubang memekku, aku melenguh saat
merasakan kepala kon tol om Jamal mulai menerobos lubang memekku, dengan perlahan-lahan om Idris mulai menurunkan
pantatku, kon tol om Jamal perlahan-lahan menerobos masuk kedalam lubang memekku. dengan sekali hentak om Idris
menekan pantatku kebawah, kon tol om Jamalpun terbenam seluruhnya didalam lubang memekku, aku melenguh keras saat
om Idris menghentakkan pantatnya itu. "Uuhh, kon tol om besar dan panjang, rasanya ujung kepala kon tol om menyentuh
mulut rahimku......,"lenguhku. om Idris lalu mendorong punggungku, sehingga tubuhku tengkurap diatas tubuh om Jamal, lalu
ia mulai menyelipkan kon tolnya kedalam lubang pantatku, aku menjerit saat merasakan kepala kon tol om Idris mulai masuk
lubang pantatku, aku merasakan sakit dilubang pantatku, tapi aku tidak bisa meronta karena saat itu om Jamal sedang
memelukku dengan erat, dengan terpaksa aku hanya dapat menerima perlakuan om Idris di lubang pantatku, sambil menahan
sakit kugigit pundak om Jamal, om Jamal mendiamkan gigitanku karena saat itu ia sedang merasakan kenikmatan yang
belum pernah ia alami sebelumnya, kon tolnya sedang terjepit dengan erat oleh memekku, ditambah dengan aksi om Idris
yang sedang meneroboskan kon tolnya dilubang pantatku sehingga membuat lubang memekku semakin sempit dirasakan
oleh om Jamal. "Terus, Dris, dorong terus, gila memeknya jadi tambah sempit, berkedut-kedut terus lagi, kon tolku kaya
dipijat-pijat," teriak om Jamal yang sedang keenakan merasakan jepitan memekku. "Heeh, ini pantatnya juga sempit, masih
perawan...,"kata om Idris terkekeh-kekeh. om Idris terus menekankan kon tolnya lagi, perlahan tapi pasti kon tol om Idris
mulai masuk lebih dalam dilubang pantatku. Aku hanya bisa bergumam merasakan kesakitan saat kon tol om Idris menerobos
makin dalam dilubang pantatku. dengan sekali sentakan kuat om Idris mendorong kon tolnya, aku kembali menjerit akibat
sentakan om Idris itu, dengan kedua tangannya memegangi pinggangku om Idris mulai dengan perlahan-lahan memaju
mundurkan tubuhku, sehingga kon tolnya dan kon tol om Jamal mulai keluar masuk dengan sendirinya dilubang-lubangku.
kedua kontol mereka keluar masuk perlahan-lahan di kedua lubangku. Lama kelamaan rasa sakit yang kurasakan berangsur
menghilang berganti dengan rasa nikmat, aku sekarang mulai bisa merasakan enaknya pergeseran kedua kontol itu didalam
lubang memek dan pantatku, aku merasakan kedua lubangku penuh sesak oleh kon tol besar om Idris dan om Jamal, sensasi
nikmat yang aku rasakan sekarang belum pernah ku alami sebelumnya.
Sementara itu om Zul mulai memposisikan tubuh Sintia untuk menungging, Sintia menuruti kemauan om Zul yang ingin ngen
tot dia dari belakang, pantatnya ia angkat sementara dada dan wajahnya menempel keatas karpet, dengan tidak sabar lagi
om Zul mulai menyelipkan kepala kon tolnya dilubang memek Sintia, setelah dirasakan kepala kontolnya tepat dilubang
memek Sintia, dengan sekali sentakan kuat om Zul mendorong maju kon tolnya menerobos memek Sintiai. Batang kon tolnya
masuk kedalam memek Sintia lagi. "Aahh, kon tol om besar banget si..,"jerit Sintia saat lubang memeknya diterobos dengan
kuat oleh kon tol om Zul. om Zul merasakan jepitan kuat dibatang kon tolnya, dan ia merasakan dinding memek Sintia
berkedut-kedut, seolah-olah meremas-remas batang kon tolnya, om Zul merasakan nikmatnya memek Sintia itu yang belum
pernah dirasakannya seblemunya. Tak lama berselang om Zul mulai memaju-mundurkan kon tolnya didalam lubang memek
Sintia. "Oohh...enak om, terus tekan yang dalam.....,"desah Sintia, yang merasakan nikmatnya sodokan kon tol om Zul
dimemeknya.
