Getar Handphone membuatku terbangun, ternyata aku ketiduran di depan monitor komputer, kulihat Vera yang menelpon.
Dia mencariku karena sejak tadi pagi memang aku sudah di dalam ruang monitor CCTV ini, dan sekarang jam tak terasa menunjukkan pukul 11 siang.
Aku rubah mode Iphone ku dari Vibrate ke Silence, karena hari ini aku berikrar akan menghabiskan waktuku di depan monitor saja melihat apa yang terjadi di saat aku pergi.
Kembali aku putar rekaman-rekaman yang kuanggap memiliki benang merahnya dan mungkin bisa sedikit menjawab beberapa pertanyaan yang muncul di kepalaku.
Mereka sama-sama bangun siang, dan seperti biasa Vera yang setiap bangun tidur selalu sange langsung meminta mas Krisno melayaninya.
Ketika Krisno dan Vera bersiap keluar rumah, terlihat Vera kembali memakai Tanktop kuningnya beserta Short nya yang kemaren dibuang Krisno di depan pintu, namun ketika ia akan memakai celananya itu mas Krisno mencegahnya.
Dengan buru-buru dia segera berlari ke kamarnya, membongkar keranjang baju kotor dan kemudian kembali lagi menyodorkan Vera sebuah celana dalam.
Yang ternyata adalah sempak kolor bekas milik Krisno!
Mengetahui maksud mas Krisno Vera pun tertawa kecil, tanpa ragu dia memakai celana dalam yang seharusnya dipakai laki-laki itu, dan barulah dia kenakan lagi Short ketatnya.
Mereka pun keluar dari rumah belakang sambil berjalan bersama-sama melewati halaman kecil yang seperti gang.
Vera kembali digandeng Krisno melewati tukang-tukang yang sedang beristirahat makan siang habis ngecor.
Melihat kembali gadis cantik itu membuat mereka ter-Pause beberapa saat.
Mungkin mereka heran, karena kemaren sore Vera dibawa Krisno ke rumah belakang, dan baru siang ini mereka kembali dengan pakaian yang sama.
Mungkin mereka heran, karena kemaren sore Vera dibawa Krisno ke rumah belakang, dan baru siang ini mereka kembali dengan pakaian yang sama.
Mereka tidak sadar kalau Vera sedang memakai celana dalam Krisno yang sudah apek di balik celananya saat ini.
Krisno senyam-senyum tampak kembali bangga dan memeluk gadis yang sudah terlanjur dianggap bispak oleh para tukang tersebut dengan erat.
Krisno senyam-senyum tampak kembali bangga dan memeluk gadis yang sudah terlanjur dianggap bispak oleh para tukang tersebut dengan erat.
Setibanya diruang tengah tampak mereka berciuman sebentar sambil mengobrol ringan, Vera tampaknya ingin segera ke kamar dan berpisah, tapi Krisno menggulung Tanktop Vera hingga sebatas leher lalu mengecup puting susunya sekaligus menurunkan celananya hingga ke setengah pantat.
Barulah dia membiarkan Vera untuk menaiki tangga dengan keadaan itu dimana matanya tak lepas memandangi penampakan setengah bokong seksi Vera yang melangkah menapaki tangga dan terus dia saksikan sampai Vera masuk ke pintu kamarku.
Dan mereka pun berpisah, karena mas Krisno juga harus membersihkan rumah juga berberes-beres.
..............................
" Huff!!.. "
Kutarik nafasku dalam-dalam karena akhirnya gadisku pergi jauh dari bandot mesum itu yang seharian kemarin saja aksi mereka berdua sudah membuat kepalaku pusing.
Aku bahkan belum sempat memindahkan foto-foto liburanku dari kamera, padahal di kereta pulang aku sudah tak sabar untuk segera Update status.
Tapi aku belum lega, karena ini masih hari keempat, artinya masih beberapa hari hingga hari sekarang, dan aku yakin ini adalah waktu yang tepat untuk melihat apa sih yang Vera lakukan jika dia sedang luput dari pengawasanku seperti sekarang.
Di kamar Vera langsung membuka Tanktop lusuhnya, ia membugili dirinya sendiri termasuk membuka kolor apek Krisno yang dia kenakan.
Dia mengikat rambut panjangnya kemudian berjalan menuju kamar mandi, dinyalakannya air dan mulai rebahan di Jacuzzi mewah di kamar mandi kamarku.
Kakinya yang sungguh mulus itu dia selonjorkan sambil menunggu air sabunnya memenuhi bak panjang yang sedang dia tiduri, tak lupa menaruh Iphone nya di pinggiran bak dan dia menyalakan musik dengan memilih instrumen musik Jazz yang sontak langsung membuat suasana rileks.
Khusus di kamar mandiku aku memang baru memasang kamera pengintai tentu saja untuk mengintipi Vera mandi.
Melihatnya seperti inilah yang membuatku senang, aku bahkan tidak mempercepat Footage ini, mengamatinya sedang senang dan bahagia seperti sekarang entah kenapa membuatku bahagia juga.
Vera tampak begitu rileks, sambil menabur kelopak mawar dia menenggelamkan tubuhnya di air busa Jacuzzi itu, ia menggoyangkan kepalanya dan berdendang dengan riang, tanpa sadar aku senyum sendiri melihatnya begini.
Lebih kurang satu jam aku menonton Vera mandi, dia memang lama sekali ketika mandi dan baru 10 menit kemudian dia handukan lalu mencari baju santainya, lalu duduk di depan meja rias untuk memulai ritual khas para wanita ketika habis mandi.
Menyisir rambut, catokan, pasang masker, dan wuh pokoknya masih banyak lagi.
Tak lupa dia menyempatkan berselfie seksi dengan rambut basahnya dan memamerkan sedikit puting susunya seperti tren Selfie yang sedang Viral saat ini, Nipple Slip.
Kupercepat kembali videonya, siang itu tak ada yang menarik selain melihat Vera sibuk merawat diri, kemudian menonton TV sambil maskeran.
Agak sore terlihat Vera mulai turun tangga kelantai bawah, ia membuka pintu belakang dan celangak-celinguk.
Seperti dihari pertama Vera menghidupkan Home Theater dan duduk menonton diruang tengah.
Dia grasak-grusuk dan tampak tak betah duduk, berdiri kembali lalu mengintip kearah pintu belakang seperti itulah terus.
Tapi saat dia tiba-tiba mengarah ke dapur aku pun Excited menantikan apa selanjutnya.
Cewek bule berdagu lancip ini mengambil gelas dan tampak membuat sesuatu di dapur yang berada dekat pintu belakang yang dari tadi dia intip-intipi terus, pintu tersebut memang akses untuk menuju ke halaman belakang yang ada kolam renangnya.
Vera mengambil nampan kemudian pergi ke kolam belakang, rupanya dia membuat beberapa gelas kopi dan mengantarkannya kepada para tukang-tukang itu!
Aku mengernyitkan dahiku, satu lagi perangai tak biasanya langsung kuamati.
Kulihat para tukang yang sedang bekerja terkaget dibawai kopi oleh Vera, terlebih pakaian yang dikenakan gadis itu adalah pakaian santai yang tentu saja terlihat begitu seksi bila dikenakan ditubuh langsing padatnya.
Mereka tampak menyapa Vera ramah, setelah basa-basi sedikit Vera nampak pamit dan langsung kembali ke dapur, mereka melongo saja melihat liukan Body Vera dari belakang.
Setibanya di dapur Vera kembali memasang muka kesal! Mata redup serta alisnya yang biasa melengkung kebawah tak tampak, tatapannya berubah sinis dan alisnya berganti tajam seperti perosotan anak-anak, dari mulutnya jelas sekali terlihat jika dia sedang mengumpat sesuatu.
Aku benar-benar tidak mengerti kenapa ia tiba-tiba jadi marah seperti ini, atau barangkali ada ucapan dan celetukan tukang-tukang tadi yang membuatnya tersinggung? Jika iya maka akan kuberhentikan orang itu sekarang juga!
Vera bersandar di meja dapur, kemudian dia bergegas naik kembali ke kamar dengan setengah berlari.
Aku langsung mengalihkan ke CCTV yang merekam situasi di dalam kamarku saat itu, dan dengan serius kembali kutonton karena ini krusial bagiku guna mendalami Vera.
Vera membongkar lemari, dia memilih-milih pakaiannya sendiri lalu mengambil sepotong pakaian dan melemparnya ke kasur.
Dia membuka seluruh pakaiannya yang dia kenakan saat ini, termasuk Bra dan Thong nya. Aku berusaha menerka-nerka arah dan maksud tujuannya ini, kenapa ia menanggalkan pakaiannya kemudian sengaja menggantinya dengan yang baru.
Vera memakai pakaian yang dia pilih tadi, aku terdiam dalam beku otakku ketika menyaksikannya sedang memasang Stocking jaring, diikuti satu set baju yang tak kutahu berjenis apa yang jelas ketat sekali seperti korset berwarna hitam putih dan bahkan Vera tak memakai bawahan celana atau rok sama sekali!
Dia hanya mengenakan celana dalam yang tampaknya satu set yang sama dengan bajunya sekarang.
Dia hanya mengenakan celana dalam yang tampaknya satu set yang sama dengan bajunya sekarang.
Aku bengong melihatinya yang kini tengah berkaca di depan cermin, menyisir rambutnya, memasang lipstik dan terlihat sedang menyempurnakan penampilannya.
Setelah tampak puas dengan dandanannya, si cantik ini kemudian tersenyum menyeringai sambil meremas dada besarnya yang sangat terekspos dan berjalan keluar.
Diluar kamar Vera mengambil salah satu koleksi High Heels nya turut memakainya juga, sontak langsung membuat bokong putihnya jadi makin tampak kencang dan membulat tegak ketika dia berdiri!
" ASTAGA!.. " ujarku dalam hati ketika melihat dia berjalan turun ke bawah dengan pakaian seperti itu.
Jujur aku tak punya alternatif lain selain dari apa yang kupikirkan saat ini, dan apa yang sedang kupikirkan merupakan opsi paling buruk yang sempat ada di awal pikiranku tadi.
Dengan pakaiannya sekarang yang sangat tak normal untuk dikenakan dirumah dan juga lenggok tubuhnya yang berjalan dengan High Heels nya membuatku amat yakin bahwa dia ingin menggoda para tukang-tukang itu!
Siapapun kini bisa melihat bongkahan buah dada bulatnya yang setengahnya mencuat dibalik pakaiannya, apalagi bokongnya yang bagiku saat ini yang paling terlihat menggiurkan dengan kombinasi Stocking dan celana dalam yang menutupi memek tebalnya.
Keseksian Vera memang tak ada obatnya!
Vera kembali ke dapur, dia mengintip melalui jendela terlebih dahulu mengecek posisi targetnya, setelahnya baru dia bisa menyusun rencana berikutnya.
Dia mengambil wajan lalu memotong kentang, rupanya dia ingin membuat kentang goreng untuk mereka.
Aku meneguk ludah dan dadaku berdetak keras melihat detik demi detik yang berlalu, sambil tentu saja membaca semua gerak-gerik cewek yang terus membuatku penasaran ini.
Sambil menggoreng dia terus mengintip memantau mereka dari celah hordeng, mungkin dia bingung memikirkan bagaimana menarik perhatian mereka atau seperti apa cara dia muncul ditengah-tengah mereka nantinya karena mereka semua saat ini sedang bekerja.
Vera terdiam sejenak, lalu dia mengambil piring dan sejurus kemudian dia jatuhkan piring tersebut dengan sengaja sambil menjerit.
" Kyaaa!!!!.. " pekiknya melakukan aksi teaterikal.
Kemudian Vera buru-buru mengintip dari jendela dan secepat itu juga dia langsung jongkok.
Dua orang tukang datang melalui pintu belakang dan yang paling pertama kulihat adalah ekspresi kaget mereka yang melihat Vera jongkok dengan pakaiannya yang seksi sedang memunguti pecahan piring yang berserakan.
Aku geleng-geleng kepala melihat akalnya yang tak terpikirkan sama sekali olehku, bisa-bisanya dia memikirkan sampai sejauh itu guna mendapatkan perhatian yang dia inginkan.
Di titik ini aku mendapatkan hal baru lagi mengenainya, kini jelas sudah bahwa Vera juga punya kecenderungan eksibisonis.
Pantaslah jika di depan teman-temanku dia selalu memesra-mesraiku dan berakting Slutty sekali, rupanya dia ingin atensi.
" Aduh neng.. " ucap bapak-bapak itu setelah tadi terdiam melihat Vera.
" Kenapa neng? Saya kirain suara apa tadi.. " kata tukang yang satunya juga menyahut.
Memang dari kolam renang ke dapur tak terlalu jauh, hingga pasti suara pecahan piring akan terdengar apalagi pintu belakang Vera buka dengan sangat lebar.
" Eeh.. Ini pak tadi ada tikus lewat makanya saya kaget.. " kata Vera merapikan rambut yang menutupi wajahnya dan berdiri.
Dua orang tukangku terdiam dan meneguk ludah melihati tubuh Vera yang kini menjulang berdiri tegak di hadapan mereka.
" Ohh tikus, masa rumah kayak istana ini ada tikusnya sih? Yaudah sini saya bantu neng.. " katanya mulai jelatatan ke toket Vera.
" En..engga usah pak saya bisa sendiri.. " senyumnya kemudian mengambil sapu dan serokan lalu menyapu pecahan piring tersebut.
" Oh oke deh.. Kalo butuh apa-apa minta bantuan kita aja neng, kita ada di belakang kok.. " yang satu lagi menimpali.
" Ngomong-ngomong neng bule seksi banget deh.. Boleh dong.. " godanya terkekeh sebelum kembali lagi ke belakang.
Vera hanya tersenyum mendengarnya.
Selepas keluar dari dapur, sambil berjalan dua tukangku itu heboh seolah tak percaya apa yang mereka baru lihat, pun ketika sampai ke tempat teman-temannya mereka sontak langsung membicarakan hal tersebut, terlihat dari jari mereka yang menunjuk-nunjuk ke dapur.
