Rabu, 22 April 2020

Cerita Seks: Harem di Puncak 4


Tinggal dua minggu lagi ane di puncak, hampir setiap hari ane melakukan hubungan seks dengan Mira dan Dena, juga curi waktu dengan NENI di pagi hari. Pernah suatu malam NENI bermalam di kamar satunya (ada tiga kamar), ane habis maen dengan Mira dan dena, ane sengaja maen, ML dikamar yang ane tempati karena ada kamar mandinya, biar mereka ga'k keluar kamar kalo butuh ke kamar mandi. Ane kunci dari luar kamar tersebut,  Kemudian ane menuju kamar NENI, ternyata ia sedang nonton TV diruang tengah. ane mendekatinya, angkat tubuhnya balik badannya, ia Cuma tersenyum nakal, NENI kemudian nungging dengan Rok blusnya ane singkap ke atas dan celana dalam ane pelorotin sampai ke atas lutut. Bokong putihnya yang semok dn bahenol menantang dengan belahan lipatan meq halus tipis vertikal, membuat ane gak tahan lagi, segera ane benam'in wajah ane dibelahan bokong mulusnya, menyedot dan memainkan itilnya dari belakang, mengocok dengan jari dan mengisapnya bergantian. ia menumpahkan cairan cintanya.  Dan dengan lutut pula ia bertumpu diatas sofa dan ane arahkan otong ke boolnya (cuman NENI yang ane anal) tanpa melepaskan pakaian, karena ane keluar dalam keadaan bugil. Ane sodok keluar masuk bool dan Meqnya bergantian, namun tidak lama, karena suaranya. Ane dekap dari belakang dan mengangkatnya menuju kamar kecil paling belakang, bukan kamar tidurnya malam itu, tetapi kamar ukuran 2x3 dibelakang. Harus keluar dari pintu dapur kebelakang.  tanpa melepaskan otong yang masih bersarang dikemaluannya. Dikamar tersebut, Cuma ada kasur dilantai tanpa tempat tidur, sebuah meja dan kursi. ane genjot lebih keras diatas kasur tersebut, ia mendesah, merintih setiap otong ane penetrasi dengan berbagai macam gaya dan kecepatan, sampai ane klimaks didalam mulutnya. Ane gendong kembali ke kamarnya dibagian dalam dekat dapur, biarkan NENI tidur, ane kembali ke kamar menggenjot Dena, merasakan empotan mEQ-nya yang super yahud sekali lagi serta mengosongkan cadangan Sperma ane dari dalam kantong sakar ane ke rahim Dena dan tertidur pulas.
Suatu hari ane bangun pagi, tadi malam sampai pagi ane garap Mira dan deena bergantian , saat adzan subuh berkumandang, ane juga mengumandang nafsu syawaat ane bersama mereka berdua sampai jam 5 pagi. kurang 9 hari lagi ane dipuncak, ane pingin menggarap NENI di dapur. Jadi ane menuju dapur, namun NENI berkata bahwa ia ingin menawarkan agar ane mau menolong temannya, tetangga rumahnya, seorang ibu beranak satu. Kata NENI ia butuh duit dan meminta harga yang sama dengan NENI. Aku menatapnya agak lama sambil berpikir dan segera mengiyakan, OK. Kemudian ane kembali ke kamar mengambil duit buat perkimpoian dengan temannya dan NENI sendiri, setelah itu kembali lagi ke dapur. NENI berkata temannya sebentar lagi datang setelah kirim SMS, karena menjemput anaknya ke PAUD.

Sambil NENI berbicara, CD-nya sudah ane lolosin dari tubuhnya, menggerayangi mekinya, puting dan susunya yang TOGE ane emut silih berganti, ane goyang dengan kedua tangan kelihatan daging bulat itu bergoyang kesana kemari. ia kemudian jongkok dan menarik turun celana pendek ane dan otong yang masih lelap dimasukkan setengah ke dalam mulutnya, diemut diisap, sampai otong ane mengeras dan gak muat lagi dibibir mungilnya. ane angkat dan mendudukkannya di atas meja dapur, kedua kakinya menekuk, terbuka ke samping kiri kanan dengan tetap duduk diatas meja dan bertumpu dengan tangannya ke belakang, otong on position dimuka pintu gerbang Meq-nya, dan mulai mendorong pelan, masuk setengah, cabut lagi dorong lagi, dan terus ane sodok sampai ia terengah2 dan lemas. Ane balikkan badannya ingin doggy namun bunyi bel rumah berbunyi.

"itu mungkin Tiwi" kata Neni.
Aku membalas"siapa dia",
jawab NENI itu temannya yang diceritain tadi, mau gak kang. NENI bertanya. Ane bilang ane tunggu di dapur cepat bawa dia lewat samping rumah ke dapur. Ane duduk dalam keadaan bugil, otong mengacung tegang, nanggung, tapi bersabar entar ada maenan baru datang. begitu pintu dapur dibuka ane lihat NENI masuk dengan TIWI yang langsung menjerit kaget dengan ane yang duduk sambil mengelus otong ane dikursi dapur. Bodinya sedikit tinggi untuk ukuran cewe, dadanya lebih kecil dari NENI namun lebih besar dari MIRA dan Dena (tahu setelah menelanjangi), namun bokongnya bahenol, parasnya cukup manis dengan rambut diikat sebahu, tidak kelihatan kalau sudah seorang ibu muda, atau tante muda.