Sementara itu aku juga sedang merasakan kenikmatan yang luar biasa, dari mulutku tidak hentinya terdengar erangan-
erangan keenakan dienjot oleh om Jamal dan om Idris. Kedua toketku juga tidak luput dari aksi om Jamal, remasan-remasan
tangan om Jamal dikedua toketku dan hisapan-hisapan serta jilatan-jilatan pada kedua pentilku membuat aku semakin
mengerang kenikmatan. om Idris juga merintih keenakan sambil terus menggenjot kon tolnya keluar masuk dalam lubang
pantatku.
Om Ahmed yang selama ini cuma nonton live show temen2nya gak tahan lagi rupanya, dia berlutut tepat dihadapan Sintia dan
segera menyodorkan kon tolnya kemulut Sintia yang langsung disambut oleh Sintia dengan penuh nafsu. sambil tangannya
memegangi kepala Sintia, om Ahmed menekankan dan menarik kepala Sintia sehingga kon tolnya keluar masuk mulut Sintia.
bibir Sintia menjepit kuat batang kon tol om Ahmed, kadang-kadang om Ahmed karena terlalu menekan kebawah kepala kon
tolnya menyentuh anak tekak Sintia, sehingga membuat Sintia tersedak, sementara om Zul terusmendorong kon tolnya keluar
masuk memek Sintia dari belakang. Tangan om Ahmed meremas-remas toket Sintia yang bergoyang kedepan dan kebelakang
seirama dengan sodokan-sodokan om Zul yang mengeluar masukkan kon tolnya dilubang memek Sintia. Sintia dibuat merem
melek oleh mereka berdua, desahan dan rintihan keenakan semakin sering keluar dari mulutnya yang sibuk menyepong kon
tol om Ahmed, tubuhnya gemetar menahan arus kenikmatan yang menerjang dengan kuat, Sintia merasakan lubang
memeknya berdenyut semakin cepat secepat sodokan-sodokan kontol om Zul, tubuhnya mulai bergetar hebat, paha dan
pantatnya mulai mengejut-ngejut, menyambut datangnya puncak kenikmatannya, tak lama kemudian Sintia melenguh
panjang, memeknya berdenyut-denyut menyemburkan lahar kenikmatannya menyirami batang kon tol om Zul. "Oohh, aku
kluar om, enak sekali..aahh," lenguh Sintia. Tubuh Sintia bergetar dengan hebat, terlihat pantatnya mengejut-ngejut seirama
dengan keluarnya cairan kenikmatannya, kepalanya mendongak matanya terpejam, tangannya mencengkram paha om
Ahmed dengan kuat. om Zul merasakan remasan memek Sintia menyebabkan dia gak tahan juga akhirnya, "Uuhh Sin, aku
keluar juga...," dia mengerang dan menekan dalam-dalam kon tolnya kedalam memek Sintia, dan kon tolnya memuntahkan
pejunya didalam lubang memek Sintia.
Gerakan om Idris yang sedang menyodok-nyodokkan batang kon tolnya didalam lubang pantatku semakin bertambah gencar,
akibatnya tubuhkupun maju mundur dengan cepat, kon tol om Jamal yang sedalam cengkraman memekkupun ikut keluar
masuk dengan cepat, kedua toketku berguncang maju mundur menerpa wajah om Jamal, om Jamal menyambut dengan
mulutnya dan menghisap-hisap toketku bergantian. Om Idris mengerang keenakan sambil terus mempercepat gerakannya.
Aku fak bisa nahan rangsangan lebih lanjut, aku duluan yang klimax, badanku menggetar sambil memeluk om Jamal erat2.
Om Jamal merasakan hangatnya lahar kenikmataku menyirami batang kon tolnya, dia merasakan denyutan kuat dinding
memekku seolah meremas-remas batang kon tolnya. lubang pantatkupun ikut mengempot kuat saat aku mencapai klimaks,
om Idris merasakan batang kon tolnya seolah dipijat-pijat oleh lubang pantatku. Selang tak lama tubuh ke dua om bergetar
dengan hebat, tubuh mereka meregang, puncak kenikmatan yang dinanti-nantikan oleh mereka akhirnya datang juga, tubuh
mereka kelojotan, gerakan tubuh mereka semakin tidak beraturan, hampir secara bersamaan mereka mengerang, kon tol
merekapun hampir berbarengan memuntahkan pejunya. Ke dua lubangku dipenuhi oleh peju yang menyembur keluar dari
batang kon tol om Idris dan Jamal.