Vera melihat kehebohan mereka dari hordeng, wajahnya tersenyum semringah dan tampak puas.
Kemudian kuperhatikan Vera merapatkan selangkangannya dan menggesek-gesekkan kemaluannya yang terbalut celana dalam itu di ujung meja keramik dapur.
Makin kuperhatikan, makin intens gadis itu melakukannya, bahkan dia kini memejamkan matanya sambil menggigit bibirnya sendiri meresapinya, tangannya dia taruh dibokongnya mendorong-dorongkannya agar semakin menggesek ke sudut meja.
Seorang tukang tampak berjalan ke pintu belakang, Vera dengan sigap bergegas kembali menyapu lagi, dan tukang tersebut melirik kearah Vera kemudian belok ke toilet belakang yang memang satu lorong dengan dapurku.
Vera hanya tersenyum ketika berpapasan wajah dengan bapak-bapak itu.
Dan si pria sekembali ke teman-temannya yang sudah menunggu, dia langsung heboh seolah tadi memang sedang membuktikan omongan dua rekannya yang membuka cerita.
Kini mereka berduyun-duyun gantian bolak-balik ke toilet, dimana Vera selalu siap dengan itu dan tampak beraktifitas selayaknya di dapur.
Tapi tentu saja pakaiannya sama sekali tak wajar untuk dikenakan, malah Vera terlihat seperti bintang BF saja mengenakan baju tersebut.
Tapi tentu saja pakaiannya sama sekali tak wajar untuk dikenakan, malah Vera terlihat seperti bintang BF saja mengenakan baju tersebut.
Puncaknya adalah ketika Vera membuang pecahan piring tadi dari serok ke tong sampah yang ada tak jauh di sebelah kolam renang dan membawakan mereka kentang goreng yang dia masak.
Mereka heboh seheboh-hebohnya dan menyiuli gadis itu disambut bertepuk tangan riuh melihatnya melenggok dengan derap langkah Heels yang sensual.
Aku saja yang melihat Vera mengenakan setelan salah kostumnya itu langsung Horny apalagi mereka yang melihatinya dari jarak dekat.
Vera kembali tersenyum saat mendengar godaan mereka tadi, yang sayangnya tak bisa kudengar karena diluar jangkauan kamera yang merekam suara.
Aku terheran-heran melihat tingkahnya ini, Vera tak begini. Seperti yang kukatakan sebelumnya bahwa dia lebih suka berada di kamarku yang dingin, dia jarang turun kebawah, apalagi dia terkesan ‘cari mati’ dengan sengaja menggunakan pakaian yang sangat seksi itu, kemudian berlenggak-lenggok.
Kembali di dapur Vera duduk di meja keramik, tangannya masih memegang nampan makanan tadi, kulihat wajahnya terlihat sangat puas namun matanya terlihat sendu sekali.
Dugaanku benar, Vera langsung menyelipkan jarinya ke celana dalamnya dan mendesah.
Dugaanku benar, Vera langsung menyelipkan jarinya ke celana dalamnya dan mendesah.
" Ahh!! Fak.. " terlihat mulutnya mengumpat mengucapkan itu.
Tapi tak lama hingga dia dikejutkan oleh seorang tukang yang juga ingin ke toilet, mereka sama-sama kaget.
Secepat kilat Vera menjauhkan jarinya yang sudah terselip di celana dalam lalu berpura-pura senormal mungkin, dan bapak itu pun tampak bingung karena baru saja memergoki Vera bermasturbasi.
" Nggg.... Toilet dimana ya neng?.. " tanyanya kikuk dan tampak memecahkan kebuntuan diantara mereka.
" Dii.. disana pak.. " tunjuk Vera masih dengan wajah sayunya.
Bapak itu segera masuk ke WC dan Vera menarik nafasnya dalam-dalam karena pasti dia berdebar-debar sekali tadi.
Di akibatkan kelengahannya sendiri yang tak memantau mereka di balik hordeng seperti tadi dan malah bisa-bisanya mencuri kesempatan menyelipkan jari ke memeknya yang aku yakin sudah amat gatal saat ini.
Saat kukira Vera akan kembali ke kamar untuk coli guna melepaskan gairahnya, namun dia malah menggigit bibir bawahnya greget sendiri dan tersenyum tipis.
Lalu dia melangkahkan kakinya dan Vera pun berjalan ke toilet itu!
" OMG!!.. " jeritku dalam hati.
Pikiranku kembali ke kemungkinan terburuk dari apa yang akan terjadi selanjutnya, aku sangat berharap kali ini aku gagal menebaknya namun langkah Vera tampak mantap sekali berjalan dan membuka pintu toilet belakangku dengan pasti.
..............................
Di dalam Vera berdiri di depan cermin besar yang tepat berada di depan pintu toiletnya.
Dadaku berdebar-debar, aku menutup mataku dengan jari dan hanya mengintip jari sela-sela jariku, ya aku seperti menonton film horor dibuatnya.
Pintu pun terbuka dan alangkah kagetnya bapak itu melihat sesosok tubuh yang tengah berdiri menatapnya.
Ekspresinya seperti melihat setan saja, Vera tak berkata-kata dia hanya melihati mata bapak yang memergokinya ini lalu berbalik badan.
Jelas pandangan bapak itu langsung ke pantat montok Vera yang sangat menggugah selera, dan dia pun berjalan mendekati sang gadis.
Aku lemas sekali ketika melihat dia merapatkan tubuhnya ke Vera yang membelakanginya dan dengan amat berani menempelkan selangkangannya ke Booty bulat nan montok tersebut!
Vera membiarkannya, si bapak membisikinya sesuatu namun aku tak bisa mengetahuinya karena CCTV yang merekam lorong toilet itu tak ada suaranya, yang jelas pasti aksi lelaki paruh baya tersebut membuat Vera mendesis.
Si gadis berambut panjang mulai menggoyangkan pantatnya hingga menggeseki selangkangan tukang yang beruntung ini, dia pun terlihat mendesah digoyang pantat sesemok itu.
Merasa gayung sudah disambut, dia semakin berani dan membuka celana lusuhnya, lalu dengan hanya mengenakan kolor, ia menempelkan lagi selangkangannya ke pantat Vera.
Vera yang sudah terbawa suasana sepertinya tak mau kalah, kali ini dengan jarinya si cewek murahan itu mengelus kemaluan bapak-bapak bertubuh tambun yang ada dibelakangnya.
Aku sungguh berharap sejauh-jauhnya Vera hanya akan menghisap kontolnya saja, aku tak mau memikirkan kemungkinan yang lebih buruk dari itu.
Lelaki tersebut benar-benar tak mau membuang kesempatan emasnya, dia meremas-remas toket besar Vera dengan sangat ganas, Vera melirih dan memejamkan mata.
Namun tukang ini membisiki Vera sesuatu lagi dan langsung membuat Vera membuka pakaian seksinya.
Sekejap Vera pun Topless.
Dengkulku kehilangan tenaga dan hatiku kembali panas, melihat gadis kesayanganku sedang membiarkan dirinya di grepe-grepe oleh salah seorang tukang yang kupekerjakan di dalam toilet, bukan tak mungkin jika dia kini tengah mengucapkan kalimat-kalimat erotis yang pasti akan membuatku makin kecewa jika mendengarnya.
Dia buka juga kaos partai yang dia kenakan hingga terlihat tubuhnya yang sedikit gemuk itu, mereka sama-sama sudah bernafsu sekali terlebih Vera dengan mata yang sudah redup seperti sekarang, yang aku tahu benar jika dia akan menjadi sangat egois dalam fase ini.
Vera membiarkan lelaki yang bahkan belum berkenalan dengannya membuka celana dalamnya begitu saja, dan tercenganglah dia melihat keutuhan pantat seksi Vera yang tersaji di hadapannya.
Bahkan dalam kekecewaan dan rasa marah dalam diriku aku pun tak bisa menolak jika aku terangsang melihat pantatnya yang super seksi itu!
Si bapak gemuk tak bisa menahan nafsunya, dia langsung membenamkan wajahnya ke belahan pantat Vera dan membuat Vera meringis seperti terinjak paku.
Aku terdiam, aku masih bertaruh soal kemungkinan terburuk tadi dengan diriku sendiri, tapi aku yakin Vera masih punya akal sehat untuk tak membiarkan dirinya di setubuhi sembarang orang.
Karena ini berbeda kasus dari mas Krisno dan mas Yanto yang memang ada unsur campur tanganku hingga Vera rela dicabuli mereka, ini benar-benar murni orang asing yang bahkan Vera tak tahu namanya sama sekali.
Vera mulai mendesah, rupanya memeknya sedang dijilati sambil payudara wewe gombelnya itu diremas-remas dari belakang.
Gadisku terus bergerak ke kiri dan ke kanan tak bisa diam, sepertinya dia sudah mau orgasme saja padahal belum apa-apa.
Suatu saat aku pernah menanyakan soal ini padanya, kenapa dia begitu gampang becek dan muncrat-muncrat, saat itu dia hanya menjawab bawaan lahir, maka aku pun tak mau menanyakan lebih meski aku memang aneh karena dia bisa orgasme berkali-kali yang bahkan membuat kami bisa berganti sprei kasur sampai 3x dalam sehari akibat selalu basah olehnya.
Tapi makin kesini, kuperhatikan ‘ngompolnya’ sudah makin menjadi-jadi, dulu setidaknya aku meski mengocoki memeknya dengan jari atau mempenetrasi langsung dengan kontolku untuk membuatnya seperti itu.
Dan sekarang hanya sedikit sentuhan saja Vera bisa muncrat-muncrat, bahkan dibisiki kata-kata jorok sambil diremas-remas toketnya saja dia sudah akan langsung ‘ngompol’.
Dan sekarang hanya sedikit sentuhan saja Vera bisa muncrat-muncrat, bahkan dibisiki kata-kata jorok sambil diremas-remas toketnya saja dia sudah akan langsung ‘ngompol’.
Entahlah, mungkin seiring makin dewasanya dia jadi gairah seksualnya turut meningkat dan semakin matang.
Benar saja, beberapa puluh detik kemudian Vera jatuh ke lantai, tubuhnya menggelinjang.
Tukang yang sedang aji mumpung itu segera memeluk Vera dari belakang, dibukanya kaki Vera agar memek tebalnya terpampang dan dipandanginya dari cermin yang ada di depan mereka.
Dia tampak kagum melihat vagina merah jambunya, dia belai sambil dia singkap rambut panjang Vera agar tengkuk mulusnya terlihat, dan tentu saja tangannya meremas-remas toket besar yang membusung tanpa penutup itu.
Vera pun memandangi ke depan, mata mereka saling bertatap-tatapan dari pantulan cermin, Vera menyandarkan tubuhnya ke badan gempal tersebut kemudian jarinya menggeseki memeknya sendiri.
Mereka saling bercakap-cakap lagi, Vera tampak meminta sesuatu.
Aku tak tahu apa yang gadisku minta namun saat bapak itu menjilati jarinya dan meletakkan tangannya ke memek Vera aku pun jadi tahu.
Vera memekik dan mengerang saat jari-jari kotor tukangku yang tadi mungkin habis dipakai ngaduk semen kini menggasak memek yang begitu di idam-idamkan banyak lelaki kaya raya ini.
Vera meremas teteknya sendiri, dia menikmati kocokan yang seperti sedang mengacak-acak memeknya, dan dalam sekejap dia kembali bergetar sambil menengadah.
Si tukang tak mau membuang waktu karena waktunya sendiri terbatas, dia menyandarkan tubuh Vera mepet ke tembok, dia buka lagi paha gadis bertetek gede itu dan dilahapnya memek mewah tersebut.
Vera kembali mengerang saat bibir tebal lelaki tua ini melahap memek dan mungkin menyeruput cairan beningnya yang sudah lumer keluar.
Puas menjilati memeknya, pria yang terlihat sekali buru-burunya ini langsung berpindah melahap puting susu panjang Vera, atau mungkin karena memang sudah sebegitu bernafsunya menjelajahi Body sempurna Vera hingga membuatnya jadi mulai Barbar.
Kali ini dia terlihat betah dan agak berlama-lama menyapih puting Vera, Vera terlihat beberapa kali meringis kesakitan saat bapak itu mengulum putingnya.
Memang terlihat seperti dihisap biasa, namun yang sebenarnya terjadi di dalam mulut, puting itu tengah digigit yang dibuktikan dari ekspresi Vera yang sampai meringis-ringis.
Aku sebenarnya sering juga melakukan ini, menggigiti putingnya.
Karena gemas sekali rasanya dengan puting gadis ini yang ukurannya besar dan enak sekali untuk disapih.
Karena gemas sekali rasanya dengan puting gadis ini yang ukurannya besar dan enak sekali untuk disapih.
Penisku menegang melihat lelaki tadi berpindah ke puting satunya, kupandangi wajah sendu Vera yang membiarkan dengan pasrah toket putih bulat montoknya itu di hisap-hisap kuat.
Dimana aku yakin pastilah akan menimbulkan bercak merah-merah di sekitaran putingnya, apalagi kulit Vera yang seputih salju ini, dijentik pelan saja maka sudah akan meninggalkan bekas.
Dimana aku yakin pastilah akan menimbulkan bercak merah-merah di sekitaran putingnya, apalagi kulit Vera yang seputih salju ini, dijentik pelan saja maka sudah akan meninggalkan bekas.
Makin lahap pria itu mencaplok toket sang gadis, dia pegang dan diremasnya dengan sangat kuat seolah bermaksud membuat putingnya semakin mencuat keluar agar bisa dia hisapi, padahal tanpa perlu dibuat begitu puting Vera akan tegang dengan sendirinya seiring dirinya yang semakin terangsang.
Bapak ini makin agresif, dia buka kolor yang menjadi satu-satunya benang tersisa di dirinya, lalu dengan beringasnya kembali dia hisap puting Vera hingga membuat Vera terperanjak merasakan Absurd hisapannya.
