Om Idris dan Om Zul
Setelah acara pesta sex dengan 4 om arab, om Idris kontak aku lagi, "Nez, santai yuk ma aku dan Zul di hotel, nti aku kasi
kamu honor sebulan gaji kamu deh, Zul juga mo ngasi honor sebulan gaji kamu". Wah asik juga tu, dikerjain semaleman dikasi
honor 2 bulan gaji, biar gajiku UMR juga. "Kudu nanya om Ahmed dulu om, kan Inez kerja ma dia". "Soial itu mah bisa diatur
Nez, yang penting kamunya mau enggak". "Inez si mau banget om, bisnya nikmat banget dimasukin pisang tanduk gitu". "Bisa
aja kamu Nez, ok deh nti kukontak kamu lagi lo dah beres semuanya". Lama gak da kabar dari dia, kukira dah batal
rencananya. Ku heran juga kenapa om Idris penasaran banget pengen ngn totin aku, apdahal aku biasa2 aja, gak da yang
istimewa dibadanku. Sedikit gambaran fisik tentang diriku, umur saat ini masi kepala 1, cuma DO kelas 10, berkulit putih,
berambut lurus sepundak, dengan toket yang sekal, gak besar si malah bisa dibilangimut, tinggi 155 cm, berat 45 kg, dengan
perut rata dan pinggang kecil namun sintal. Pinggul serasi dengan bentuk badan dan kedua bongkahan pantatku yang indah.
Secara terus terang memang kuakui juga penampilan om Idris tidak mengecewakan. Bentuk tubuhnya pun kekar dan atletis
dengan perut yang six packs.
Aku dah lupa ma rencana itu, tiba2 om Idris kontak aku, "nez, dah beres semua, om Ahmed gak keberatan, malming nanti
kujemput ya". "Keroyokan lagi ya om". "Gak lah, aku mau nikmatin kamu sendiri aja Nez, bis tu baru giliran Zul". "iya deh om".
Pada harinya aku dah siap2, aku merapikan wajahku dan memilih gaun yang agak seksi. Dari cermin rias di kamarku, kudapati
gaun yang kukenakan terlihat agak ketat melekat di tubuhku sehingga bentuk lekukan tubuhku terlihat dengan jelas. Toketku
yang imut kelihatan sedikit menonjol. Sambil mematut-matutkan diri di muka cermin aku memperhatikan penampilan
keseluruhan bentuk tubuhku. Kudapati bentuk keseluruhan tubuhku ramping dan seimbang. Toketku yang imut tapi kelihatan
kenyal. Demikian pula bentuk pantatku kelihatan agak menonjol. Ditambah lagi kulitku yang memang putih bersih membuat
bentuk keseluruhan tubuhku menarik untuk diliat. Mungkin itu yang mebuat ke 2 om itu napsu banget pengen ngen totin aku
lagi malem ini. Om Idris menjemputku sesuai waktu yang dijanjikan, pake cipika cipiki dulu lagi. "Wah kamu cantik banget
Nez, mana sexy lagi". "Ah om bisa aja, sexy dari Hongkong". "Iya Nez, kamu biar imut tapi sexy banget deh, dah siap kan, yuk
brangkat". Dia menggandeng aku ke mobilnya, membukakan pintu mobilnya untuk aku. "Kita kemana om". "Ke rumahku aja
ya, gak apa kan, kosong kok rumahnya". "Asal gak ganggu keluarga aja om". "Keluargaku gak disini kok Nez, aku bujang
disini, Zul juga", jawabnya sambil tertawa. Sampe dirumahnya, om Zul menjemput di pintu, dia juga cipika cipiki ma aku,
mesra banget ni 2 om malem ini ke aku. Kita bertiga langsung santap amlem, om idris dah siapkan makan malem yang
berlebih lauknya, sampe aku bingung mo makan yang mana. Mereka meladeni aku, mengambilkan aku nasi dan lauk pauknya,
mengambilkan aku minum, wah pokoknya aku diistimewakan deh malem ni, Seperti biasa lelaki suka ngegombal, mereka juga
ngegombal terus sepanjang acara makan malem. Biar itu gombal banget tapi aku seneng ja, serasa disanjung gitu. Itu
bodonya prempuan kali ya, dah tau digombali masi juga ngerasa disanjung.
