[QUOTE="C3m4r, post: 1891656102, member: 606036"]
HAREM ANE DI PUNCAK V
Ane kemudian mandi, mengenakan celana pendek, kaos, menegak obat kuat dan berkata ingin membeli rokok didepan, Mira kemudian menuju kamar ane. Ane sendiri keluar pintu depan membeli rokok didepan (satu2nya kios kecil yang terdekat tepat didepan villa ini), kemudian kembali lewat samping garasi menuju belakang ke kamar dimana TIWI menunggu. Ane buka pintu kamar dan ia berkata, kok lama, ane mengatakan bahwa ane beli rokok dididepan. Satu kalimat kebohongan untuk dua wanita dengan cara yang berbeda. Ia kemudian berjongkok lagi, menarik turun celana pendek sekaligus celana dalam ane dan mengoral otong ane, sebenarnya otong ane sedikit ngilu di pangkalnya karena ke seringan ngebor liang kenikmatan wanita2 ini. Namun ada "maenan" baru, si TIWI yang sudah ane lunasi, wajib hukumnya di nikmati.
Kembali, Tiwi memang jago mengoral tapi ane kira karena bibirnya yang lebar seperti bibir angelina Jolie sehingga mampu menampung kepala jamur otong ane dibanding Mira dan dena, apalagi Neni, kalau otong ane sudah "tegak" penuh, ga bakalan muat dimulutnya. Tiwi menjilat sampai batang otong ane hanya tersisa sepertiga, mulutnya membuka lebar, ane tekan kepalanya tapi terganjal tenggorokannya dan ia tersedak. Ane balikkan badannya dan ane pengen doggy diatas kasur, dilantai kamar kecil ini, karena wanita bokong semok seperti TIWI ini, kalau doggy tambah nikmat sensasinya. ane buka daging ulat bongkahan pantatnya, terlihat celah basah tertutup bulu hitam yang sebagian kecipratan lendir kewanitaan dari Vaginanya. Ane buka celah kemaluan dengan kedua ibu jari ane sekaligus membukan sela-sela bokongnya dalam gengaman tangan kanan dan kiri ane. Dan otong, ane tempatkan diatas lobang anusnya. Ane tarik pinggul ane kebelakang pelan-pelan sampai otong turun pelan melewati boolnya dan pelan turun sampai tepat berada di bibir kemaluan Tiwi, yang lagi ane sibak dengan kedua ibu jari ane. Begitu tepat dicelah kemaluannya, yang terbuka, yang bagian dalamnya berwarna kemerahan, ane dorong pelan dikuti lenguhan dari mulut Tiwi : "nghhhhhh ! "
Ane dorong lagi sedikit dan : "nghhhhhhh!" Kembali suara lenguhan terdengar saat kepala otong ane sudah hilang ke dalam meqnya.
ane dorong lebih kuat dan; " Achhhh ! ia kembali melenguh dan kali ini ane dorong dan keluar'in berulang-ulang dengan kecepatan dan irama stabil. Tiwi menjemput hujaman otong ane dengan mendorong bokong gedenya yang gak muat dalam genggaman tangan ane ke belakang. Seakan menjemput hujaman otong ane, sampai akhirnya ia meremas seprei kasur dan : "Manggggg ade nyampeeee...mmggghhhhhhhh!,
Diikuti tubuhnya yang bergetar dan mengejang sebentar plus cairan pelumasnya melumasi otong ane. ane bangkit mengintip dari jendela, tampak NENI sedang menjemur seprei di jemuran, ane buka pintu kamar, memanggilnya dan begitu ia tiba, ane tarik ke dalam, ane angkat ke kemeja seperti posisi di meja dapur tadi pagi, ane singkap roknya, kali ini cdnya tdk ane pelorotin, cuman geser kesamping dengan tangan kiri ane, dan ia membuka bibir kemaluannya dengan tangan kanannya, tangan kirinnya menopang berat tubuhnya ke meja. Dan tangan kanan ane mengarahkan otong yang basah ke bibir kemaluannya. Begitu kepala otong masuk ia menahan kenikmatan dan memalingkan wajahnya kesamping ane genjot dengan keras dan cepat sampai meja kamar berbenturan dengan tembok kamar sehingga menimbulkan bunyi yang keras. Ane menghentikan gempuran ke meq NENI, melepas Cdnya dan ane baringkan disamping TIWI dan ane angkat kedua kakinya kebahu dan ane teruskan permainan ane, hampir muncrat ane karena Meqnya yang uenak dan sedappp...! ane cabut dan mengarahkan keboolnya, yang terlebih dahulu ia basahin dengan ludah, tampaknya ia sudah terbiasa dengan anal sex. TIWI memperhatikan dengan penuh nafsu, ane minta ia memegangi kaki NENI. Bergantian ane sodok bool dan Meqnya sampai Neni meraih puncak, ia kemudian bangkit dan keluar kamar.
Ane masih dalam posisi duduk dengan bertumpu pada dua lutut, tanpa merubah posisi, mencoba mengecap sisa kenikmatan meq NENI yang berlalu dibalik pintu, karena ane takut suaminya datang menjemputnya pulang. TIWI langsung sigap, ia membaringkan tubuhnya didepan ane, membuka kakinya lebar2 sambil maju mendekati ane. ane angkat kakinya, sama seperti posisi NENI tadi, di raihnya Si Otong dan berkata; " Ayo kang, kalo kelamaan suami saya nanti curiga". Ane inget sama NENI tempo hari, membandingkan perkimpoi'an ane dengan suaminya, ketika NENI menyebut suaminya. Ane kemudian bertanya sama TIWI.