Tinggal om Ahmed yang blon kebagian ngecret. Dia meninggalkan Sintia yang dah terkapar berdua dengan om Zul, dia
menghampiriku. Om Zul dan Idris kayanya masi belon puas juga. Mereka bertiga langsung mengeroyok aku.
Aku sepongin aja kon tol om Idris, sementara om Zul mulai menyerbu kedua toketku, kedua tangannya mulai meremas-remas
kedua toketku dan juga mulai menghisap-hisap kedua pentilku bergantian kiri dan kanan, sementara m Ahmed mulai
menyerbu memekku. Om Amed mulai menciumi dan menjilati itilku, sementara kedua tangannya menopang pahaku, aku mulai
mendesah-desah dengan mulutyang sedang penuh oleh kon tol om Idris.
Mendapat serangan di toket dan memekku membuat nafsuku semakin menggelora, jilatan dan hisapan-hisapannya dikon tol
om Idris semakin menggila, kedua pipinku terlihat mengempot saat aku menghisap kon tol om Idris dengan kuat, sehingga dia
mengerang keenakan. kedua tangannya memegangi kepalaku, dia menekan maju kepalaku, kon tolnya hampir seluruhnya
tertelan oleh mulutku. kepala kon tolnya menyentuh anak tekakku, membuat aku tersedak. Aku mencoba sedikit menarik
kepalaku kebelakang tapi hal itu tidak dapat kulakukan karena tangannya memegang kepalaku dengan kuat. OM Idris yang
sedang keenakan malah semakin menekan kepalaku dan mendorongkan kon tolnya semakin dalam didalam mulutku,
membuat aku semakin tersedak merasakan jejalan kon tolnya didalam mulutku. kepala kon tolnya sudah melewati anak
tekakku dan menyentuh tenggorokanku. Aku gelagapan dan agak sedikit susah bernafas dibuatnya, melihat itu om Idris mulai
menarik kon tolnya keluar dari mulutku. Aku menjadi lega dan bisa bernafas lagi, tapi baru saja aku mulai dapat bernafas lega,
om Idris mulai mendorong masuk lagi kon tolnya dalam-dalam kedalam rongga mulutku, dan kali ini kon tolnya masuk
seluruhnya, itu terlihat dari hidungku yang menempel di jembutnya. akibatnya kembali aku tersedak dan nafasnya megap-
megap lagi, begitu seterusnya om Idris memaju mundurkan kon tolnya dimulutku. Aku sendiri menjadi gelagapan dibuatnya,
bibir kukatupkan erat-erat sehingga batang kon tolnya tidak menerobos terlalu dalam dirongga mulutku. Om Idris yang
merasakan bibirku menempel kuat dibatang kon tolnya malah menjadi keenakan, gesekan dibatang kon tolnya malah lebih
terasa, apalagi aku menambahi dengan memainkan lidahku dibatang dan kepala kontolnya. Om Idris semakin mempercepat
gerakan maju mundurnya, kon tolnya berdenyut kencang, puncak kenikmatannya hampir ia rengkuh. aku merasakan kon
tolnya mulai berdenyut menambahi aksiku dengan mulai mengelus-ngelus biji pelernya. Akibatnya tak lama berselang om Idris
mendengus keras. Dia sudah sangat terangsang tidak dapat lagi menahan puncak birahinya, kon tolnya yang sedang keluar
masuk mulutku mulai berdenyut dengan kuat, tubuhnya mulai bergetar hebat, kedua kakinya gemetaran menahan hasrat
birahinya yang hampir keluar, tak lama berselang tubuhnya menggigil hebat saat kon tolnya ia tekan dalam-dalam kedalam
mulutku, kon tolnya menyemburkan pejunya didalam mulutku. aku kelabakan dibuatnya, pejunya langsung tertelan olehku
karena kon tolnya yang terbenam dalam-dalam didalam mulutku. Aku merasakan semburan kuat menghantam dinding
tenggorokanku. Aku tersedak dan terbatuk-batuk dibuatnya, sementara om Idris yang sedang meraih puncak kenikmatannya
itu mengerang keenakan, pantatnya mengejut-ngejut seiring dengan kon tolnya yang sedang mengejut-ngejut memuntahkan
pejunya. Aku terbatuk-batuk dan menelan pejunya yang langsung masuk ditenggorokanku.