Setelah makan malam kita duduk di taman belakang rumah om Idris, tajir banget deh si om, rumah besar mewah masi ada
taman luas lagi diblekangnya. Mereka ngobrol santai sambil menghabiskan beberapa kaleng bir. Aku gak biasa minum
alkohol, jadi om idris menyiapkan minuman kaleng macem2 buat aku. "Bisnya aku gak tau kamu suka minuman apa, jadi
kubeli j macem2 buat kamu nez". "Makasi om, perhatian banget si om ke aku". Mereka terus ja ngegombali aku, aku cuma
senyum2 seneng aja. Malem makin larut dan hawa pelan2 mulai terasa dingin. Mereka mengajak aku amsuk ke rumah. aku
masuk ke kamar mandi untuk menukan gaunku dengan baju tidur nylon yang tipis tanpa BH sehingga toketku terlihat
membayang di balik baju tidur itu. Aku sengaja membawa baju tidur sexy untuk ngeramein aja. Ketika aku keluar, ke 2 om
agak terhenyak untuk beberapa saat, padahal di pesta sex kemaren mreka dah meliat aku telbul. Akan tetapi mereka segera
dapat menguasai dirinya kembali dan om Idris kedipin mata ke om zul, om zul segera menyingkir ke lantai atas.
om Idris mengajakku segera masuk ke kamar tidur. Dikamar dia langsung melingkarkan tangan di dadaku dan menyentuh
toketku dari luar daster. aku segera merebahkan diri bertelungkup di atas tempat tidur. Kemudian om Idris menarik tanganku
dan meletakkannya di atas pangkuannya. Sementara itu bibirnya mulai menyusur leher dan belakang telingaku yang paling
sensitif. Aku langsung ditariknya, pelukannya dan tangannya yang satu langsung mendekap toketku yang sebelah kanan,
sedangkan tangannya yang satu mengelus-elus punggungku sambil mulutnya melumat bibirku dengan gemas. Tangan om
Idris yang berada di toketku disisipkan pada belahan daster yang terbuka dan mulai memelintir dengan halus ujung pentilku
yang telah mengeras. om Idris mendorongku perlahan-lahan sehingga yelentang di ranjang. Jemarinya mulai meremas-remas
toketku dan memilin-milin pentilnya. Saat itu aku masih belum total terhanyut tetapi ternyata om Idris jagoan juga dan dalam
waktu mungkin kurang dari 10 menit aku mulai mengeluarkan suara mendesis yang tak bisa kutahan. Kulihat dia tersenyum.
Dan menghentikan aktivitasnya. Kini om Idris berusaha membuka baju tidurku belum selesai berpikir beberapa saat kemudian
aku merasakan tarikan lembut di pahaku dan merasakan hawa dingin AC di kulit pahaku yang berarti celana dalamku telah
dilepas. om Idris menelanjangi diriku dengan seenaknya sampai aku benar-benar dalam keadaan bertelanjang bulat tanpa ada
lagi sehelai benang pun yang menutupi tubuhku. Secara reflek, dalam keadaan terangsang, aku mengusap-usap kon tol om
Idris yang telah tegang dari luar celananya. Bagian bawah celana om Idris terlihat menggembung besar. Kemudian om Idris
menarik tanganku ke arah resluiting celananya yang telah terbuka dan menyusupkan tanganku memegang kon tol om Idris
yang telah tegang itu. Jilatan-jilatan om Idris di bagian tubuhku yang sensitif membuatku bergelinjang dengan dahsyat
menahan arus birahi. Setelah beberapa saat mengelusnya, kemudian om Idris berdiri di hadapanku dan membuka celananya
sehingga kon tolnya tiba-tiba melonjak keluar. Kini om Idris berada dalam keadaan bertelanjang bulat. kon tol om Idris yang
sangat besar dan panjang itu. Batang kon tolnya kurang lebih berdiameter 5 cm dikelilingi oleh urat-urat yang melingkar dan
pada ujung kepalanya yang sangat besar, panjangnya mungkin kurang lebih 18 cm, pada bagian pangkalnya ditumbuhi
dengan rambut keriting yang lebat. Kulitnya agak tebal, terus ada urat besar di sisi kiri dan kanan yang terlihat seperti ada
cacing di dalam kulitnya. Kepala kon tolnya tampak kompak, penuh dan agak berkerut-kerut. Garis lubangnya tampak seperti