" Tiwi sayang, gede'an mana sama punya suami"..... tanya ane. "pake nanya segala atuh kang..... jelas gede punya akang, enak punya akang, nikmat punya akany, tapi TIWI tetap cinta suami, ayo dong kang tuntas'in. Buat tiwi puas lagi kang....! jawab tiwi dengan lugas dan tampaknya ia pingin cepat selesai bisnisnya, ane jadi ingat pecun di jakarta.
Ane mikir jawaban TIWI, masuk akal juga, ini cuman sex dan ia wajib utk tetap sayang sama suaminya. Tanpa kesulitan berarti si otong sudah menghilang didalam gua kenikmatan tiwi, sementara Tiwi mulai menggeliat menahan nikmat, ane sodok sambil dorong sehingga bokong semoknya yang mengganjal pangkal otong ane, seperti pegas, per, bokongnya yang kenyal memantulkan kembali tubuh ane, ketika ane menghujamnkan otong dengan keras dan dalam ke Meqnya, bokong kenyalnya memantulkan ane kembali ke atas. Terus ane gempur berulang2 sambil ane ceplesin, tampar dikit bokongnya, ane sudah merasakan aliran panas mengalir menuju ujung kepala otong, otong ane siap menembakkan, memuntahkan lahar panas, ane buka kakinya kesamping yang sebelumnya ane gapit diantara bahu ane, dengan refleks ia menjepit pinggul ane, menguncinya dengan kakinya saling mengait dibelakang punggung ane, yang terlihat dari cermin diatas kepala TIWI, dan kami mengerang bersamaan sambil berpagutan. Kali ini lahar panas ane benar – benar terkuras habis, ane ambruk. Tiwi masih kelelahan namun memaksakan diri untuk bangun, dengan peluh keringat mengenakan pakaian dan berjalan gontai meninggalkan kamar kecil ini, sambil mengucapkan terima kasih ia berlalu di balik pintu. Itulah yang ane lihat saat mata ini menutup dan ane terlelap tidur. Namun tidak lama tidur karena perut keroncongan ane bangun, mandi, makan bersama Dena, Neni sudah dijemput suaminya, dadang pulang setiap sore hari jam 5 sebelum magrib. Malam itu ane tidur tanpa perkimpoi'an, tanpa ML karena benar2 lelah, dan pangkal otong ane (bagi pria yg keseringan ML pasti tahu) terasa sakit dan ngilu, kalo sudah begini, obat kuat memang hanya bisa meningkatkan gairah namun kalo sudah sakit dipangkal otong, istirahat adalah obatnya.
Ane masih melakukan hubungan sex dengan Mira dan Dena besok paginya selama 2 jam, setelah mereka kelelahan dan tepar di kamar. Ane menuju NENI, mengincar boolnya. Tiga hari sebelum ane pulang ke jakarta ane perawan'in bool Dena dan mira, jadi Mira merasakan k**tol lelaki pertama kali dari ane dan begitu juga anal sex. Sedangkan dena dan Neni merasakan anal sex pertama kali dari ane. Tiwi setali tiga uang, sempat dua kali lagi datang menawarkan jasa memuaskan nafsu pada ane dan ane bool'in juga, sempat ada perlawanan hebat namun nyerah juga sama kegigihan ane merasakan anusnya, BTW ia malah orgasme berkali2 dengan dibool'in sampai lobang anusnya bisa berkedut-kedut, mencengkram hebat otong ane. ane tepar dengan menumpahkan lahar panas ke dalam boolnya.
Ane kemudian menghabiskan malam terakhir dengan menggempur TIWI, NENI, DENA dan Mira di ruang tengah, awalnya Dena dan Mira kaget namun mereka pasrah toh ini cuman sex, bukan cinta. Kasur dari kamar ane pindahin ke sana juga, dan sekali lagi hanya dena yang cuman sebentar ane sodok kemudian ganti ke yg lain, karena Meq-nya terlalu enak, ane akalin dengan ganti sodok bool'nya, seperti ada mulut lain didalam Meqnya. Ia juga yang paling akhir ane gempur dengan kekuatan penuh sodokkan otong ane. MIRA Meqnya begitu rapat, dan ia seperti gadis mungil yang imut dan manis. NENI adalah tipe wanita yang bisa memuaskan segala macam pria, dan ramah sifatnya, ia hanya terjebak dalam perkawinan dengan lelaki yang tdk bisa menafkahinya secara baik sehingga mencari jalan lain. TIWI adalah wanita yang hanya melihat sex sebagai suatu kebutuhan dan mungkin bisa dimanfaatkan, ia tetap mencintai suminya.
HAREM ane, di puncak tidak akan ane lupakan walaupun ini hanya melampiaskan nafsu yang dilegitimasi dengan nikah siri a.k.a kawin kontrak. Paginya ane bangun saat mereka masih terlelap ane masukkan bonus ke tas mereka masing2, ane menghilang dari peredaran mereka....... by by.... life will never be same again
EmoticonEmoticon