Tangan pria itu sudah mengocok kontolnya sendiri, Vera mendesis melihat kemaluannya yang ditumbuhi bulu lebat, matanya tak lepas memandangi kelamin hitam yang berukuran biasa saja tersebut, tapi dia menatapnya dengan pandangan dalam, sesekali dia menjulurkan lidahnya seolah tak sabar mencicipinya.
Entah kenapa setiap kali melihat kontol tegang dia akan seperti ini dan saat melihatnya, matanya akan seketika redup, redup sekali!
" Ahh Ver.. Kamu cantik banget sayang.. Aku suka banget mata sayu kamu itu.. " desisku sambil mengocoki kontolku sendiri tak kuat melihat wajah sange cewek kesayanganku ini.
Bapak itu menatap kearah Vera, mereka saling berpandangan dari jarak dekat, Vera mengucapkan sesuatu kepadanya
Vera sudah dititik tertinggi birahinya, aku tahu itu!
Inilah ekspresi yang saban hari aku lihat, jelas kalau dia sekarang minta disetubuhi! Percayalah aku tak perlu mendengarkan suara dari rekamannya untuk mengetahuinya, aku hapal betul dengan ini karena aku berbagi ranjang setiap malam dengannya.
Mereka pun berciuman!
Aku makin cepat mengocok kontolku sendiri sambil melihat Vera berciuman sambil dikobok memeknya oleh tukangku itu.
Tak mau berlama-lama karena situasi tak memungkinkan si bapak memberdirikan Vera menghadap cermin besar tadi, dia mengarahkan kontolnya yang sudah tegang itu ke memek Vera.
Vera memejamkan matanya dan pasrah dikawini pria tak dikenalnya, hingga akhirnya dia pun mulai dizinai dari belakang.
" Dasar pelacur kamu Ver, mau aja dikentot orang gitu aja!! Ughh!!.. " racauku mempercepat tempo kocokanku.
Entah kenapa aku saat ini sedang coli sambil melihati cewekku sendiri, aku merasa ini bertentangan dengan prinsipku namun setelah melihat wajah sange Vera tadi, aku sungguh tak kuat dan melakukannya juga.
Vera terus menatap wajahnya sendiri yang tengah dikimpoi dari belakang, bapak yang perkiraanku berukur 54 tahunan ini terlihat bernafsu sekali dan mungkin dia takkan lama.
Selang dua menit kemudian bapak itu menarik tubuh Vera berjalan ke ujung lorong toilet, namun dia tak melepaskan kontolnya dan tetap satu tubuh sambil menggiring sang gadis muda.
Sesampainya di pojokan, dia pun kembali mengawini gadis yang harusnya seusia anaknya, berhubung usia mereka pastilah terpaut jauh sekali.
Suasana jadi makin tambah panas seiring naiknya tempo sang pejantan yang memegang kendali penuh ini, namun disaat sedang enak-enaknya tiba-tiba kulihat bapak itu menoleh kearah pintu, lalu berusaha mengintip.
Dia menghentikan entotannya, lalu membuka pintunya sedikit, sepertinya tadi ada yang menggedor!
Mungkin tukang lain atau bahkan Krisno, bapak ini pun jadi agak panik karena tentu saja dia tak ingin ketahuan apalagi oleh Krisno.
Mungkin tukang lain atau bahkan Krisno, bapak ini pun jadi agak panik karena tentu saja dia tak ingin ketahuan apalagi oleh Krisno.
Vera juga terlihat panik, namun bapak itu terlihat bercakap dengan yang menggedor dengan menongolkan sedikit wajahnya kemudian menutupnya lagi.
Setelah pintu dia tutup Vera tampak penasaran tampak bertanya siapa yang menggedor, namun tukang ini kembali menyetubuhinya dan melanjutkan nafsunya yang sempat terpotong.
Aku juga penasaran siapa yang menggedor, berhubung aku sedang menonton rekaman bisu aku jadi tak mendengar percakapan bapak gemuk ini dengan ke si penggedor tadi.
Vera makin kuat digenjot, dan bapak itu terus membetot memeknya dengan penuh nafsu sambil memandangi wajah sayu gadis yang tengah terpojok di ujung lorong saat ini.
Aku mengocok kontolku dengan cepat memburu klimaksku seolah tak perduli dengan ‘Pride’ yang sebelumnya sangat kubanggakan.
Satu hujaman telak dia menghujamkan kontol hitamnya sedalam dan sekuat yang dia bisa, Vera memejamkan matanya pasti mendesah lirih, akupun mengejang saat menyadari Vera tengah dipejui bapak-bapak yang sangat jauh berbeda level dengannya!
" Ohh Verr!!.. " desahku dengan semburan sperma kuat yang muncrat-muncrat hingga kebawah kolong meja komputerku.
Aku terduduk dan menengadah, nafasku tersengal-sengal.
Aku baru saja ejakulasi dengan menontoni Vera dientoti tukangku, memang rasa marah, kecewa, kesal itu tetap ada namun aku malah menikmatinya dan menjadikannya sebagai sebuah sensasi, apa yang salah denganku?
Aku baru saja ejakulasi dengan menontoni Vera dientoti tukangku, memang rasa marah, kecewa, kesal itu tetap ada namun aku malah menikmatinya dan menjadikannya sebagai sebuah sensasi, apa yang salah denganku?
Aku kembali menoleh ke monitor, Vera terduduk di pojokan lorong, sementara bapak-bapak tukang tadi langsung memakai pakaiannya dan keluar meninggalkan Vera begitu saja.
" Brengsek!!.. " umpatku dalam hati.
Kesal melihatnya langsung nyelonong keluar meninggalkan gadisku yang terduduk di balik pintu dengan leleran sperma yang masih lumer dari mekinya.
Melihat wajah cantiknya yang masih sayu membuatku ingin memeluknya saat ini, ingin kurangkul lalu kugendong dia dan mengantarnya untuk beristirahat di tempat yang lebih layak ketimbang ubin ataupun tembok itu.
Entah apa jadinya perasaan orang-orang tajir yang ajakan kencannya tak digubris Vera saat mengetahui Vera yang mereka kejar-kejar ini baru saja selesai bersetubuh dengan tukang dan seorang pekerja kasar yang bahkan berkesempatan meng-inseminasi sang gadis dengan benihnya.
Bahkan untukku sendiri masih berat menerimanya saat ini, aku tak tahu harus menjelaskan perasaanku seperti apa.
Vera mulai bangkit, dia mengambil pakaiannya lagi dan memakainya sebelum nanti malah ada yang datang.
Sambil dia berpakaian, aku cari File rekaman CCTV yang menyorot ke lorong kamar mandiku dari luar untuk mengetahui siapa yang menggedor tadi.
Rupanya itu Akbar, anak pak RT yang turut menggarap proyek kecil-kecilan membangun kolam air panas di rumahku ini.
Meski masih kelas 1 SMP tapi dia sudah bekerja sambilan dengan menjadi kuli atau berjualan opak saat pulang sekolah, karenanya kusuruh Krisno mengajaknya hitung-hitung nambah-nambah uang jajannya karena kebetulan sekarang sedang musim libur panjang untuk anak sekolah.
Pantas saja tadi bapak itu berani lanjut mengentoti Vera, berhubung itu hanya si bocah Akbar yang mengetuk, coba kalau salah satu temannya atau mungkin Krisno, sudah pasti dia panik takut dituduh memperkosa ‘barang’ majikan proyeknya, terlepas dari fakta bahwa Vera sendirilah yang ‘menjemputnya’.
..............................
Vera masuk lagi ke kamar, dia duduk di kursi meja riasnya dan menatap dirinya sendiri dari cermin.
Aku aneh dia bukannya segera membasuh vaginanya dengan air malah lebih memilih duduk dan beristirahat.
Gadis itu terus menatap ke cermin, entah apa yang ada dipikirannya, dia melihat sosok di cermin tersebut dengan tatapan penasaran, yang sebenarnya sosok itu adalah dirinya sendiri.
Lalu si dia mengambil posisi tiduran di ranjang, Vera menatap langit-langit kamar dan tampak gusar.
Aku perhatikan terus gerak-geriknya guna membaca gesturnya dan menebak apa yang sedang dia risaukan.
Aku perhatikan terus gerak-geriknya guna membaca gesturnya dan menebak apa yang sedang dia risaukan.
Beberapa menit kemudian Vera memejamkan mata, dia mulai memegangi lehernya sendiri, diangkatnya paha yang di balut Stocking tersebut, mengelusnya dan mendesis.
Makin lama gerakannya makin intens, dia seperti menari-nari dalam gemulai tubuhnya yang sedang tergolek di atas ranjang, masih dengan pakaian tadi.
Melihat gerakan dan wajahnya yang sudah memerah, maka aku langsung tahu kalau dia sedang birahi.
Memang beberapa hari sebelum aku berangkat, Vera baru selesai datang bulan, jadi pastilah masa-masa itu dia sedang memasuki fase subur pasca menstruasinya, dimana dalam periode ini Vera akan berkali-kali lipat lebih agresif dari biasa.
Vera bangkit dari tidurannya, membuka rak meja di sebelah ranjang dan mengeluarkan dildo lalu langsung mengangkangkan kakinya.
Dengan buru-buru dia memasukkan dildo berwarna biru itu ke memeknya dan mulai mengeluar-masukkannya.
Dia mendesah dan menatap ke memeknya yang tengah dia kerjai sendiri, namun dihentikannya aktifitas itu sesaat ketika melihat dildo nya sudah berlumuran sperma si tukang tadi.
Sayu matanya menatap dildo yang berlumuran air mani dan dia menjulurkan lidahnya, lalu sambil memejamkan mata Vera pun melahap sperma itu dengan lahap!
Di seruputnya air mani bekas dari memeknya seperti orang kelaparan, aku terdiam menyaksikannya dengan lesu.
" Ahh peju!! " desahnya kali ini mencucukkan jarinya guna mencongkel sisa-sisa sperma itu dari dalam memeknya.
Vera mengambil bingkai foto aku yang kupajang diatas meja dan dia menatapnya dengan lirih sambil tetap menjilati jarinya yang penuh sperma.
" Sayang.. Aku dipejuin orang.. Ahh! Maafin aku.. " racaunya seolah sedang berbicara denganku melalui foto itu.
Darahku berdesir mendengarnya, tiba-tiba perasaanku bercampur aduk tapi aku terangsang!
" Cepet pulang makanya nda.. Kalo engga ntar aku malah mereka perkosa.. "
" Ahh!! Liat memek aku penuh peju cowok lain gini.. Tega kamu liat aku di entotin orang?.. " lanjutnya mulai bermasturbasi.
" DAMN!.. "
Mendengarnya aku makin menjadi-jadi, aku berdebar-debar sekali dan perasaanku jadi aneh! Suara Vera yang lembut serta merdu itu sungguh membuat kontolku pelan-pelan kembali tegang.
5 menit Vera bermasturbasi sambil meracau melihati fotoku hingga akhirnya dia orgasme, dia pun terengah-engah terbaring diatas ranjang, buah dada besarnya berguncang menarik nafas.
Begitu pun aku yang kini larung dalam perasaan aneh akan fantasi-fantasi yang segera aku buang jauh-jauh karena mendengar penuh racauan dan ucapan kotornya selama dia bermasturbasi barusan.
Vera dalam rasa puasnya memejamkan mata dan dia pun memilih tidur sejenak.
..............................
Hingga 2 jam gadis ayuku masih terlelap, maka kupercepat videonya mencari pergerakan lain.
Petang tiba dan malam menjelang.
Para tukang sudah selesai bekerja dan sedang ngaso dibelakang, Krisno sudah mulai beres-beres di dapur, dia terlihat membuat teh hangat kemudian mengantarnya ke lantai 3.
Para tukang sudah selesai bekerja dan sedang ngaso dibelakang, Krisno sudah mulai beres-beres di dapur, dia terlihat membuat teh hangat kemudian mengantarnya ke lantai 3.
Di ketuknya pintu kamarku, ketukan itu membangunkan Vera, dengan wajah imutnya langsung bangkit dan mengganti baju lalu barulah dia membuka pintu.
Krisno membuatkan teh hangat beserta sepiring kue mochi, tak banyak bicara dia kemudian menundukkan badan membuat gestur pamit kepada majikan perempuannya ini dan kembali turun.
Vera menaruh nampan itu di meja kemudian kembali duduk mengumpulkan nyawa karena dia baru benar-benar terbangun dan mungkin agak pusing, sementara mas Kris ke halaman depan.
Beberapa saat Vera memainkan ponselnya, dia tegak lalu menuju balkon yang tersambung di kamarku, dia tatap halaman belakang rumahku dan menarik udara segar dari langit yang menguning di ufuk barat.
Kemudian pandangannya tertuju ke tukang-tukang sedang asik mengobrol dan merokok di bawah, tajam matanya menatap mereka bagaikan seekor elang.
Perlahan badannya mulai melengkung, dia terlihat gelisah, Vera kembali masuk ke kamar dan membanting tubuhnya yang dibalut daster tidur itu keranjang.
Sambil menelungkup tiduran, tangannya kembali menyelip keselangkangannya.
" Sayaang... " panggilnya dengan muka merajuk.
Sepertinya gadisku ini benar-benar rindu denganku, dia amat butuh belaian dariku apa lagi baru terbangun dan sedang subur seperti sekarang ini.
Aku jadi merasa bersalah juga meninggalkannya hingga membuatnya jadi kebingungan melepaskan hasrat biologisnya yang seharusnya menjadi kewajibanku untuk memenuhinya.
Berpuluh-puluh menit Vera tampak ragu-ragu antara ingin bermasturbasi atau tidak, hingga dia kemudian turun kebawah dan mencari Krisno, dilihatnya pembantuku itu sedang menyapu di halaman depan yang segera dia datangi.
Tampak mas Krisno menyapanya sopan, Vera celinguk kesekitar yang tak ada orang lalu bercakap dengannya.
Aku tidak bisa mendengar apa yang mereka obrolkan terpaksa aku kembali melihatnya dari ekspresi wajah dan gestur untuk menerka-nerka arah pembicaraannya.
Bukan Vera namanya jika tak memancing-mancing lawan jenisnya, apalagi dengan Krisno yang sudah tahu perangainya liarnya.