luka irisan di kepala kon tolnya. Kemudian dia menyodorkan kon tolnya ke hadapan wajahku. aku segera menggenggam kon
tolnya dan terasa hangat dalam telapak tanganku. Aku memegangnya perlahan, terasa ada sedikit kedutan terutama di
bagian uratnya. Lingkaran genggamanku tampak tak tersisa memenuhi lingkaran batangnya. kuraih kon tol om Idris itu ke
dalam mulutku menjilati seluruh permukaannya dengan lidahku kemudian kukulum dan hisap sehebat-hebatnya. Kuluman dan
hisapanku itu membuat kon tol om Idris yang memang telah berukuran besar menjadi bertambah besar lagi. dari kon tol om
Idris yang sedang mengembang keras dalam mulutku kurasakan ada semacam aroma yang khas yang menimbulkan suatu
rasa sensasional dalam diriku membuatku bertambah gemas dan semakin menjadi-jadi menghisap kon tol itu lebih hebat lagi
secara bertubi-tubi. Kuluman dan hisapanku yang bertubi-tubi itu rupanya membuat om Idris tidak tahan lagi.
Dengan keras dia menghentakkan tubuhku dalam posisi telentang di atas tempat tidur. Aku segera membuka kedua belah
pahaku lebar-lebar. Sambil berlutut mendekatkan tubuhnya di antara pahaku, kedua tangannya membuka pahaku sehingga
slangkanganku terkuak tepat menghadap pinggulnya karena ranjangnya tidak terlalu tinggi. Itu juga berarti bahwa sekian
saat lagi akan ada sesuatu yang akan menempel di permukaan memekku. Benar saja, aku merasakan sebuah benda tumpul
menempel tepat di permukaan memekku. Tidak langsung diselipkan di ujung lubangnya, tetapi hanya digesek-gesekkan di
seluruh permukaan bibirnya, membuat bibir memekku terasa monyong-monyong kesana kemari mengikuti arah gerakan
kepala kon tolnya. aku merasakan rasa nikmat yang benar-benar bergerak cepat di sekujur tubuhku dimulai dari titik gesekan
itu. Beberapa saat om Idris melakukan itu, cukup untuk membuat tanganku meraih tangannya dan pahaku terangkat menjepit
pinggulnya. Aku benar-benar menanti puncak permainannya.
om Idris menghentikan aktivitasnya itu dan menempelkan kepala kon tolnya tepat di antara bibir memekku dan terasa bagiku
tepat di ambang lubang memekku. Aku benar-benar menanti tusukannya. "Oohh," tak sabar aku menunggunya. Tiba-tiba aku
merasakan sepasang jemari membuka ke kiri dan ke kanan bibir memekku. aku merasakan sebuah benda tumpul dari daging
mendesak di tengah-tengah bentangan bibir itu. Perlahan-lahan om Idris mulai memasukkan kon tolnya ke memekku. Aku
berusaha membantu dengan membuka bibir memekku lebar-lebar. Kelihatannya sangat sulit untuk kon tol sebesar itu masuk
ke dalam lubang memekku yang kecil. Tangan om Idris yang satu memegang pinggulku sambil menariknya ke atas, sehingga
pantatku agak terangkat dari tempat tidur, sedangkan tangannya yang satu memegang batang kontolnya yang diarahkan
masuk ke dalam memekku. Pada saat om Idris mulai menekan kon tolnya, aku menjerit tertahan, "Aduh, sakit om, pelan2
om..." Om Idris agak menghentikan kegiatannya sebentar untuk memberiku kesempatan untuk mengambil nafas, kemudian
om Idris melanjutkan kembali usahanya untuk memasukkan kon tolnya. Sementara itu batang kon tol om Idris mulai
mendesak masuk dengan mantap. Sedikit demi sedikit aku merasakan erisinya ruangan dalam liang memekku. Aku
menggelinjang ketika merasakan kepala kon tolnya mulai melalui liang memekku, diikuti oleh gesekan dari urat-urat
batangnya setelahnya. Aku hanya mengangkang merasakan desakan pinggul om Idris sambil membuka pahaku lebih lebar
lagi. Aku mulai merasakan perasaan penuh di memekku dan semakin penuh seiring dengan semakin dalamnya batang itu
masuk ke dalam memekku. Sedikit suara lenguhan kudengarkan dari om Idris ketika seluruh batang itu amblas masuk.