masih dengan terbatuk-batuk aku mendesah keenakan lagi merasakan nikmat saat itilku dihisap-hisap oleh om Ahmed dan
permainan om Zul ditoketku. Aku segera melepaskan diri dari om Ahmed yang sedang asyik menghisap-hisap itilku. om
Ahmed berbaring dikarpet. aku memundurkan pantat kebelakang, kuraih kon tolnya, lalu kuoles-oleskan kebibir memek dan
itilku. Aku merasakan geli saat kepala kon tolnya menyentuh bibir memekku dan terutama ketika menyentuh itilku. Aku
mendesah-desah, dan kepala kon tolnya kuselipkan dilubang memekku, dan tanpa membuang waktu lagi aku menekan
pantatku kebawah. dengan sekali hentakan kuat aku menekan pantat kebawah. kon tolnya akhirnya terbenam seluruhnya
didalam rongga memekku. Aku dan om ahmed mengerang bersamaan saat kepala kon tolnya menerobos masuk dengan kuat
dalam lubang memekku. Sambil mendiamkan sebentar kon tolnya dalam jepitan memekku, aku memeluk om Idris dan
menciumi bibirnya.
Om Zul pengen juga meniru aktivitas om Idris, dia menyelipkannya kon tolnya dilubang pantatku. Aku merintih saat kepala
kon tolnya mulai menerobos lubang pantatku. Om Ahmed merasakan memekku semakin menjepit erat kon tolnya saat kon tol
om Zul mulai masuk dilubang pantatku. Om Zul merasakan lubang pantatku menjepit kuat batang kon tolnya, ia mendorong
masuk perlahan-lahan kon tolnya didalam lubang pantatku, dia merasakan eratnya dinding lubang pantatku mencengkram
batang kon tolnya. Akhirnya kon tolnya terbenam seluruhnya didalam lubang pantatku. Ke 2 om itu merasakan batang kon tol
mereka seperti sedang diremas-remas oleh dinding memek dan lubang pantatku. Aku merasakan kedua lubangku penuh
sesak oleh jejalan kontol. Aku mengerang keenakan, aku mulai menggerakkan pantat maju mundur perlahan-lahan. kon tol ke
2 om mulai keluar masuk dilubangku, gerakan maju mundurku belum terlalu lancar karena kedua lubangku menjadi tambah
sempit akibat kedua kon tol besar yang menyumpal penuh memek dan lubang pantatku. Erangan dan rintihankunya tidak
berhenti keluar dari mulutku, mataku merem melek menikmati keluar masuk kon tol ke 2 om itu.-ke 2 om itu sendiri
merasakan kenikmatan yang luar biasa, kon tol mereka terjepit dengan erat oleh lubangku, pergesekan batang kon tol
mereka dengan dinding lubangku sangat terasa sekali di kulit batang kon tol mereka, merekapun melenguh dan mendesah
keenakan. Mereka mulai mengimbangi gerakanku maju mundur, mereka menekan dalam-dalam batang kon tol mereka di
lubang ku.
Memekku yang semakin basah mempermudah keluar masuk batang kon tol om Ahmed, om Ahmed dengan bertubi-tubi
menyodokkan kon tolnya keatas kedalem memekku. Aku melenguh, tubuhku melenting, mataku terbelalak saat ujung kepala
kon tolnya menyentuh mulut rahimku. rintihanku keluar terus menerus saat menerima sodokan kon tolnya. Dia juga
mengerang sambil terus mengeluar masukkan batang kon tolnya. kemudian dia menekan kon tolnya dalam-dalam dilubang
memekku, kon tolnya mengejut-ngejut menyemburkan pejunya di lubang memekku. aku merasakan mulut rahimku hangat
oleh semprotan sperma pejunya. "Aahh Sin, aku keluar¡*memekmu betul enak..", dia mengerang.
Aku juga menggelepar ketika memekku disiram peju angetnya om Ahmed, pantatku mengejut-ngejut ketika memekku
berdenyut-denyut kuat ketika aku nyampe. Hal ini menambah remasan di kon tol om Zul yang terbenam di pantatku. Om Zul
menghujam dalam-dalam kon tolnya dilubang pantatku, kon tolnya mengejut-ngejut mengeluarkan pejunya. Kita ber 3
terkapar saking puasnya. Sintia dan om Jamal sudah terlelap karrna capek menikmati pesta sex ini.
EmoticonEmoticon