Vera yang saat itu memakai daster krim transparan tanpa BH pasti membuat Krisno bernafsu melihat belahan dada montok dan puting susunya yang terlihat mencuat sekali.
Gadis ini tampak mendominasi obrolannya seperti biasa, mas Krisno sebenarnya memang hanya diam, cewek inilah yang mulai mengelus-elus badan tegap Krisno sambil terus mengocehi Krisno, dari wajahnya Vera tampak seperti merendahkan mas Kris.
Vera mendorong-dorongkan badan Krisno pelan dengan telunjuknya, kulihat Krisno tertawa saja, lalu kembali bercakap, cukup panjang percakapan mereka hingga Vera menarik tangan pembantuku itu kebelakang.
Setibanya dibelakang, tepat di dapur Vera menyuruh mas Krisno menggagahinya.
Diangkatnya dasternya hingga keatas dada lalu dia berpegangan di meja dapur dan sedikit menunggingkan tubuh.
Diangkatnya dasternya hingga keatas dada lalu dia berpegangan di meja dapur dan sedikit menunggingkan tubuh.
Krisno yang melihat Vera sudah siap digagahi segera memelorotkan celananya hingga semata kaki, dia mengesampingkan celana dalam Vera dan tanpa basa-basi dia hujamkan kontolnya!
Mereka pun ngeseks dalam posisi berdiri di dapur itu.
Gadis yang sudah terbakar birahi segera mendesah dengan keras, ocehan jorok langsung dia rapalkan menikmati sodokan pembantuku.
Aku sudah tak kaget dengan ini, apalagi seharian kemarin aku sudah melihat yang lebih dan diluar ekspektasiku.
Vera tak menahan diri, dia langsung mendesah dan mangap-mangap liar tampak antusias sendiri, sedangkan Krisno menggarapnya dengan tempo sedang.
3 menit awal berjalan panas, desahan Vera mulai terdengar hingga ke area sekitar kolam renang belakang dan membuat mereka yang tengah berkumpul itu bertanya-tanya.
Aku langsung panik sendiri ketika melihat tiga orang dari mereka menuju ke pintu belakang mengeceknya.
Aku langsung panik sendiri ketika melihat tiga orang dari mereka menuju ke pintu belakang mengeceknya.
Dan alangkah kagetnya mereka ketika melihat Krisno tengah mengentoti Vera di pojokan dapur.
Mas Kris, dia tahu kalau kini sedang dilihat oleh tiga orang tersebut, dia menoleh kebelakang dan terlihat tiga orang itu menongolkan kepalanya di pintu, dia hanya tertawa sambil kembali melanjutkan geberannya.
Vera pun mencoba menoleh dan dia juga melihat kini tiga orang itu malah menontoninya langsung sedang bersetubuh dengan mas Krisno.
Bukannya panik, ia malah semakin cepat memburu nafsunya dan bahkan lebih heboh mendesah.
Krisno mengangkat sebelah kakinya dan menaruhnya menyamping di tepian meja keramik, kembali dia genjot sang gadis dengan tempo yang makin cepat.
Vera mendesah mengerang, ada kenikmatan di wajah cantiknya, meski kali ini Krisno terlihat egois dan hanya memburu kenikmatannya sendiri.
Dalam beberapa saat tempo panas itu makin jadi saat Krisno mencabut kontolnya dan terlihat Vera Squirt!
Dia kembali ngompol dengan sangat banyak dan ambruk ke lantai, tapi Krisno belum selesai, maka dia bangunkan tubuhnya lagi, kembali Veraku dia genjot dalam posisi berdiri.
Rupanya kegaduhan itu makin menjadi perhatian menarik, semua tukang-tukangku terlihat sudah memenuhi pintu belakang menontoni Krisno menyetubuhi Vera.
Mereka saling mengomentari dan tampak ketawa-tawa mungkin meledek Krisno, aku tak bisa mendengar suaranya, padahal aku penasaran apa kata mereka melihat ini.
Krisno mendengus kuat, dengan menelikung lengan Vera kebelakang, lalu seperti kesetanan dia menumbuk-numbuk dengan kuat hingga diakhiri dengan beberapa sentakan paling dalam.
Vera sampai terdorong ke depan merasakan Krisno menanamkan benihnya, dan ketika pembantuku mencabut kontolnya, terlihatlah spermanya mengucur dari memek Vera.
Mereka semua bersorak dan bertepuk tangan melihat tontonan gratis itu, Vera terduduk dengan wajah tertutup rambut terengah-engah.
Krisno memakai celananya lagi kemudian menghampiri Vera, dipeluknya gadis yang tampak kelelahan itu dan dibisikinya sesuatu.
Dengan kelabakan aku langsung mem-Pause rekamannya dan mengecek semua File rekaman yang ada di sekitar area dapur guna mencari barangkali ada kamera sekitar yang menangkap suaranya.
Aku harus mendengar percakapan mereka! Perasaanku sedang was-was sekali akan kemungkinan yang jauh lebih buruk dari sebelumnya.
Kini gadisku sedang dipelototi oleh banyak sekali pria yang bisa kapan saja kalap melihat bodi seksinya, jika sampai itu terjadi aku benar-benar akan membawa perkara ini ke polisi!
Dalam kepanikanku akhirnya kudapatkan salah satu kamera di dekat tangga lantai 2 yang aktif merekam suara, namun sayangnya suaranya terdengar pelan sekali karena jauh dari dapur, hanya tertawaan mereka saja yang terdengar keras dalam posisi ini.
Namun hanya ini yang bisa menjadi paduanku, maka mau tak mau aku pun harus mendengarkannya dengan teliti sekali meski beberapa kali harus kuulang-ulang videonya untuk memastikan percakapan tersebut.
" Ayo Kris, pegang-pegang doang masa ga boleh, kepalang bispak gitu.. " samar suara itu terdengar ketika aku Play lagi videonya.
" Jangan, punyanya bos gue.. " jawab mas Krisno tampak loyal denganku meski cengengesan.
Dia masih memeluk Vera sambil duduk namun sengaja Vera dia hadapkan ke mereka dan sambil meremas-remas payudara besarnya dari luar dasternya.
Vera tertunduk, dia tampak membuang wajahnya dari para tukang-tukang itu yang menatapnya.
" Lah kenapa lo entotin begok kalo punyanya bos lo?.. Wah kacau.. " sambar seorang tukang.
" Dianya sendiri yang kecanduan kontol gue.. Ya kan non?.. " Krisno mengguncang tubuh Vera memaksanya bereaksi.
Vera tak menjawab, dia yang tadinya agresif dan mencak-mencak seperti orang gila tiba-tiba berubah drastis menjadi tertunduk terdiam mati kutu.
Wajahnya masih tertutup rambut panjangnya dengan nafas berat tersengal-sengal kelelahan setelah langsung tancap gas dengan mas Krisno tadi.
Tapi kok aku tak merasa begitu.
Aku merasa yang sebenarnya dia saat ini tengah memikirkan sesuatu dan sedang berusaha dia sembunyikan alih-alih terlihat lelah meski memang tadi dia Squirt begitu banyak.
Dari luar dia mungkin terlihat kelelahan, tapi untuk aku yang tahu benar dengan nafsu besarnya itu pasti aneh melihat dia terdiam begini.
Sudah kukatakan sebelumnya, dia seperti mesin. Jika sudah Turn On dia sudah bukan seperti dia lagi, Vera akan menjadi orang yang berbeda sekali dan terus-terusan minta dilayani, bahkan jika pada akhirnya dia terkapar, dia tetap memintaku tetap menyenggamainya dengan matanya yang sudah memutih lalu tertidur sendiri.
Karena itu melihatnya yang baru satu ronde saja sudah tumbang rasanya tak mungkin sekali, jelas ada yang dia pikirkan saat ini.
" Gimana non mau?.. " tanya Krisno pada Vera.
Vera yang sepertinya mendapat pertanyaan dari Krisno tadi tetap terdiam.
" Terserah non sih, saya ikut kata non aja.. Hehehe.. " lanjutnya membisiki Vera dan terus meremas-remas buah dadanya.
" Ayo dong neng, grepe-grepe sama sepong doang.. " celetuk seorang tukang yang sudah memasukkan tangannya ke celananya sendiri.
" Tuh non gimana?.. Non gak mau emang muka non yang cantik ini dipejuin mereka-mereka?.. " Krisno mempengaruhi Vera.
Disibaknya rambut gadis itu yang menutupi mukanya, wajah Vera sudah merah padam dan aku lebih kaget lagi ketika melihat matanya yang sudah sayu sekali!
Ini tidak bagus!
Vera mulai mendesah, dia alihkan mata redupnya ke selangkangan mereka yang tampak sudah membesar melihat gadis bule segar ini.
Bisikan Krisno makin membuat Vera terbawa dalam perasaannya, dia memejamkan matanya mendesis dan menggesek-gesekan pahanya gelisah.
" FAK!.. " rundungku dalam hati menyadari rangkaian instrumennya telah terpenuhi.
Vera menggeliat-geliat dalam pelukan Krisno yang berada di belakangnya.
" Bayangin ketiak non yang mulus ini mereka rebutan jilatin.. " kata Krisno mengangkat dua tangannya keatas hingga memamerkan ke mereka ketiak Vera yang putih itu.
" ahh... " desah Vera pelan.
Aku bisa mendengar suaranya dengan jelas karena mereka kini sudah terdiam, tak ada lagi satu pun dari mereka yang bercanda-canda, semuanya tertuju ke Vera yang sudah tak bisa menyembunyikan dirinya lagi.
" Iya non terus bayangin, bayangin mereka ngocok di depan mukanya non yang cantik ini, bunyi kocokan kontol mereka yang non suka itu.. "
" Uhh pasti pejunya mereka bakal buyar gak karu-karuan kena mata, pipi, hidung dan kalo non mau non Vera boleh telen kok.. Hehehe.. " bisik Krisno.
Dibisiki terus oleh mas Kris, tiba-tiba kulihat Vera mencengkram kuat paha Krisno, lalu dia mengejang dan dari sela pahanya langsung meleleh cairan nampak dengan jelas lumer melintasi paha dalamnya, mereka semua melongo menyaksikan itu dalam keheningan.
Aku tidak tahu kenapa dia bisa klimaks padahal saat itu tidak ada stimulasi apapun, dan ini murni dia orgasme karena pikiran nakalnya sendiri.
Vera dengan wajah sendunya kembali tersengal-sengal, Krisno menurunkan lagi tangannya dimana ketiaknya mulusnya itu sejak tadi menjadi tontonan mereka, bahkan diantara mereka sudah ada yang mengeluarkan kontolnya dan coli begitu saja!
" Oke deh kalo gitu sekarang saya usir aja mereka sekarang.. " Krisno kemudian hendak tegak.
Vera menahan lelaki itu, dia menggeleng dan ditatapnya sayu Krisno, pembantuku segera membalas tatapan Vera.
Sungguh wajah Vera terlihat binal sekali, bibirnya dia gigit sendiri dan yang paling membuatku kaget dia mulai mengusap-usap memeknya yang sudah tersingkap bawahan dasternya.
" Kenapa non?.. Ehh kalian udah sana pulang kenapa malah bediri disitu.. Huss..Huss.. " Krisno mulai menyuruh mereka bubar.
Namun Vera menahan tangan Krisno dan dia terus menggeleng-geleng pelan.
" Ngg.. Kenapa non?.. "
“ Ohh non gak mau mereka pulang?.. "
" Terus non maunya apa dong?.. " pembantuku yang berambut keriting ini benar-benar sedang memperdayai Vera dengan licik.
Namun Vera tetap tak bersuara, mata sendunya sudah menjelaskan semuanya, bahkan aku yakin mereka semua yang ada disana sadar jika libido Vera sudah naik.
" Jadi non mau digrepe-grepe mereka?.. " Krisno To The Point melihat Vera yang hanya diam.
Masih menggigit bibirnya dia pun mengangguk dengan manja.
" Mau kocokin kontolnya mereka juga?.. "
Vera kembali mengangguk.
Vera kembali mengangguk.
" Pejuin dimuka kan?.. "
Vera mendesis dan memejamkan mata.
" iaa mas, Vera mauu.. " ringis gadis itu akhirnya buka suara meski pelan.
Bagai disambar petir disiang bolong aku tidak bisa berkata-kata lagi, kini aku tak bisa menyalahkan mereka, Krisno dengan sejuta akalnya berhasil mengakali Veraku yang kini dia gendong ke lantai dua diikuti semua tukang-tukangku!
..............................
Krisno mendudukkan Vera di sofa di dekat tangga menuju lantai 3, gadis itu segera dikepung oleh tukang-tukangku yang aku sendiri tak menghitung jumlah pastinya, yang jelas lebih dari 10 orang.
Jujur bulu kudukku merinding melihat mereka yang kini membuka seluruh pakaian mereka dan hanya menggunakan celana dalam saja lalu melingkari Vera.
Si Vera malah menatapi mereka satu persatu dengan pandangan mautnya yang membuatku makin lemas.
" Eitss.. Tahan jangan pegang dulu, sebentar.. " Krisno tiba-tiba menahan mereka yang langsung ingin menggrepe Vera.
Kemudian dia turun ke bawah meninggalkan sejenak Vera bersama para serigala lapar yang anehnya sekarang menurut dengan Krisno.
Tiga menitan kemudian Krisno tiba lagi, kucek tadi dia habis dari rumah belakang mengambil sesuatu, dia datang dengan cengengesan lalu menghampiri Vera yang wajahnya sudah merah padam di kelilingi lelaki sebanyak itu.
Krisno memberdirikan Vera, disibaknya rambut panjangnya kemudian dia memasangkan sebuah sabuk hitam yang memaksa Vera tak bisa menutup mulutnya dan diikatnya kencang melingkar di belakang kepala.
Aku terperangah melihat mulut Vera yang kini mangap tanpa bisa dia tutup karena alat itu menahannya agar mulut sang gadis tak bisa mengatup.
" Nah non kalo gini kan jadi lebih cantik... " Krisno melihat hasil karyanya lalu mengeluarkan ponselnya dari saku.