Rasanya seperti terganjal dan untuk menggerakkan kaki saja rasanya agak susah. Sedikit demi sedikit aku mulai merasa
nyaman. Saat itu seluruh batang kon tol om Idris telah amblas masuk seluruhnya di dalam liang memekku. Tanpa sengaja aku
terkejang seperti menahan kencing sehingga akibatnya seperti meremas batang kon tol om Idris. Aku agak terlonjak sejenak
ketika merasakan kon tol om Idris itu menerobos ke dalam liang memekku dan menyentuh bibir rahimku. Oleh karena itu
secara refleks aku mengangkat kedua belah pahaku tinggi-tinggi dan menjepit pinggang om Idris erat-erat untuk selanjutnya
aku mulai mengoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan tubuh om Idris. Tanganku memegangi lengannya yang
mencengkeram pinggulku. Aku menariknya kembali ketika om Idris menarik kon tolnya dan belum sampai tiga perempat
panjangnya kemudian menghunjamkannya lagi dengan kuat. Aku nyaris menjerit menahan lonjakan rasa nikmat yang
disiramkannya secara tiba-tiba itu. Begitulah beberapa kali om Idris melakukan hujaman-hujaman ke dalam liang
memekku.Setiap kali hujaman seperti menyiramkan rasa nikmat yang amat banyak ke tubuhku. Aku begitu terangsang seiring
dengan semakin seringnya permukaan dinding lubang memekku menerima gesekan-gesekan dari urat-urat batang kon tol om
Idris. om Idris menggenjotku dengan irama gerakan yang konstan tidak cepat dan tidak lambat. Tapi anehnya justru bagiku
aku semakin bisa merasakan setiap milimeter permukaan kulit kon tolnya. Pada tahap ini, seperti sebuah tahap ancang-
ancang menuju ke sebuah ledakan yang hebat, aku merasakan pahaku mulai seperti mati rasa seiring dengan semakin
membengkaknya rasa nikmat di area selangkanganku. Tubuh kami sebentar menyatu kemudian sebentar lagi merenggang
diiringi desah nafas kami yang semakin lama semakin cepat.
Setelah agak beberapa lama kami bergumul tiba-tiba om Idris menghentikan gerakannya dan mengeluarkan kon tolnya yang
masih berdiri dengan tegar dari liang memekku. Selanjutnya dia membungkukkan tubuhku ke pinggir ranjang aku kini berada
dalam posisi menungging. Dalam posisi yang sedemikian om Idris menyodok memekku dari belakang dengan garangnya
sehingga dengan cepat aku telah mencapai puncak terlebih dahulu. Begitu aku sedang mengalami puncak ejakulasi, om Idris
menarik kon tolnya dari liang memekku, dia berbaring dan minta aku berada di posisi atas. Selanjutnya dengan spontan kuraih
kon tolnya dan memandunya ke arah liang memekku. Kemudian kutekan tubuhku agak kuat ke tubuh om Idris dan mulai
mengayunkan tubuhku turun-naik di atas tubuhnya. Mula-mula secara perlahan-lahan akan tetapi lama-kelamaan semakin
cepat dan kuat sambil berdesah-desah kecil. Sementara itu om Idris dengan tenang telentang menikmati seluruh permainanku
sampai tiba-tiba kurasakan suatu ketegangan yang amat dahsyat dan dia mulai mengerang-erang kecil. Dengan semakin
cepat aku menggerakkan tubuhku turun-naik di atas tubuh om Idris dan nafasku pun semakin memburu berpacu dengan
hebat menggali seluruh kenikmatan tubuh laki-laki yang berada di bawahku. Tidak berapa lama kemudian aku menjadi
terpekik kecil mencapai puncakku dan tubuhku langsung terkulai menelungkup di atas tubuh om Idris.
