Rabu, 22 April 2020

Cerita Seks: Harem di Puncak 3


Tak terasa sudah satu minggu tiga hari  ane di puncak, ane harus banyak minum vitamin dan obat kuat bagaimana tidak, dalam seminggu cuman satu hari ane ga’k minta jatah karena kelelahan. Si ujang belum menemukan pembantu, ia kemudian mendatangi ane tiga hari lalu dan berkata, ia menawari istri kakaknya, bekerja sebagai pembantu, ane langsung terbayang si NENI yang Toge (sudah ane singgung di bagian satu: HAREM ANE DI PUNCAK I), namun kata si ujang, hanya membantu belanja, masak dan cuci pakaian yang sebenarnya tidak perlu karena mensin cuci juga ada di villa ini. Alias si Neni not For FUCK. Dua hari ini ane sengaja kimpoi ame 2 bini ane diruang tengah, kadang di lihat si NENI, ane sengaja kali aja dia kepingn, BTW sudah ane bilang di awal sama ujang dan kakaknya, bahwa ane mungkin begini. Dan dadang, kakak si Ujang tidak masalah asal bininya tidak ane sentuh.

500 rb sehari adalah biaya buat si NENI kerja, BTW masih kurang juga karena NENI bercerita kepada Mira dan Dena bahwa suaminya suka berjudi dan teller. Suatu saat pagi hari ane bangun hanya mengenakan celena pendek menuju kamar mandi, NENI sedang didapur. Kami ngobrol sebentar, mata ane tidak hentinya mencuri pandang ke bagian dadanya, sebelum ia mengucapkan sesuatu yang memberi celah buat ane gebet nich TOGE. Ia membutuhkan uang dan katanya, jangan memberi tahu suaminya, ia memasang tarif khusus buat ML, seharga SPG high Class jakarta, jika ane ingin kimpoi dengan dia, sekali kimpoi ditarif sekiaan (maaf ane tidak sebutin). Ane langsung setuju, trus ane tanya (ngetes niatnya) bagaimana kalo Mira dan Dena tahu, ia menjawab harus pintar2 cari celah dong kang seperti saat ini mereka sedang tertidur lelap. Ane tanpa babibu Cuma sikat gigi, belum mandi, ambil uang di tas, ane tarus sosorkan di meja dapur. NENI menyimpannya ke dompetnya ia ternyata sudah siap, katanya ia sudah kunci pintu depan dan pagar, kalau suaminya sewaktu – waktu datang, ane pingin doggystyle karena bokongnya kalau berjalan bergoyang, semok bin montok, ane tungging’in dimeja dapur mengarah ke depan sehingga dena dan Mira kalau bangun menuju dapur bisa kelihatan, ane singkap rok blusnya, pelorotin CD putih berenda-rendanya, ane angkat satu kaki ke atas meja dan satu kaki tetap dilantai kemudian elus Meq-nya dengan jari, pahanya begitu mulus, remas toketnya dari belakang, agak lama tangan ane menggerayangi TOGE NENI.

Dengan posisi Neni tetap, ane menuju kepala NENI dan mengarahkan otong ane ke ke mulutnya, karena mulutnya tergolong mungil, kagak bisa masuk. Takut ada yang ganggu aktivitas ini, dan harus cepat, ane kembali ke belakang bokong NENI yang Semok, mengocok Meqnya dengan ke dua jari ane. ia hanya mendesah tertahan, ane arahkan otong menuju meq penganten baru ini begitu kepalanya masuk ia kaget dan sedikit protes, “ pelaannn Maaannngg !, Ia mau menghindar tapi ane terus sodok dengan pelan dan pelan sampai kepala otong di apit Meq-nya yang mungil, MEQ-nya seperti dibuka paksa oleh otong ane, merekah lebar dengan bagian dalam Meq yg berwarna merah mengintip dari sela-sela otong ane yang tertancap kedalam kemaluannya. akhirnya ia pasrah dan ane sentak sedikit keras sambil membekap mulutnya dengan celana dalamnya, mmmppphhhhh ! suaranya sudah tidak jelas ga terdengar. ane genjot mulai cepat sampai meja dapur berderit, namun yang membuat ane kaget adalah meq-nya hampir sama dengan meq dena, seperti mengempot otong ane, bedanya Meq-dena lebih sempit sehingga grip,  cengkraman pada otong ane lebih terasa. Dalam hati ane berpikir, gawat nich.