Dia merekam wajah Vera yang untuk pertama kalinya kulihat sedang birahi tinggi namun kalem dan tak agresif bahkan cenderung pasrah.
Vera melirik dengan mata sayunya ke kamera Krisno yang merekam keadaannya saat ini, dimana sekarang mulutnya benar-benar terbuka lebar.
" Ahh iya mantep non, mainin lidahnya kayak gitu.. " komentar Krisno melihat Vera memainkan lidahnya dengan amat sensual.
" Sekarang mereka boleh make mulut non kan?.. " tanyanya ke Vera sambil direkam seolah sedang membuat penyataan secara tidak langsung.
Dan Vera dengan bodohnya malah mengangguk, dia tak sadar jika dia tengah diakali!
Aku geram sekali dengan Krisno yang cerdik merekamnya menjadikan ini perisai untuk dirinya sendiri sebagai alasan jika Vera sendiri yang mau.
Dengan senyum lebar dia segera mengangkat daster gadis lugu itu dan meloloskan melalui tangannya.
Sontak para tukang-tukang yang dari tadi coli saja kini tampak tercengang melihat tubuh Vera yang 90% sudah telanjang, hanya tinggal celana dalamnya saja yang sengaja di sisakan Krisno.
" Wanjengg!! Nenennya kenceng!!.. "
" Putih bener, pusernya di tindik cuy.. "
Racau mereka masing-masing mengomentari Vera yang tengah berdiri pasrah dikelilingi mereka.
Racau mereka masing-masing mengomentari Vera yang tengah berdiri pasrah dikelilingi mereka.
Aku tak tahu perasaanku saat ini, tubuhku rasanya tak bisa digerakkan melihat apa yang ada di monitor, apalagi Vera sama sekali tak memberikan perlawanan dengan kondisi mulutnya yang ‘siap pakai’ itu.
Krisno kembali mendekati Vera, kameranya mengarah ke mulutnya yang sekali lagi memainkan lidahnya sendiri seakan-akan sedang menikmati perannya.
" Ok.. Inget ya kalian cuma boleh pake mulutnya sama grepe-grepe.. " titah Krisno ke para tukang-tukang yang sudah tak sabar.
" Ya kan non?.. " tanya Krisno merekam wajahnya menunggu anggukan Vera lagi untuk menjadikannya bukti.
Namun kali ini Vera membuang mukanya dan diam saja tak menjawab.
Secara pelan-pelan Vera kemudian bergerak, dia mendudukkan dirinya ke sofa dan diam menunggu aksi nyata mereka.
Melihat dada besar tengah membusung seperti itu sontak langsung membuat tangan-tangan kasar yang ada disana ingin mulai menjamah tubuh Hot nya ini.
Krisno terdiam, ini bukan arahan darinya dan murni gerakan Vera atas kesadarannya sendiri.
Vera mulai menggeliat, dia memejamkan mata dan mendesah merasakan tubuhnya kini dipenuhi tangan-tangan para tukang itu.
" Astaga Vera!! Kenapa kamu mau aja di pegang-pegang banyak cowok gitu sayang?.. " aku menggelengkan kepala dan tertunduk.
Aku Pause rekamannya dan menarik nafas sebentar, ada gejolak dalam diriku yang tak menentu.
Aku merasa kecewa, marah dan terangsang melihat badan seksinya tengah digerayangi banyak cowok seperti itu.
Aku merasa kecewa, marah dan terangsang melihat badan seksinya tengah digerayangi banyak cowok seperti itu.
Ini sama seperti dulu ketika aku secara tak sengaja melihatnya digrepe-grepe kakak kelas, dan sejak saat itu tak ada yang berubah darinya.
Dia memang semurah yang digosipkan, bahkan sampai hari ini aku masih menganggap jika segala berita miring tentangnya itu hanya di hiperbola atau di lebih-lebihkan saja, ya karena dia cantik jadi wajar banyak yang membuat-membuat cerita mengenainya, begitulah aku mensugestikannya.
Namun setelah 3 bulan hidup bersamanya, aku membuktikan sendiri jika semua berita itu tak ada yang salah.
Melihatnya yang mendesah-desah keenakan membuatku jadi malas menontonnya, sebab makin kutonton makin pula aku mengetahui Dark Side dalam dirinya.
Entah kenapa aku selalu ingin lari dari kenyataan mengenai kepecunannya ini, terus menambal diri dari rasa kecewa, atau mungkin aku saja yang mengekspektasikan berlebih akan hubunganku pada Vera.
Kupercepat dan melihat dia sudah duduk di lututnya, rupanya semua tukang-tukang sudah membuka celananya hingga membuat kontol tegang mereka langsung terhunus ke Vera.
Makin padam wajah gadis itu kelilingi kontol yang kini akan menggilir ‘lobang’ di mulutnya dengan bebas.
Seorang lelaki lusuh langsung mengarahkan penisnya, Slep! Kontolnya masuk dengan mudahnya ke mulut Vera yang memang tanpa pertahanan sama sekali itu.
" Ugghh neng.. Enaknya!!.. " lirih si tukang mengentoti mulut Vera sambil menahan kepalanya.
" Ekkk.. Gekk.. Gekk!!.. " suara Vera yang seperti kodok ketika kontol itu keluar-masuk dari tenggorokannya.
Mereka bergantian dengan cepat karena begitu banyak yang mengantri, penisku menegang melihat mulut Vera mereka gilir dengan cepat, sementara Krisno tetap merekamnya.
Anehnya Vera terus melemparkan pandangan pasrahnya ke kamera Krisno, seakan memang ingin memberikan Perform terbaiknya di video amatir mereka.
Tangannya sang gadis sudah dari tadi menyelip di memeknya sendiri, sementara areal dadanya bahkan sudah merah-merah karena terus diremas-remas dan puting susunya tak lepas dipilin oleh mereka.
Vera dioper kesana-kemari dari satu orang lelaki ke lelaki yang lainnya, mulutnya terus dicekoki kontol mereka dengan beragam ukuran, mereka yang dasarnya pekerja kasar tentu memperlakukannya dengan sangat kasar dan mementingkan nafsu mereka sendiri saja.
Aku salut dengan Vera yang berusaha tak tersedak, tak peduli sedalam dan sekuat apa pria-pria dewasa itu menyodok mulutnya hingga mentok, namun Vera tidak tersedak sama sekali meski matanya sampai merah juga berair menahannya.
Gesekan jarinya makin cepat seiring semakin Barbar dia dihajar, Vera mendesah kuat. Krisno pun mendekat, dia singkap celana dalam Vera dan menyuruh gadis itu orgasme.
Mereka semua takjub melihat memek tebal Vera yang mulus dan tanpa bulu sama sekali, mereka saling melemparkan komentar mereka masing-masing.
Dengan mulutnya yang menganga Vera meleguh kuat, tubuhnya melenting dan dia ngompol hingga muncrat beberapa kali, yang jelas langsung membasahi lantai kayu diruangan itu.
Dia terkejang-kejang dan akan rebah namun tangan-tangan yang tak lepas meremas-remas dadanya sejak tadi menahan tubuhnya agar tidak jatuh.
Ini gila! Birahiku ON sekali melihat rekaman itu, aku tak bisa memungkirinya biarpun aku kecewa.
Mas Krisno yang berlagak punya kuasa atas Vera mulai mendekat, dirapikannya rambut yang menutupi wajah cantiknya lalu dilepaskan pula Mouth Ring tersebut.
" Hahh.. Mas...Hahh.. Hahh.. " engah Vera begitu dia lancar berbicara sekarang.
" Non suka ya?.. " tawa Krisno mengecup pipinya.
Vera mengangguk kuat kali ini tak ragu mengungkapkannya.
" Yaudah kalo gitu sekarang mereka mau mejuin mukanya non.. "
Ketika Krisno kembali akan mempersilahkan mereka Vera memotongnya.
" Hah..hah.. Ba..bawa Vera kekamar mas.. Hahh..hhah.. " katanya mengas-mengas dengan mata sayup.
Aku mengernyitkan dahiku, begitu pun Krisno.
Saat itu aku menangkap Vera ingin menyudahinya dan ingin dipulangkan ke kamarku, tapi begitu aku mendengar lanjutannya aku sungguh terperanjat.
" Entotin Vera mas.. Cepet! Vera pengen kalian entotin.. " ujarnya dengan nada lemah sambil mengocoki memeknya sendiri.
Semua yang ada disana terdiam, baik Krisno, para tukang itu sendiri dan juga aku.
Ingin copot rasanya jantung di dada ini mendengarnya mengucapkan itu, ini adalah puncak dari semua campur-aduk perasaanku atas semua yang kusaksikan saat aku pergi!
Tanpa pikir dua kali Krisno langsung menggendong Vera, ditaruhnya tubuh ramping itu dibahu kekarnya lalu dia panggul gadisku kembali naik satu tangga lagi ke lantai 3 dan menuju ke sebuah ruangan bersama para tukang-tukang yang kali ini akan menikmati tubuh seksi Vera!
..............................
Dengan mengikuti Krisno mereka tiba di sebuah kamar kosong yang ada di lantai paling atas rumahku ini.
Di lantai ini terdiri dari 3 kamar, kamar pertama ketika menaiki tangga adalah kamarku, tempat dimana aku juga Vera tidur dan bercinta setiap malam.
Yang paling pojok adalah kamar yang selalu terkunci rapat, disana aku menaruh semua Device dan alat-alat seks seperti yang sudah kuceritakan sebelumnya. Aku menyebutnya Dark Room karena memang ruangan ini terlihat Gothic.
Kemudian kamar kosong yang berada ditengah, tempat mereka semua kini berkumpul kunamai Light Room.
Kunamai begitu karena memang semua diruangan ini nyaris berwarna putih dan terlihat seperti kamar pengantin jika dibandingkan dengan kamar sebelahnya yang gelap.
Tak ada yang khusus di kamar ini, hanya kamar kosong bekas studio foto iseng-isengku bersama teman-teman dulu, bersisa 2 buah lampu sorot studio, satu buah ranjang putih dan sofa panjang saja.
Krisno membuka celana dalam yang satu-satunya menjadi kain terakhir di tubuh Vera, dia tuntun gadis itu naik keatas ranjang pengantin mereka, lalu dia bersama semua tukang yang lainnya membuka pakaiannya membugili diri.
Kini Vera yang terduduk telanjang diatas ranjang sudah dikelilingi para tukang-tukang yang berbadan legam dengan masing-masing kontol yang sudah sangat ereksi!
Krisno menutup dan mengunci pintu lalu mendatangi Vera yang dengan wajah sangenya itu tak lepas memandangi kontol mereka, dia sama sekali tidak tampak ragu atau terlihat akan mundur, bahkan mungkin dia ingin agar ini semua segera dimulai!
Aku sungguh terdiam, tak tahu harus bagaimana, entah apa yang akan kukatakan pada Vera ketika keluar dari ruang kontrol ini dan bertatapan muka dengannya nanti.
Haruskah kupanggil mereka semua dan menyidang siapa-siapa yang terlibat atas perlakuan ini pada Vera, atau Veranya yang akan kumarahi karena dengan bodohnya mau saja diakali.
Sejujurnya aku tak tahu, saat ini aku hanya bisa menarik nafas dan membesarkan hati.
Tak ada yang bisa kulakukan, semua yang kutonton sudah terjadi, aku harus mengesampingkan semua perdebatan ini dan memilih menontonnya sampai selesai.
Krisno duduk disebelah Vera lalu memeluk dan mengelus wajahnya mesra.
" Wah Kris ntar dulu, ini aman ndak?.. " Saya ndak mau loh nanti tiba-tiba diringkus polisi gara-gara dituduh ngelakuin pemerkosaan.. "
Ada seorang bapak-bapak yang ingin kejelasan situasinya, memastikan tidak terjadi masalah ke depannya nanti.
" Lah kan ini bukan maunya saya.. Sampean gak denger tadi dia yang bilang sendiri.. Ya kan non?.. " Krisno kemudian melihat ke Vera yang menunduk.
Gadis yang sedang dipeluk Krisno dari belakang itu diam saja, sementara pahanya terus menggesek-gesek dan gelisah.
" Ayo non bilang sesuatu, mereka sampe belum pulang loh, padahal capek abis kerja gini.. "
Vera memejamkan matanya, dia masih belum mau membuka suara dan sesekali hanya mendesis melihat tukang-tukang itu mulai mengocoki penisnya menanti kejelasan.
" Ayo dong non, ngomong.. " Krisno mendesak Vera.
" Shhhh… Iya mas, entotin aja!.. " Vera langsung menjawab setengah membentak tampak kesal.
" Jadi mereka semua termasuk saya boleh ngentotin non Vera sekarang?.. " tanya Krisno makin tajam.
" Iya mas, boleh, entotin aku sekarang! Cepett.. " Vera mulai lepas kendali.
Dia benar-benar terangsang sepertinya dikepung oleh banyak orang laki-laki sekaligus seperti ini yang sebentar lagi akan membiakinya.
Sontak Krisno segera mengangkangkannya, para bapak-bapak yang sudah mendapat titik terang itu langsung menjamahi tubuh telanjang Vera, sekarang tangan nakal mereka mulai berebut meremas-remas toket gede Vera dan sekujur tubuhnya.
Badanku gemetar, lagi-lagi melihat cewek yang memanggilku sayang ini dijamah banyak orang.
Namun aku sudah mengeraskan hati, dan fokus menjadi narator sebelum kelak akan mengambil keputusan terkait ini.
Namun aku sudah mengeraskan hati, dan fokus menjadi narator sebelum kelak akan mengambil keputusan terkait ini.
" Wuih nenennya gede banget, implan ya neng?.. " ujar bapak berkumis berperawakan kurus.
" Gila mimpi apa ya kita.. Bisa ngentotin cewe bule begini.. "
Mereka terus nyerocos sementara tubuh Vera habis digerogoti tangan besar mereka yang jomplang sekali warnanya dengan kulit Vera.
" Bos kamu pinter cari barang Kris.. " yang lainnya menimpali.