Setelah beberapa saat aku tertelungkup di atas tubuh om Idris, tiba-tiba dia bangkit dengan suatu gerakan yang cepat.
Kemudian dengan sigap dia menelentangkan tubuhku di atas tempat tidur dan mengangkat tinggi-tinggi kedua belah pahaku
ke atas sehingga liang memekku yang telah basah kuyup tersebut menjadi terlihat jelas menganga dengan lebar. Selanjutnya
om Idris mengacungkan kon tolnya yang masih berdiri dengan tegang itu ke arah liang memekku dan menghunjamkan
kembali kon tolnya tersebut ke memekku dengan garang. Aku menjadi terhentak bergelinjang kembali ketika kon tol om Idris
mulai menerobos dengan buasnya ke dalam memekku dan membuat gerakan mundur-maju dalam liang memekku. Aku pun
kini semakin hebat menggoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan turun-naiknya kon tol om Idris yang semakin
lama semakin cepat menggenjotkan di atas tubuhku. Aku merasakan betapa liang memekku berusaha menghisap dan
melahap kon tol om Idris yang teramat besar dan panjang itu. Selama pertarungan itu beberapa kali aku terpekik agak keras
karena kon tol om Idris tegar dan perkasa itu menghujam lubang memekku. Akhirnya kulihat om Idris tiba juga pada
puncaknya. Dengan mimik wajah yang sangat luar biasa dia mencapai puncaknya secara bertubi-tubi menyemprotkan seluruh
pejunya ke dalam tubuhku dalam waktu yang amat panjang. Sementara itu kon tolnya tetap dibenamkannya sedalam-
dalamnya di liang memekku sehingga seluruh cairan pejunya habis.
Selanjutnya kami terhempas kelelahan ke tempat tidur dengan tubuh yang tetap menyatu. Selama kami tergolek, kon tol om
Idris masih tetap terbenam dalam tubuhku, dan aku pun memang berusaha menjepitnya erat-erat karena tidak ingin segera
kehilangan benda tersebut dari dalam tubuhku. Setelah beberapa lama kami tergolek melepaskan lelah, om Idris mulai
bangkit dan menciumi wajahku dengan lembut yang segera kusambut dengan mengangakan mulutku sehingga kini kami
terlibat dalam suatu adegan cium yang mesra penuh dengan perasaan. Sementara itu tangannya dengan halus membelai-
belai rambutku. Suasana romantis ini akhirnya membuat gairah kami muncul kembali. Kulihat kon tol om Idris mulai kembali
menegang tegak sehingga secara serta merta om Idris segera menguakkan kedua belah pahaku membukanya lebar-lebar
untuk kemudian mulai ngen totin aku kembali. Walaupun baru aja ngecret, om Idris masih tetap saja kelihatan bugar. kon
tolnya pun masih tetap berfungsi dengan baik melakukan tugasnya keluar-masuk liang memekku dengan tegar hingga
membuatku menjadi agak kewalahan. Aku telah terkapar lunglai dengan tidak putus-putusnya mengerang kecil karena terus
-menerus mencapai puncak berkali-kali namun kon tol om Idris masih tetap tegar bertahan. Suasana ini berakhir dengan
tibanya kembali puncak om Idris yang dahsyat, pejunya kembali menyembur2 dalam memekku. Aku benar-benar kelelahan
dan langsung tergolek di tempat tidur untuk kemudian terlelap.
Gak tau aku tertidur berapa lama. aku terbangun karena ada elusan di pahaku. Kulihat om zul senyum kepadaku, "Masih
lemes ya Nez". Aku jadi teringat kalo aku juga kudu muasin om Zul. Lumayan tidur gak tau brapa lama bikin tubuhku rada
segeran. "Aku siram badan dulu ya om, biar tambah seger". Aku masuk ke kamar mandi dan membilas badanku dibawah
shower air hangat, seger rasanya badan tersiram air hangay. aku sekalian aja keramas supaya ngantukku bener2 ilang.