Ane bangkit memperkenalkan diri, negosiasi tanpa malu2 didepan NENI, bahwa ane sampai keluar baru selesai, ia setuju kemudian ane merogoh duit menyerahkan ke TIWI, langsung dimasukkan ke tas tanpa di hitung dan Tiwi jongkok sambil melirik NENI dengan mata nakal, memegang otong ane, ingin mengoral namun ane cegah karena pengen menikmatinya lebih lama. Ane bawa ke kamar belakang lewat pintu dapur, ane dalam keadaan bugil dan memang tidak terlihat dari depan karena terhalang garasi. Disana tanpa menunggu waktu lama, tidak ada lagi satu benang pun yang menutupi lekuk tubunya, ane berdiri dan ia duduk dikursi sambil mengoral penis ane. Mulutnya bisa membuka dengan lebar sehingga otong ane yang besar dan panjang bisa masuk separuh, bahkan ane tekan kepalanya sampai tersedak tante beranak satu ini. Mulutnya kelihatan penuh tersumpal otong ane. Diantara keempat wanita ini, TIWI paling jago mengoral, ane pingin merasakan kehangatan liang Tiwi. Maka ane menarik tubuhnya, gantian ane yang duduk dan ia naik menduduki otong ane, ia hanya perlu sedikit berjongkok diatas otong ane, kepala otong sudah menyentuh bibir vaginanya yang sudah basah, nampaknya ia sendiri sudah terangsang hebat. Tangan kiri ane memegang pinggulnya dan tangan kanan meremas bokong bahenolnya.

Ia mendesis setelah mencoba beberapa kali, dan saat kepala otong ane menyeruak masuk ia memejamkan mata dan menahan nafas. Kelihatan bokongnya belum turun sepenuhnya, karena ane rasa baru kepala otong yang masuk. Ane memudian menekan pinggul dan bokongnya ke bawah, ia kembali menahan nafas dan terengah-engah.

" aduhhh  mang.....mangggg..... rasanya penuuuhhh manggg....mmmppphhhh...! sedikit ngiluuuuu....tapiiiii...!
Ane timpali: "Tapi apa neng!" enak ya nengggggg......!
iya tidak menjawab, hanya mengatupkan bibirnya dengan rapat dengan pandangan mata sayu dan nanar ia Cuma mengangguk pelan. Otong ane dengan susah payah masuk setengah dan ia mulai naik turun di atas otong ane, cairan cintanya keluar membasahi otong ane mempermudah penetrasi otong ane, terasa dinding meqnya lebih kasar, menggesek otong ane menimbulkan sensansi tersendiri, ia kemudian memejamkan matanya, ane tahu ia ingin meledak, sebelum mengeluarkan suara lebih keras ane pagut bibirnya menahan lenguhannya dengan bibir ane sambil kedua tangan ane menahan bongkahan bokongnya agar menekan ke bawah agar otong ane terbenam sempurna. Ane kemudian menahan pinggulnya dan ane tekan otong dari bawah ke atas berung kali sambil tetap memagut bibirnya dan ia memekik tertahan bibir ane dan ane tekan pantatnya sampai otong terbenam sepenuhnya, ia berusaha melebarkan jarak namun ane peluk pinggang dan merapatkan tubuh kami sehingga ia terpaksa orgasme dengan otong gede ane menancap dalam di meq-nya. Semburan hangat dari Meq Tiwi sepeti terhalang kepala otong ane, kepala otong ane menerima semprotan hangat membuat ane hampir jebol. Maka ane tambah menekan lebih dalam otong ane. Masih dalam posisi duduk cairannya hangat itu membajir keluar sampai membasahi selangkangan ane dan jatuh ke kursi.

Ane bangkit dan tersadar, kalau ane  klimaks tadi, ia akan bangun dan mengenakan pakaiannnya dan pergi, akrena seperti itu perjanjiannya tadi, sekali maen. Maka ane mengingatkannya bahwa perjanjian diawal  sampai ane keluar, ia mengangguk pelan dan mengerti. Ane bilang sama Tiwi; ente istirahat saja, ane ambil minum dulu buat kita berdua. Ane ke dapur, menyuruh NENI mengantar minuman buat TIWI dan neni berkata Mira sudah bangun dan Dena masih tidur (dena emang semalam kena gempuran hebat otong ane sampai subuh) dan Mira sedang sarapan diruang tengah, ia sempat bertanya kemana ane pergi cuman dijawab sama Neni, ane sedang jalan2 diluar. Ane lalu pungut celana pendek dan CD ane yang disembunyi'in NENI dan  masuk kamar mandi, menyuruh NENi memanggil Mira, ane harus tuntasin dengan Mira, saat mau keluar yang kedua kalinya baru dengan TIWI lagi, pasti lebih lama perkimpoi'an ane.

Saat Mira datang, ia sudah mengerti karena dari awal ane senang ML dengan dia dikamar mandi, jadi ia masuk juga dalam keadaan bugil dan langsung ane sodok saling berhadapan dengan satu kaki ane angkat ke bahu, ia protes karena belum siap dan tanpa for play, ane sudah kepalang tanggung ane genjot dengan keras, sodok terus otong sampai lancar penetrasinya, terlihat bagaimana otong ane yang berurat dan mengkilat keluar masuk Meq mungil ini, baru beberapa menit ia melenguh dan menjambak rambut ane, ane tau dia hampir sampai, ane tingkatkan genjotan ane, bola matanya yang hitam tenggelam kebelang dan hampir hilang menahan orgasmenya yang melanda dengan hebat, ia sedang dalam orgasme, ane tetap genjot dengan cepat dan keras membuat orgasmenya makin lama seakan menguras air maninya lebih banyak. Karena kedutan dan hangatnya kemaluan Mira yang terus menertus membuat ane kagak tahan lagi dan jebol juga. "Achhhh...!" Orgasme ane lepaskan dengan dalam Meq Mira. Kami berpelukkan sebentar, cipika ..cipiki.


EmoticonEmoticon