" Asli.. Saya juga kaget dia bisa-bisa aja milih cewek seyahut ini.. "
" Tapi nih cewek juga sama kayak saya dirumah ini, cuma bedanya dia babu buat ngeseks.. Haha.. " tawa Krisno yang mendapat posisi paling strategis meremas toket Vera.
" Tapi nih cewek juga sama kayak saya dirumah ini, cuma bedanya dia babu buat ngeseks.. Haha.. " tawa Krisno yang mendapat posisi paling strategis meremas toket Vera.
Hatiku hancur mendengar mereka yang beranggapan kalau Vera adalah gundikku.
" Muka sepolos ini tapi ternyata lonte ya kamu?!.. " hardik seorang tukang mengangkat dagu Vera dan menatapnya.
Vera hanya pasrah membalas tatapan itu dengan mata indahnya yang sayup.
" Ngomong dong neng.. Kalo gak kita pulang nih?.. " pancing mereka yang tak hanya menyerbu tubuhnya dengan tangan, tapi juga dengan pertanyaan.
Vera menggeleng kuat tak ingin mereka pergi, dan dia dalam gejolak luar biasa yang pasti tengah menerpa dirinya hingga sampai membuat dia tak meracau seperti biasa.
Tak hanya dada, selangkangannya pun jadi pusat aktiftas tangan mereka yang terus ingin merasakan keindahan tubuh montoknya itu.
Bahkan mata Vera seperti tertelan kedalam dan dia mendesis lirih saat jari-jari kotor mereka berebutan mencolok memek bergelambirnya.
" Ahhhhh... " lirihnya panjang dengan mata terpejam terlihat begitu meresapi jari-jari yang menggobel memeknya.
Kini memek Vera tampak dipenuhi 6 jari mereka.
Sambil tertawa-tawa mereka pun mulai mengocoki jari-jari mereka bersamaan.
Sambil tertawa-tawa mereka pun mulai mengocoki jari-jari mereka bersamaan.
Vera mengerang, meskipun dilakukan serentak, gerakan mereka cenderung Absurd alias tidak menentu yang terang saja membuat gadis bertubuh langsing namun padat itu mengelinjang.
" Kris angkat tangannya dong.. Liatin keteknya kayak tadi.. "
Krisno yang sedang asik meremas dada bulat Vera melakukannya, diangkatnya menyilang kedua tangan Vera tinggi-tinggi hingga terpampang jelas ketiak putihnya seperti tadi.
Aku tertegun melihat Vera yang tampak begitu menggairahkannya dalam posisi tangannya tengah diangkat keatas oleh Krisno dan memamerkan ketiaknya yang mulus tersebut.
Dua orang langsung membenamkan wajahnya ke ketiak Vera dan menjilatinya rakus.
" Ahh pakk!!.. " Vera tak kuasa menahan gelinya dan dia terpejam nikmat merasakan jilatan mereka membasahi ketiaknya.
Libidoku mulai meningkat apalagi saat melihat ketiak Vera kini jadi mengkilat basah karena jilatan mereka.
" Sluurpp... Wangi kayak kembang nih ketek!! Slurrpp!!.. " seseorang bapak-bapak kurus yang sedang menyeruput ketiak Vera mengomentari.
" Ho oh.. Lain kali gak usah dicukur neng bulu keteknya, gondrongin aja biar makin keliatan seksi.. " yang diketiak sebelah tak mau kalah berkomentar.
Vera terus memejamkan matanya, terlihat sekali dia sedang menikmati semua gempuran yang tengah menghajar di setiap titik rangsang yang ada di tubuhnya.
Yang kali ini bukan hanya tangan, dimana beberapa mulut mulai menjilati sekujur tubuhnya seperti paha, mengulum puting susu dan pusarnya yang bertindik.
Yang kali ini bukan hanya tangan, dimana beberapa mulut mulai menjilati sekujur tubuhnya seperti paha, mengulum puting susu dan pusarnya yang bertindik.
Dua orang bapak-bapak tadi yang menjilat ketiaknya langsung digantikan oleh dua orang yang baru, bahkan Vera makin menggeliat kegelian merasakan kumis tebal bapak-bapak yang saat ini sedang membenamkan mulutnya di ketiaknya tersebut.
Suasana makin intens, mereka tak hanya menggilir menjilati ketiak Vera saja, seluruh lekuk tubuhnya seksinya kini benar-benar sedang dieksploitasi oleh tukang-tukang itu.
Mereka tak peduli bekas ludah rekannya yang sebelumnya, yang mereka inginkan hanyalah merasakan setiap jengkal tubuh Vera yang sedang matang-matangnya ini.
Mereka tak peduli bekas ludah rekannya yang sebelumnya, yang mereka inginkan hanyalah merasakan setiap jengkal tubuh Vera yang sedang matang-matangnya ini.
Jumlah mereka yang banyak mengharuskan mereka bergantian karena tubuh si gadis muda sudah amat penuh bahkan ada yang menjilati sela-sela jari tangan dan kaki Vera.
Bahkan disatu kondisi saking tak sabarannya, dua orang langsung menyantap memek Vera bersama-sama!
Mereka mengemut dan menarik-narik dengan mulut mereka bibir labia Vera yang sudah basah kuyub akibat ludah mereka.
Mereka mengemut dan menarik-narik dengan mulut mereka bibir labia Vera yang sudah basah kuyub akibat ludah mereka.
" Habis sudah Vera hari ini! " ujarku melihat Vera benar-benar dibantai mereka.
Bagiku ini sudah gila, Vera bagaikan sebutir gula yang digerumbungi rombongan semut hitam yang sedang menghisap saripati dirinya, dan kulihat ada bekas gigi di betis mulus Vera yang menunjukkan bahwa ada yang sampai menggigit betis gadisku itu saking gemasnya.
Perhatianku teralih lagi bapak bertubuh tambun yang mengentoti Vera di lorong kamar mandi sebelumnya dan juga si bocil Akbar yang hanya dapat melihat saja sekaligus menjadi satu-satunya yang masih berpakaian lengkap.
" Bentar-bentar kita rangsang dulu dia biar makin gila mainnya.. " kata Krisno menyuruh bapak-bapak itu tahan diri sejenak.
Rupanya dia tak hanya mengambil Mouth Ring selagi dia berlari kerumah belakang tadi, dia juga menyiapkan beberapa Sex Toys lain seperti dildo, vibrator baik yang berbentuk stik ataupun yang kapsul sudah dia siapkan!
" Dasar licik.. " geramku padanya karena sudah memprediksikan ini akan terjadi.
" Nih bule suka di rangsang bro.. Liat aja tar kalo udah naik.. Behh! Gempor nih dengkul.. " ucapnya kemudian memainkan vibrator kapsul diputing susunya.
" ahhh... " lirih pelan Vera memejamkan matanya merasakan alat itu mulai menstimulasikan dua puting panjangnya.
" Ei perek! Keenakan kau ya?!!.. " hardik seorang bapak-bapak mencengkram kasar dagu Vera yang tengah terpejam nikmat.
Aku takkan mentoleransi jika mereka sampai ada yang main kasar, sungguh! Akan kucari mereka dibelakang sekarang juga jika kulihat ada yang main pukul, cekik atau kekerasan lain pada gadisku.
Krisno membagikan alat-alat seks itu, mereka yang ada posisi di depan Vera pun segera mengambil alat-alat tersebut dan mulai memainkannya ke tubuh Vera.
Pembantuku mengajari singkat ke mereka cara menggunakannya, aku yakin ini pertama kalinya mereka memegang alat seks berhubung sehari-harinya mereka hanya memegang palu, paku dan pacul jadi wajar jika mereka tak tahu.
Tubuh Vera kembali melenting saat memek dan puting susunya mulai ‘digetari’ oleh vibrator, seseorang juga menyuruh Vera membuka mulutnya lebar-lebar lalu dia putar-putar dildo itu di mulut sang gadis.
" Bukan diputer gitu pak Ridwan.. Diginiin.. " cakap Krisno tampak membenarkan seorang tukang yang sedang memainkan dildo dimulut Vera.
Krisno mencekoki dildo itu sampai mentok dikerongkongan Vera lalu dia dorong-dorong kepala belakangnya hingga mulut Vera maju-mundur di dildo tersebut.
Vera menurut saja dirinya terus dieksploitasi oleh mereka dengan Krisno sebagai pembinanya.
Sementara dirinya mulai bergetar seiring memeknya yang makin basah dirangsang dengan vibrator kapsul tadi.
" Eghhh... Eghh.. " erang Vera karena mulutnya malah dicekok paksa oleh tukang bernama Ridwan tadi.
Vera sampai menggeleng-geleng kuat karena bapak itu terus membekap mulutnya.
Dan barulah setelah dia cabut, Vera bisa kembali mengambil nafas lagi.
Dan barulah setelah dia cabut, Vera bisa kembali mengambil nafas lagi.
Krisno mengambil sebuah vibrator stik dan disuruhnya pak Ridwan memainkannya ke memek Vera yang terlihat begitu sedap ketika di ekspos begini.
Vera masih tersengal-sengal mencari nafas, tapi dengan cantik wajah sayunya dia pasrah saja ketika pekerja kasar itu mulai mendekatkan vibrator favoritnya ini.
Aku tahu karena Vera paling sering bermasturbasi menggunakan ini ketika di kamar.
" Ahh pak.. " desahnya seketika berguncang saat vibrator itu mendarat di memeknya.
Mereka semua tertawa melihat reaksi Vera, dia sendiri benar-benar tak berdaya karena sedang dipegangi dan dikangkangi oleh Krisno yang berada dibelakangnya.
" Sampeyan pasin di itilnya.. Tuh yang merah kayak kacang.. " Krisno kembali mengarahkan.
Pak Ridwan dibantu seseorang tukang lain yang ada di depan Vera kali ini saling berkolaborasi, si tukang itu memekarkan bibir memeknya hingga klitoris Vera yang berwarna merah muda langsung terpampang.
Vera makin mengguncang-guncangkan dirinya saat tahu bahwa titik rangsangan utama di tubuhnya ini akan ‘disetrum’ dengan vibrator yang sudah distel bergetar di getaran maksimal oleh Krisno.
" Ja..jangan pak... " desah gadis berwajah lugu ini.
Namun pak Ridwan hanya terkekeh, kembali dia ciumkan vibrator itu tepat di memeknya dan langsung membuat Vera tersentak bak tersambar listrik.
Aku terdiam dan merasakan sensasi aneh dalam diriku melihat Vera terkejang-kejang dalam nikmat rangsangan yang diberikan para tukang-tukang yang kupekerjakan ini.
" AHHH PAKKK VERA GELII BANGET!!!.. " jerit keras Vera dan rontaan kuat!
Krisno dan laki-laki lain sigap memegang tubuhnya memastikan Vera tetap terkunci dalam kondisi mengangkang.
Dan dalam waktu singkat mereka pun dibuat tercengang melihat cairan bening langsung buyar-buyar dari memeknya seperti selang yang dibuka krannya.
" Wah gila dia sampe ngompol-ngompol gitu.. " komentar seseorang melihat pemandangan langka tersebut.
Krisno hanya tertawa karena telah berhasil menunjukan ke mereka apa itu Squirt.
Lalu Krisno menyuruh lagi pak Ridwan memainkan lagi memek Vera kali ini dengan dildo tadi.
Lalu Krisno menyuruh lagi pak Ridwan memainkan lagi memek Vera kali ini dengan dildo tadi.
Mereka agak protes karena ingin langsung menyetubuhi Vera, namun Krisno meminta mereka untuk bersabar.
" Nantilah, sabar aja... Kita puasin dulu dia, nanti kalian liat sendiri gimana dia muasin kita.. "
Si pak Ridwan tadi kembali mengikuti permainan mas Krisno, dia masukkan dildo itu ke memek Vera, dan segera dia celupkan begitu saja tanpa paham tempo sama sekali.
" AHH PAKK!!.. " pekik Vera sebelum kembali terpejam merasakan dildo dengan bintil-bintil tonjolan merangsek di kewanitaannya.
Saat ini memek Vera masih super sensitif setelah klimaks, dan tentu kembali distimulasi akan membuatnya mendapat sensasi ngilu yang luar biasa, apalagi tukang itu langsung mengkeluar-masukan dildo nya seenak jidat saja.
" Udah basah lagi aja memeknya! Keenakan dia rupanya.. Hahaha.. " buka seseorang yang langsung diikuti tawa yang lainnya.
Vera seolah tak memperdulikan ocehan mereka, aku tahu jika dia sedang mencoba menyalakan lagi ‘mesinnya’.
" Pakk... Kocokin yang kuat, Vera Pe..pengen keluar.. Aughh.. " pintanya dengan suara pelan.
Aku terkaget mendengar itu, rupanya dia sudah ada di ambang orgasmenya saja, padahal jarak dari dia klimaks tadi nyaris tak berjeda sama sekali.
" Tuh lo denger kan? Hajar broo.. " tukas Krisno menyemangati Ridwan sambil mengangkangkan kaki gadis itu agar lebih mekar.
Tukangku yang berlogat aku-kau ini langsung mengulek memek Vera dengan kasar sekali, aku sampai merinding melihatnya membetot memek Vera dengan dildo begitu kasarnya.
Tapi Vera malah menjerit dan tak kuasa menahan diri menikmati perlakuan itu.
" AHHH BANGSAT ENAKNYA!!.. " dengus Vera tumbang tersandar ke badan Krisno.
Percikan kecil kembali terlihat dari kamera di memeknya, meski jauh tak sekuat klimaks awal tadi tapi dia tetap mendapatkan orgasme keduanya.
" Duh pak Ridwan gak pas tuh bikin dia muncratnya.. Minggir deh, nih liat saya contohin.. " Krisno kemudian maju kedepan.
Dia menyuruh Vera dipegang mengangkang dalam posisi jongkok, seseorang pun menopang tubuhnya dengan memegang ketiaknya.
Lalu mas Krisno memasukkan dua jarinya kedalam memek Vera yang tengah jongkok tersebut.
" Ahh mas.. " celetuk Vera saat jari telunjuk dan jari tengah Krisno masuk ke memek pinknya.