Cukup lama aku membersihkan badanku, setelah selesai, ku lap rambut dengan anduk dan badanku dangan anduk laennya.
aku membungkus rambutkud engan anduk dan badan ku lilit dengan anduk satunya. Aku keluar kamar, kuliat om Zul sudah
menyediakan kopi dan teh anget. "Aku gak tau kamu suka minum apa Nez, makanya kubuatkan aja teh dan kopi. Blon
digulain, kamu yg gulain sendiri ya sesuai dengan takaran manis yang kamu suka. Kamu dah manis banget jadi jangan pake
gula banyak2". Aku senyum aja mendengar candaannya. "Om lama ya nunggunya, om Idris gak puas2 si, sekarang om
Idrisnya mana". "Dia tidur dikamar diatas, kamu minum aja, ni ada biskuit dimakan aja sambil dicelupin ke minuman anget,
enak kan". Perhatian banget om Zul ke aku, padahal dia pasti dah naek ke otak nunggu gilirannya ngen totin aku berikutnya.
Aku makan biskuit dan minum kopi yang dah dia sediain dengan santai aja, biar aja dia makin menggebu nunggu akus iap
ngeladenin napsunya, tapi om Zul kliatan santai aja, gak kliatan lo gi naek ke otak napsunya.
Setelah selesai makan dan minum, aku berbaring diranjang, om Zul segera mengurai anduk yang melilit rambutku, di lapnya
lagi rambutku yang masi setengah basah, gak bisa sampe kering si, trus disisirinya rambutku pake jarinya, mesra banget si ni
om yang satu ini. Dia melepaskan anduk yang melilit badanku. Dia dengan cepat mencium bibirku, Lidahnya terus mendesak
masuk ke mulutku . Lidahnya bermain dalam mulutku, menyapu ke sana kemari , mengelitik mulutku . Lidahku pun ikut
bermain, birahiku meninggi lagi. Tangannya mulai meraba toketku, meremas pelan selembut mungkin . Tangan satunya
merabai pahaku. Memekku mulai terasa basah dan aku semakin bernapsu jadinya. Dia kemudian melumat pentilku, Lidahnya
terus bermain di pentilku. Toketku yang satunya mendapat sentuhan , rabaan , dan remasan lembut tangan kirinya. Birahiku
semakin meningkat . Dan sekarang tangannya membuka kakiku lebar , kepalanya mendekati slangkanganku . Hidungnya
menghirup aroma memekku. Matanya nanar menyaksikan memekku, belahannya masih terasa sempit dengan bulu jembut
halus yang tumbuh subur di bukit memekku . Dengan dua jarinya dia membelah bibir memekku dan menemukan itilku yang
merah, serta liang memekku yang tampak basah. Lidahnya pun menjulur , menjilati memekku sehingga aku mengerang,
menggeliat, " aahh enak om...". Lidahnya terus saja menyapu memekku . bergerak cepat di itilku yang terlihat semakin
tegang. Aku pun terus mengerang nikmat kerna Lidahnya semakin liar menyapu memekku.
Kontolnya sudah tegang sekali . Dia menyodorkan kontolnya ke mulutku. Aku meraba-raba kontolnya, kucium kepalanya,
kujilat, kugesekkan ke pipiku. Dia merem-melek karenanya. Kemudian batang kon tolnya kuremes dan kuarahkan ke mulutku
lalu kukulum. "aahh Nez, enak...," erangnya sambil meremasi rambut Cindyku. Kontolnya bergerak dalam mulut ku , maju
mundur . aku mencoba memasukkanya seluruh batang kon tolnya hingga menyodok di tenggorokan. Aku mengalami kesulitan
dengan ukuran kon tolnya, dan hampir tersedak untuk beberapa waktu. Dia rupanya dah gak bisa nahan napsunya, kon tolnya
dikluarkan dari mulutku.