Bisa2 ane keluar dengan cepat dan dia keenakkan, Cuma maen sebentar dapet duit. Ane pungut terong belanjaannya diatas meja dapur ane arahkan kemulutnya, NENI ngemut sebentar dan ane sodokin pelan ke dalam anus-nya. Ia protes tetapi ga bisa bergerak karena ane tekan tubuhnya ke meja dapur. “Eta...eta...apa’an sakiiiit kangggg....! iiiiihhhhhhh! Ceracaunya ga karuan, ane diam’in terong dalam bo’olnya. otong kalo ane rasa mau keluar,  ane diam ga bergerak atau mencabut keluar sebentar. Setelah nafsu mengendur ane sodok lagi, genjot kembali sampai ia mengejang kaku beberapa kali, karena ane sodok sambil menggoyangkan pinggul ane, kadang ke kiri ke kanan atau ke atas bagian dalam meQnya. Rupanya ia lebih menyukai kalau otong ane masuk lebih dalam, karena ia sedikit menggelinjang nikmat kalo ke arah itu.  jadi ane mulai Fokus menghujam Otong ane lebih dalam, ia menggelapar ke sana kemari, barang belanjaan dan semua benda diatas meja dapur berjatuhan ke lantai karena tangan NENI mengggapai ke sana kemari dan menjatuhkan semuanya yang diatas meja.

Kemudian ane cabut otong dan switch, tukar posisi, dengan terong, kali ini biar meq-nya yang mantap empotannya, biar berurusan sama terong, ane sodok bo’olnya dengan otong ane, dengan cepat dan konstan, ia menahan sakit dan berusaha melawan namun lama – lama mulai lemas juga, ia pasrah Anusnya di obrak – abrik otong ane. BTW bisa lebih lama, dari dalam boolnya ane bisa rasa’in meqnya mengempot terong dan berkedut lagi karena terong makin basah, berulang kali ia memekik keras. Karena takut membangunkan bini2 ane, ane kembali sodok meqnya dengan keras, terong ane lempar ke lantai, biarkan empotan meqnya yang mantap mengempot otong ane sampai klimaks.

Saat sedang melakukan genjotan dengan cepat tiba2 pintu kamar depan terbuka. Langsung ane berhenti NENI sigap menurunkan Roknya, menyimpan celana dalam, dan merapikan barang yang berjatuhan. Ane melihat Mira jalan mengucek mata menuju dapur, kamar mandi memang bersebelahan dengan dapur (hanya kamar yang ane tempati yang ada kamar mandinya didalam, semenjak ada NENI, ane milih menggunakan kamar mandi yang didapur, sudah tau maksudnya kan...).

Ane menuju kamar mandi dan membawa celana sekaligus boxer ane, ga bisa pakai celana karena otong tegang mengacung, alias ngaceng berat, ane cuci otong dengan sabun mandi sekaligus mengguyur badan dengan air dari shower dan menyabuninya sebentar, dan mengguyur lagi dengan air dingin. Dari balik pintu kamar mandi, ane mendenger Mira bertanya siapa dan menggedor pintu kamar mandi, sambil berkata cepetan ia mau pipis, ane buka pintu kamar mandi menarik tangan Mira ke dalam melorotin pakaian bagian bawahnya dan ane gantung di gantungan baju kamar mandi, ia jongkok sambil buang air kecil  dan ane angkat wajah manisnya dan kepala otong ane terselip ke dalam mulut di apit bibir mungilnya, dan memaksa mulutnya terbuka dengan lebar. Menjilat kepala otong ane sampe basah dengan air liurnya.

Ia protes “tumben sudah tegang begini, lagi masturbasi ya”. Ane cuekin, kembali ane jejali mulut Mira dengan kepala Otong ane. Begitu ia selesai buang air kecil dan mencuci kemaluannya dengan sabun ane menggendongnya dan membiarkan bagian bawah tubuhnya terbebas dari pakaian, dikiranya ane akan membawanya ke kamar tetapi Cuma ane baringkan diatas meja dapur, tempat NENI ane garap tadi, disamping si NENI yang sedang masak. kedua kakinya ane angkat ke atas sambil ia berbaring diatas meja dapur, tangannya memegang sisi meja dapur wajahnya sayu menatap ane dan si otong menyelinap ke dalam mEQnya. Ane genjotnya pelan, Meqnya lama kelamaan mulai basah dan hangat.