Krisno menahan perut atas Vera, dan setelah mendapat pegangan yang pas dikuceknya lembut memek Vera dari dalam.
Gadis itu langsung menggeleng-gelengkan kepalanya dan ajaibnya dia kembali terkencing-kencing dengan cara Krisno tersebut.
Aku terbius dengan skil Krisno ini, padahal kocokannya sama sekali tidak kencang, yang dia lakukan hanya memasukkan dua jarinya lalu mencongkel dan melakukan gerakan seperti mendorong klitorisnya dari dalam.
Mereka melakukan ini dengan intens sekali, sangat intens.
Selesai dari satu pria Vera kembali dioper ke pria berikutnya dan Vera terlihat suka dioper-oper begitu.
Kali ini Krisno sendiri yang akan menggaulinya, namun tak sama dengan laki-laki sebelumnya, Krisno mengarahkan kontolnya ke lobang favoritnya di tubuh Vera, lubang anus!
Selesai dari satu pria Vera kembali dioper ke pria berikutnya dan Vera terlihat suka dioper-oper begitu.
Kali ini Krisno sendiri yang akan menggaulinya, namun tak sama dengan laki-laki sebelumnya, Krisno mengarahkan kontolnya ke lobang favoritnya di tubuh Vera, lubang anus!
" Iya mas.. Entotin pantet aku tapi keluarin di memek aku!!.. " tegas Vera yang sudah tak waras lagi karena nafsu gilanya.
Krisno tak menjawabnya, dia rundukkan tubuh putih sang gadis lalu dicoblosnya anus itu dengan buru-buru dan memulai penetrasinya dengan perlahan.
Sontak hal ini langsung membuat kaget para tukang-tukang yang baru sadar kalau Vera bisa dianal.
" Wah-wah ini pelacur bisa dipake juga boolnya ternyata.. " ujar bapak dengan logat sunda yang membuatku panas mendengarnya memanggil cewekku itu pelacur.
" Parah lo Kris, barang bos lo main lo rusakin aja pantetnya.. " timpal seseorang juga.
" Gila nih, udah cantik, seksi terus bispak di semua lobang pula…. Mantaplah! " dan si Udin tukang langgananku yang biasa membetulkan plafon ikut berkomentar.
Mas Krisno terus menerobos masukkan kontolnya merasakan pantat Vera yang montok itu dengan hanya bermodalkan air ludah si cewek bule ini sendiri.
Dia menunggu momen yang tepat untuk menggenjot kontolnya, Krisno tahu jika di lobang ini membutuhkan adaptasi lebih, tak seperti memek yang bisa tinggal hajar saja seperti yang dilakukan tukang-tukang tadi
Dia menunggu momen yang tepat untuk menggenjot kontolnya, Krisno tahu jika di lobang ini membutuhkan adaptasi lebih, tak seperti memek yang bisa tinggal hajar saja seperti yang dilakukan tukang-tukang tadi
" Pak injek kepala Vera pak.. Ahh.. Ahh.. " pinta Vera ke pria yang ada di depannya sambil mendesah menunggu Krisno menyodominya.
Mendengar itu seorang bapak-bapak tersebut langsung menginjak kepala Vera dan menekannya kedalam kasur.
Hatiku serasa dicabik-cabik, padahal aku sudah mencoba menahan perasaanku dan fokus untuk menonton saja namun tetap pergantian emosi ini tak bisa kuhindarkan.
Tak tega hati ini melihatnya diperlakukan seenaknya, ingin rasanya kupeluk erat-erat gadis polosku yang tengah bermain-main dengan hasrat terdalam dan terliarnya, sampai-sampai dia mau saja digilir sekaligus sekarang meminta mereka menginjak kepalanya mempermalukan sendiri dirinya dihadapan mereka.
Krisno mulai juga, Vera meringis-ringis seperti menahan sensasi luar biasa yang tengah ia rasakan, entah sensasi apa, mungkin sensasi disodomi di depan banyak pria sekaligus.
Menit berganti dengan cepat, aku terus fokus di monitorku melihat Krisno memakai anus Vera dengan nikmatnya, bapak-bapak yang lain sudah amat tak sabar mendapat giliran mereka.
" Mas Kris.. Vera mau keluu..keluar mas.. Ahh!! " desah Vera mencengkram kuat sprei sementara matanya tinggah separo menyisakan putihnya saja.
Menit berganti dengan cepat, aku terus fokus di monitorku melihat Krisno memakai anus Vera dengan nikmatnya, bapak-bapak yang lain sudah amat tak sabar mendapat giliran mereka.
" Mas Kris.. Vera mau keluu..keluar mas.. Ahh!! " desah Vera mencengkram kuat sprei sementara matanya tinggah separo menyisakan putihnya saja.
Krisno terus menohok kontolnya dengan tempo terkuatnya sambil membantu cewek berkulit putih bersih itu sampai di puncak klimaksnya.
Satu menit Vera masih bertahan, mas Krisno segera menjambak rambutnya dan membetot pantatnya sekeras yang dia bisa hingga membuat Vera makin histeris dalam gelombang orgasmenya yang akan tiba.
Satu lolongan kuat, Vera menjerit dan melepaskan seluruh rasa nikmat yang dia rasakan, semburan bening terlihat langsung mengucur dari memeknya yang mengenai paha Krisno.
" Ahhhhh..... Mas enak bangeet!!.. " erangnya dengan rambut tertutup wajah dan ambruk seketika.
Namun tak ada waktu baginya beristirahat karena lelaki masih begitu banyak yang mengantri, dia yang menggali kuburannya sendiri.
Seseorang tukangku langsung memberdirikannya untuk menyetel posisi si gadis cantik, dan dia adalah Udin.
Si abang-abangan yang berusia seumuran dengan Krisno, diantara para bapak itu tubuhnya yang paling kekar dan dipenuhi banyak tato.
" Bisa gempor tuh si eneng bule sama udin.. " cakap bapak beruban bertubuh gempal yang duduk disofa bersama yang lain melihat Udin akan membantai Vera.
Aku pun tak kuasa menahan lagi, kuturunkan celanaku dan kukocok kontolku yang terasa sudah ingin meledak sejak tadi.
Apalagi sekarang Vera akan ketemu lawan berat, aku yakin sekali jika pemuda dengan tubuh berisi ini akan sangat menjanjikan untuknya dibanding semua yang ada disana, dimana rata-rata mereka sudah bapak-bapak, terlebih kontol Udin sendiri juga berukuran besar.
" Saya baru tau kalo bos Nanda yang pendiem itu nakal juga ternyata, miara pelacur secantik ini.. Hehe.. " katanya menggendong Vera dan mengentotinya dalam gendongannya.
Vera mendesis, matanya seakan ingin lepas, dia peluk erat tubuh kekar Udin dan mulai nyalak mulutnya saat Udin memulai genjotannya.
" AHHHH, ENAK BANGSAAT!! TEBEL BANGET KONTOLMU MAS!!!.. " erang kotor Vera yang membakar birahiku.
Semua terdiam, hanya racauan Vera dan bunyi tumbukan di selangkangan mereka yang terdengar jelas.
Melihat posisi itu, Krisno yang tadi belum selesai kembali berdiri, dia menyetop sejenak genjotan Udin dan menjejalkan kontolnya ke dubur Vera.
Melihat posisi itu, Krisno yang tadi belum selesai kembali berdiri, dia menyetop sejenak genjotan Udin dan menjejalkan kontolnya ke dubur Vera.
Lagi-lagi Vera melotot, kali ini dia akan di DP oleh Krisno dan Udin dengan gaya kesukaannya!
Bapak-bapak yang ada di sana tampak makin mempercepat kocokannya segera saat menyaksikan langsung gadis cantik itu tengah di Sandwich sambil digendong mereka berdua.
" Verrr!!... " dengusku kuat juga mempercepat kocokanku melihat adegan ini.
Tubuh Vera yang indah tengah dihajar dari depan juga belakang dalam gendongan mas Krisno dan Udin, gadis itu menjerit histeris dengan dadanya yang menempel di badan kekar penuh tato Udin.
Bola biru matanya lenyap entah kemana, Krisno yang menopang pantatnya menaik-turunkan tubuh sintal tersebut.
Gairah Vera semakin menjadi-jadi, erangan-erangan dan racauan kotornya terus memanaskan suasana, dia benar-benar seperti orang gila!
" VERAA KELUARR MASSS!!! ARRHHHHHH!!!.. " jeritnya dengan menengadah dan memangapkan mulutnya lebar-lebar.
Udin yang kaget dengan semburan dari memeknya secara reflek mencabut kontol tebalnya dan membiarkan gadis itu menyelesaikan ‘ngompol’nya terlebih dahulu.
" Enaknya! Dasar brengsek kalian!! Cowok-cowok pengecut!! Kalian beraninya keroyokan!!… "
" Kalo satu-satu kalian yang bakal aku habisin!.. " ceracaunya sambil terengah-engah.
Aku melongo sekali melihatnya sekarang, ini sudah bukan Vera yang kukenal! Entah dia dalam keadaan sadar atau tidak, yang jelas matanya memutih dan giginya gemerutuk gemetar.
Mas Krisno tersenyum licik mendengarnya, dia yang masih menggendong Vera kembali menaik-turunkan tubuh langsing gadis itu di anusnya, dan Udin pun segera menusuk kembali Vera yang mulai lemas, kali ini mereka berdua memulai lagi penetrasinya di dua lubang si cewek bule secara bersamaan.
" Kayaknya nih cewek hiperseks jon.. " celetuk penonton ke teman di sebelahnya setelah menyaksikan Vera menunjukkan dirinya yang sebenarnya tadi.
Aku sudah tidak sanggup, aku pun berejakulasi, kulihat spermaku muncrat dan mengenai paha serta perut atasku, aku benar-benar terangsang melihat tubuh seksi Vera itu seperti mereka belah dua.
Aku disuguhkan tontonan yang benar-benar liar!
Mas Krisno meninggikan temponya, dia terlihat fokus sekali ke ejakulasinya dan sedang memburunya.
Tiga menit kemudian dia pun sampai dan langsung menyemburkan air maninya di pantat Vera, yang lagi-lagi membuat para penonton yang baru melihat ini terpukau ketika dari anusnya meneteskan sperma Krisno.
" Wah pantatnya dipejuin juga.. " celetuk salah seorang tukang.
Krisno mundur dan mempersilahkan Udin kali ini By One dengan Vera.
" Mas sodomi aku.. Aku pengen kontol gede kamu dipantet aku.. " Vera langsung balik badan dan menunggingkan pantatnya kearah Udin sambil berdiri.
Segera Udin yang tak banyak bicara itu memasukkan kontol tebalnya ke anus Vera yang berlumur sperma Krisno.
" Ini pertama kalinya saya nyodomi orang neng.. Ahh.. " kata Udin setelah berhasil melesakkan kontolnya dengan mudah ke anus Vera yang sudah di Stretching Krisno tadi.
Dia pun memulai genjotannya, Vera menundukkan kepalanya dan membiarkan tukang langgananku itu menyodominya.
Kontras sekali melihat Udin menyetubuhi Vera, tubuh langsatnya yang kekar dan dipenuhi tato tampak sangat serasi sekali mendapatkan lawan gadis dengan kulit putih mulus bersih seperti Vera.
" Uuh mas, terus entotin akuu.. " lirih Vera mendesah menikmati kontol Udin yang berukuran besar itu.
" FAK!! Enak banget mass.. Sumpah! Kamu keenakan juga kan sayang?.. " Vera menolehkan wajahnya kebelakang dan memandangi Udin yang barusan dia panggil sayang!
" Dasar perek lo emang Ver!!.. Cewek bispak kerja lo ngentot aja!!.. " aku langsung balik emosi mendengarnya.
Udin tetap dingin, namun genjotannya stabil sekali, ia tidak nampak terburu-buru, aku yakin staminanya pastilah sama kuatnya seperti stamina Krisno dan Yanto.
Benar dugaanku, 3 menit terlewati dan si Udin stabil sekali menjaga sodokannya di tempo yang tinggi, teman-temannya makin gelisah karena sudah tak sabar mendapatkan jatah mereka sementara si Udin tak kunjung ejakulasi.
Barulah beberapa saat kemudian Udin mengangkat tubuh belakang Vera, hingga membuat sang gadis hanya bertumpu dengan tangannya lalu dia membetot habis-habisan pantat Vera dengan gaya ‘Superman’ ini.
" Argghh Asu enak..e!! " leguhnya lantang dan menghujam kontolnya dalam-dalam.
Vera terengah-engah, dia masih menahan tubuhnya dengan tangannya sampai Udin akhirnya membantingnya begitu saja.
Vera langsung terbanting dikasur, dalam kondisi yang aku tahu jika dia sudah lemas namun instingnya tetap menuntun dia untuk mengulum kontol Udin dan membersihkannya kontol tebal tersebut meski baru keluar dari anusnya dan bercampur sperma Krisno sebelumnya.
" Wuuh!! Sepongannya jago bener... Edan-edan!!.. " racau Udin menikmati kuluman Vera yang memang sangat Expert.
Kemudian dia menarik kuat kontolnya yang tengah dikulum Vera dan mundur memisahkan tubuhnya dari gadis itu untuk memberi kesempatan ke teman-temannya mengambil jatah.
Vera pun langsung di dorong kasar bak boneka oleh seorang tukang yang tampak tak sabaran sekali menidurinya.
" Pak masukin ke memek... Pejuin memek Vera lagi.. " pintanya pelan sambil memandangi pria yang tengah membasahi kontolnya dengan ludahnya.
" Pak masukin ke memek... Pejuin memek Vera lagi.. " pintanya pelan sambil memandangi pria yang tengah membasahi kontolnya dengan ludahnya.
Si lelaki tak dikenal itu tak menanggapinya dan mengarahkan langsung kontolnya ke memek kotor Vera yang lagi-lagi akan mereka gilir.
" Iyaa pak, pake memek Vera sepuasmu ... Ahh!! " lanjut Vera tampak Owning sekali dengan permainan ini meski dia sudah lelah.