Dia menaiki aku yang dah telentang diranjang, dia sudah bernafsu segera mengarahkan kon tolnya ke memekku. Kepala kon
tolnya menempel di liang memekku. Perlahan- lahan kont ol yang besar itu menyesaki ruang di liang memekku. aku mengigit
bibirku dan dia terus menekan , hingga kon tolnya mentok di dalam memekku. Perlahan dia menarik kon tolnya dari liang
memekku, aku mengerang, dia juga, "gila , enak bener memek kamu Nez|". Dia terus mengerakkan kon tolnya dalam
memekku. mulutnya langsung melumat pentilku lagi sambil terus menggenjot memekku, dia melakukan gigitan-gigitan ringan,
kadang dijilatinya pentilku yang tampak menonjol , mengeras itu . "aahh om, aku gak kuat, enak banget,|" erangku. Dia terus
bergerak , kon tolnya keluar masuk liang memekku yang dah basah. Tubuhku terus mengeliat saking nikmatnya . Rasa
orgasme semakin mendekati aku, "aahh aku sudah hampir om.. terus." erangku. om Zul yang sudah pengalaman dalam
bercinta , tahu aku segera orgasme , gerakan kon tolnya menjadi semakin liar , menghentak hentak dengan ganasnya. dan
akhirnya tubuhku mengejang. "aahh aku keluar om.." erangku, lalu tubuhku mengejet beberapa kali . Dia memperlambat
gerakan kon tolnya , dan merasakan , ada getaran di dalam memekku. Liang memekku semakin basah lalu tak lama kemudian
dia merasa kon tolnya seperti terendam cairan yang hangat. Setelah beberapa saat , aku kembali mengerang. Saat dia
kembali mengerakan kon tolnya dengan cepat dalam liang memekku, cairan orgasme itu memperlancar keluar-masuknya kon
tolnya sehingga otomatis sodokannya pun semakin keras. aku terus mengerang selama hampir lima menit , sebelum akhirnya
dia menyemburkan pejunya dalam memekku. " ohh .. enak banget Nez, " dia melenguh . Lalu perlahan menarik keluar kon tol
besarnya, heran aku melihat kon tolnya masi ja ngaceng dengan kerasnya. Bersamaan dengan tercabutnya kon tolnya,
pejunya yang kental juga meleleh keluar dengan deras dari liang memekku.
om Zul langsung mendorong tubuh aku merangkak di ranjang dan memposisikan dirinya di belakang aku. Kupikir dia akan
memasuki aku dari belakang lagi, kayanya ketagihan masuk pantat juga ni om, ketularan om Idris kayanya. dia melebarkan
lubang pantatku dan menekan kepala kon tolnya yang besar membelah otot lubang pantatku yang rapat. aku menggelinjang
jadinya , dia mencengkeram dengan erat pinggulku sampai meninggalkan bekas di sana. Lalu dia mulai menekan masuk kon
tolnya membelah lubang pantatku. aku tak menyadarinya, tapi matanya terpejam rapat ketakutan, yang malah membuat om
Zul dan aku semakin bergairah. Pada akhirnya usahanya berhasil dan mendorong kepala kon tolnya masuk ke dalam lubang
pantatku. Dia terus mendorong sampai akhirnya batang kon tolnya masuk ke dalam lubang pantatku seluruhnya hingga
kantung biji pelernya menghantam itilku. Dengan kon tolnya yang sudah seluruhnya tertanam dalam lubang pantatku, dia
memegangi pinggulku dengan erat dan mulai bergerak mengayun kon tolnya keluar masuk. Gerakan mengayunnya membuat
suara aneh saat kantung biji pelernya menghantam itil dan memekku berulang-ulang. lubang pantatku melebar dengan rapat
mencengkeram batang kon tolnya. Setiap kali dia menarik kon tolnya keluar, lubang pantatku juga tertarik keluar. Mendadak
dia menyodok kon tolnya dengan sebuah hentakan keras sambil tangannya melebarkan bongkahan pantatku agar dia dapat
masuk sedalam mungkin. Tubuhku terus menggelinjang dibawah enjotan kon tolnya. Dengan sigap dia terus memegangi
pinggulku dan terus menggenjot lubang pantatku dengan ganas, sampai akhirnya dia mencapai orgasmenya sendiri. Dia
memuncratkan pejunya lagi kemudian jatuh terhempas di atas pantat aku. Pejunya muncrat masi banyak juga biar tadi dah
muncrat di memekku, sampe meleleh keluar dari lubang pantatku. Apalagi ketika dia mencabut kon tolnya, pejunya
membentuk lelehan panjang turun dari pantatku. dia tergeletak di sebelah aku, "Nikmat banget malem ini Nez..."
EmoticonEmoticon