Auwww... akaaaang....mmmppphhhh... ga pernaahhhhiiiiiiiii  puaaasssss jugggaaaaa.......yaaa! Cuma itu yg ane inget, ane tetap fokus....fokus merasakan nikmatnya otong ane di MEQ daun muda ini.
Ane menggenjotnya, ane tahu ia akan cepet keluar kalo digendong sambil ML ato WOT, maka ane gendong dan menaik turunkan bokongnya diatas otong ane, si NENI cuman curi pandang sambil senyum. Ane duduk di kursi dapur dan MIRA menunggangi ane sampai menegang dan badannya terkulai lemas. Ane gendong ia ke kamar ane yang ada kamar mandinya, melepas pakaian bagian atas yang dikenakannya, membaringkan diatas kasur, kembali ane garap dengan doggy, ia kembali terkulai lemas, ane menguncinya dari luar. Semoga ia tidak curiga, sebab ane ingin menuntaskan dengan NENI di dapur. ane lihat dena masih tidur dikamar lainnya.

Segera ane menuju dapur dengan otong mengacung tegang dan basah mengkilat karena cairan cinta MIRA. Saat si NENI masih menggoreng sesuatu, ane dekap dari belakang dan geser tubuhnya ke pinggir ke samping kompor dengan bertumpu pada kedua tangannya di meja dari semen bertehel putih, tempat kompor dan perkakas dapur lainnya, ane singkap roknya dari belakang, celana dalamnya ternyata tidak sempat ia pakai tadi. Langsung otong menuju gerbang kenikmatannya dari sela – sela bongkahan bokong mulusnya dan bless.. amblas karena sudah licin dan basah, otong melesat separuh. trus ane genjot bool dan Meqnya bergantian dengan cepat, sampai otong masuk seluruhnya, kali ini ia mengelinjang lebih liar dan nafsunya makin besar, semakin tidak terkendali.

“ ayo nenggggg kita tuntaasskan” bisik ku......
“Iya manggggg cepet’an manggggg, entarrrr lagiiii...suaaami.....neng dataaaaang !
Saat ia menyebut suaminya, dadang, akan datang, tiba2 pikiran usil datang untuk membandingkan perkimpoi’an ane dengan suaminya. Ane kemudian bertanya:
“Neennggg, gede’an manaaa.. punya akang ato punya dadaannngggg! Ia awalnya diam, ane kemudian berhenti.
“ayo mangggg  eehhh kok diammmm” protesnya
“jawab atuh nenggg geliss...” goda ane

Ia menoleh kebelakang menatap ane dengan raut muka penuh nafsu sambil berkata: ”mmmhhhhh gede punya akannnnngggg ! belum selesai ia ngomong, ane sodok otong dengan hentakkan keras. Kemudian ane mulai menggencot pelan dan konstan. meqnya merekah dan mengendur mengikuti sodokan otong keluar masuk Goa nikmat ini, ibu cari ane keluar masuk anusnya, cairan cinta kami beradu dan meleleh, mengalir keluar sampai ke paha NENI.

“enak mana Neng” tanya ane lagi.
“enaakkkk punyaaa Manggggg dinoo....ahhhhh !” ucapnya
“apanya mamang yang enak Neng...! tanya ku
“K**tol mannggg dino.... enaaakkkk”! eehhhh nengggg sukaaa! Aduhhhh ! Nikmaattt ! ceracaunya merasakan penetrasi otong ane dengan kecepatan konstan, tidak cepat namun tidak juga lambat, seakan ane ingin merasakan empotan meq-nya, seperti ada mulut didalam sana yang menyedot kepala otong ane, otong terasa dibungkus gumpalan daging basah dan hangat.

Ane sudah kagak tahan lagi, otot Meq-nya mulai berkontraksi, berkedut ia sedikit lagi nyampe, ane percepat sodokan ane dan kami nembak dan mengerang bersamaan.

“aauwwwwwww Maaaanggggggggg.... ! ia mendongkak dan mau ambruk ke meja dapur bertehel putih.
“mmhhhhhuuu...! peju ane muncrat mengisi rahimnya, namun sebagian besar langsung mengalir keluar dari sela2 otong dan Kemaluan NENI. Turun ke paha, betis, tumit dan jatuh ke lantai. Otong ane diam’in terus didalam kemaluan NENI, sambil menahan pinggulnya biar tubuhnya, pinggulnya ga lepas. Bokong semoknya dan perut bagian bawah pangkal otong ane beradu, diam dan menutup rapat tanpa ada celah......

Nasib sesuatu yang digoreng NENI dalam wajan sudah tidak jelas, sebab ane perhatikan yang didalam wajan penggorengan sudah hitam, alias super gosong. Otong ane akhirnya mengecil dan tercabut dengan sendirinya dari kemaluan NENI. Ane bergegas mandi lagi, ga sempat sarapan langsung tepar bersama Mira dikamar.


EmoticonEmoticon