" Ayo pak Agus, cepet.. Saya dah pegel ngocok pengen ngentotin dia juga.. " mereka mengingatkan yang bernama Agus ini untuk main cepat.
Agus dengan wajah seperti orang kepedasan itu mulai mengentoti Vera yang berada di bawah dengan kasar sehingga penisnya bergerak tak beraturan di memek Vera.
" Aahhhh…. " tapi Vera berusaha menikmatinya.
Pak Agus bergerak sangat barbar, namun itu wajar karena sejak tadi mereka yang bersisa ini menyaksikan suguhan yang bahkan sudah membuatku klimaks di depan monitor, apalagi mereka yang merasakan langsung atmosfernya saat itu.
Vera menoleh ke para lelaki yang duduk di sofa menontoninya sedang digenjot gaya Missionary oleh pak Agus, mata birunya tak lepas memandangi kontol mereka yang masing-masing kepala penisnya sudah berwarna ungu tampak ingin meledak.
Vera memeletkan lidahnya menggoda sambil terus dikuncinya pandangannya ke kontol yang sedang mereka kocok sendiri, bahkan bapak bertubuh gempal yang tadi paling awal mengentotinya terlihat sudah tegang lagi.
" Si.. Sini lebih deket pak.. Kalian gak suka liatin Vera dientotin temen kalian emang? Ahh.. Ahh.. " Vera menantang mereka untuk mendekat.
" Ke.. Ahh.. Keluarin peju kalian di memek Vera ya pak.. Vera suka.. " racaunya sambil terus digenjot si pak Agus tadi.
Mendengar itu para lelaki yang sudah kehilangan akal oleh Vera ini segera mendekat, mereka menyaksikan dari jarak dekat sekali bagaimana tubuh putih bersihnya tengah disodok-sodok rekannya.
" Sialan!!.. " umpatku dalam hati kembali terangsang melihat Vera tengah dikerubungi kuli-kuli yang sama sekali bukan levelnya ini.
" Ayo pak pejuin memek Veraa... " dia terus menatap ke si ‘pemerkosanya’ itu dengan tatapan memelasnya.
" Wah edan nih pelacur, masih muda tapi udah berani minta tembak dalem.. "
" Neng bule ini gak takut hamil emang?.. " tanya seseorang yang tepat berada diatas Vera dan menolehkan wajah cantiknya agar menatapnya.
Vera menggeleng kuat.
" Gpp pak, hamilin aja Vera kalau bapak-bapak mau.. " katanya dengan wajah makin menggila.
Dengan mematung aku terbius di depan komputerku, ini sudah Over dan berlebihan sekali, aku tak bisa menarasikan seperti apa perasaanku saat ini.
Kupikir dia sering minta aku keluar di dalam hanya karena itu aku, tapi rupanya tidak, dia juga meminta lelaki lain untuk membenihinya dan bahkan tak peduli jika dia sampai dihamili mereka!
Aku jadi merasa semua yang Vera ucapkan padaku selama ini palsu karena itu hanya bagian dari kelakuannya yang liar ini.
Dia memanggil siapa saja sayang, dia mau-mau saja dientoti sembarang lelaki, dan bahkan dia minta sendiri untuk dihamili!
PSK betulan saja belum tentu mau digilir apalagi di Gangbang cowok sebanyak ini, Vera melakukannya secara cuma-cuma tanpa embel-embel dan aling-aling apapun, dia murni merelakan tubuhnya ditiduri banyak orang karena dia mau, itu saja.
Dan lebih gilanya dia melakukannya tanpa kondom!
" PERSETANLAH!!.. " aku membanting Mouse ku dan tak tahu lagi harus bagaimana.
" Boro-boro pakai kondom, malah dia sendiri yang minta mereka keluar di dalem.. " batinku.
" Ah yang bener neng? Saya sih mau aja kalau neng jadi istri muda saya.. Hehe " komentar seorang tukang yang terlihat paling tua.
" Alah omongan lonte mana bisa lo pegang sih.. " kata salah seorang lagi.
" Paling ntar kalo hamil ngerengek-rengek minta ditanggung jawabin.. "
" Hahaha tar kalo dia bunting biar suruh si Udin aja yang masih bujang noh tanggung jawabin.. " canda mereka menumbalkan Udin.
" Bego ogah! Kalo bener anak gua ya gua mau.. Siapa yang gak mau punya bini secakep ini.. "
" Tapi sayang bispak, lagian gua tadi gak keluar di memeknya nih pecun, jadi aman.. " kilah Udin.
" Tapi sayang bispak, lagian gua tadi gak keluar di memeknya nih pecun, jadi aman.. " kilah Udin.
Mereka pun semakin tertawa-tawa, Vera malah mendesis dan tampak menikmati ocehan-ocehan yang mempermalukannya itu.
" Aduh neng, gak ada yang mau tanggung jawab gimana dong? Tetep mau dihamilin?.. " tanya lelaki yang diatas Vera tadi.
" Gak usah banyak tanya! Pejuin aja di memek aku itu pun kalo kalian gak impoten!!.. " Vera geram karena mereka banyak tanya soal hal hamil itu.
Seolah jika memang nantinya dia hamil biarlah kelak menjadi urusan dia seorang.
Sementara mereka menertawakan kekesalan Vera, bapak yang tengah menggenjotnya langsung menghajarnya sekuat yang dia bisa, sampai ranjang terdengar mau roboh dibuatnya.
" AHH NENG, INI SA.. SAYA KELUAA..ARRGHH!!.... " pak Agus menjerit kuat dan mencengkram pinggang Vera kuat sementara kontolnya mengeluarkan benihnya masuk di dalam memeknya.
" Nih saya keluarin semua sperma saya, hamil hamil dah luh!.. " racau si pengentotnya sambil mencabut kontolnya.
Vera memejamkan matanya, wajahnya terlihat menikmati setiap rembesan sperma hangat itu yang mulai masuk membuahi sel telurnya.
Krisno yang rehat sejenak kembali turun gelanggang, kali dia merekam lagi dengan ponselnya dan mempersilahkan para kuli-kuli yang belum mendapat giliran untuk segera mencicipi Vera yang terkangkang diatas ranjang.
Seseorang langsung buru-buru naik, dengan tergopoh-gopoh dia seketika membenamkan kontol tegangnya dan menggenjot sang gadis lugu.
Hanya dalam beberapa sentakan dia sudah mengerang, Vera mulai lagi bercakap kotor, rupanya pria itu benar-benar sudah keluar saja di dalam memek Vera.
Terlihat dia kejang-kejang sendiri diatas tubuh Vera dan kantung zakarnya berkedut-kedut pertanda benih sedang disuntikkan kedalam tubuh betinanya.
" Enaknya neeng!! " komentarnya sebelum kembali turun dari ranjang.
Sontak suasana jadi tegang seiring intensitas yang kembali meninggi dari mereka, rasa kecewa dan rasa marahku pun kembali tertutup oleh rasa terangsang yang mulai terasa.
Krisno bak seorang makelar yang terus menyuruh mereka mengisi lagi memek gadisku itu tanpa jeda.
Seorang bapak-bapak kembali naik keranjang, dikocoknya sebentar kontolnya di depan memek Vera dan langsung dia lesakkan dengan hentakan keras.
Seorang bapak-bapak kembali naik keranjang, dikocoknya sebentar kontolnya di depan memek Vera dan langsung dia lesakkan dengan hentakan keras.
" Ahh paak!!.. " desah Vera merasakan kontol itu masuk ke memek merahnya.
Sama seperti bapak yang sebelumnya, tak lama dia menahan gejolaknya dan dia pun langsung menumpahkan air maninya lalu mencabutnya keluar dengan dengusan kuat.
Krisno tertawa melihat air mani yang mulai berlinang pertanda liang peranakan sang gadis sudah mulai penuh dengan benih mereka.
" Non itu kontol ke berapa? Non hitung gak?.. " tanya Krisno memegang betis Vera dan makin mengangkangkannya.
Veraku hanya menggeleng dengan wajah imutnya yang sudah redup dan tampak nafasnya sudah berat.
" Saya entotin kamu neng!! " seorang bapak-bapak yang tampak paling berumur kali ini langsung menggagahi Vera.
" Iyaa pakk Uhh.. " desah Vera yang memang hanya bisa mendesah dan mengangkang saja dalam pesta pora mereka hari ini.
" Neng mau saya .. Saya keluarin dimana?.. " tanyanya sambil mengenjotkan kontolnya perlahan tak sekuat yang lainnya.
" Di dalem pak.. Biar Vera hamil.. " katanya sambil memegangi dan menatap wajah lelaki tua itu dari dekat.
Dia segera mencium bibir tipis Vera, dia termakan omongan si gadis penggoda dan menahan genjotannya di tempo pelan sedang berusaha mencapai klimaksnya.
" Inii.... Neeeengg Akhh!! " racaunya dengan wajah terdongak dan membenamkan kontolnya hingga mentok berusaha memangkas jarak agar spermanya tak perlu jauh berenang untuk mencapai ke ovarium si gadis muda.
Vera lagi-lagi memejamkan matanya dan membanting kepalanya ke kasur setelah lelaki itu meninggalkan tubuhnya.
Tak ada candaan lagi dari mereka, semua sedang berada diujung-ujung klimaks masing-masing, Krisno sambil merekam sambil menahan kaki Vera agar tak menutup, dia juga terlihat terus menahan tawa kemenangannya.
" Akhirnya giliran saya juga jajal bodi eneng bule ini!!.. " tukas seorang pemuda berkulit sawo matang langsung naik ke tubuh Vera.
Vera agak melotot karena yang ini memiliki kontol yang lumayan besar juga meski tak sebesar milik Udin tadi.
" Uhh mass kontolmu lumayan.. " pelotot gadis itu menatap ke pejantannya yang kira-kira berusia 40 tahunan ini.
" Entotin Vera yang kuat mas, bantu Vera orgasme.. " bisiknya meletakkan tangannya ke bokong pria tersebut.
Aku mulai mengocok lagi, apalagi melihat Vera yang seakan ‘menemukan nyawa’ setelah kembali ketemu dengan kontol besar.
Karena maklum rata-rata dari tukang ini sudah berusia paruh baya dan ukuran kontol mereka biasa-biasa saja.
Jika main Fair, Vera dengan mudah pasti akan membuat mereka kelabakan sepertiku, saat ini Vera hanya kalah jumlah saja dari mereka, meski nafsu seksnya luar biasa sekali tapi tetap saja meladeni banyak pria sekaligus tetap terlalu berat untuknya.
Karena maklum rata-rata dari tukang ini sudah berusia paruh baya dan ukuran kontol mereka biasa-biasa saja.
Jika main Fair, Vera dengan mudah pasti akan membuat mereka kelabakan sepertiku, saat ini Vera hanya kalah jumlah saja dari mereka, meski nafsu seksnya luar biasa sekali tapi tetap saja meladeni banyak pria sekaligus tetap terlalu berat untuknya.
Vera membantu sendiri genjotan pejantannya dengan mendorong-dorongkan pantat pria tersebut dengan tangannya, dan dia terus meracau kotor sambil memandangi wajah kusam yang sedang menindih tubuhnya.
" Maa..ss Vera keluar.. Jangan dicabu..cabut tetep sodook!! AHHH!!!.. " ucap Vera terakhir sebelum terpejam dan membanting kepalanya ke ranjang.
Si pria itu tak mencabut kontolnya sesuai kemauan Vera, namun dari wajahnya sesaat agak terkaget mungkin karena merasakan semburan dari dalam dimana saat ini kontolnya tengah ‘menyumbat kucuran air’ tersebut.
" OOHH FUCK!!! AKU BISA MATI KEENAKAN SAMA KALIAN!!!.. " racaunya keras dengan tubuh melengkung.
Si pria tadi melanjutkan goyangannya, kali ini dia yang memburu ejakulasinya dengan memandangi wajah Vera yang sudah sayu.
" Neng cantik bener, kok mau dipake rame-rame gini? Hahhh..hahhh..hahh.. " komentarnya setelah memandangi wajahnya dan terus mengentotinya.
Vera tak menjawab dia terengah-engah karena baru saja orgasme.
Cipak bunyi memek Vera akibat hantaman si pria berkulit sawo matang itu terdengar jelas, tak lama kemudian dia pun mengerang dan mengeluarkan spermanya.
" Makasih neng.. Kalo neng hamil saya siap jadi bapaknya, Muaahh.. " bisiknya dikuping dan mencium pipi Vera lalu kembali duduk di sofa.
Belum ada sepuluh detik sejak si lelaki berkulit sawo matang tadi memisahkan diri dari Vera, bapak-bapak bertubuh gemuk yang sudah mengentotinya di awal tadi langsung nyelonong naik lagi keranjang dan kembali menyetubuhi Vera.
" Wei pak Sofian, saya belum.. Ente dah ngambil giliran lagi!!.. " celetuk seseorang yang rupanya belum kebagian namun sudah diserobot.
Tapi pria paruh baya yang rupanya bernama Sofian ini tak peduli dan tetap menggenjot Vera, aku geleng-geleng kepala saja melihat betapa rakusnya dia.
Jika saja teman-temannya tahu dia sebelumnya sudah mencicipi Vera di toilet, aku rasa dia akan digebuki sekarang karena begitu tamaknya.
Sudah mengambil jatah duluan tadi diawal dan sekarang malah ambil jatah lagi padahal masih ada yang belum dapat giliran.
Sudah mengambil jatah duluan tadi diawal dan sekarang malah ambil jatah lagi padahal masih ada yang belum dapat giliran.
Dan diapun dengan Barbar nya langsung menggagahi Vera dengan beringas, tubuhnya yang tambun dipenuhi bulu itu bergerak liar menggencet tubuh langsing Vera yang mengangkang dibawahnya.
" Dasar cewek murahan!! Makan nih peju saya!.. " umpatnya sambil membenihi Vera untuk yang ketiga kalinya.
Kulihat air mani mulai lumer tumpah dari memek tebal Vera yang merah, yang entah sudah terdiri dari berapa benih laki-laki yang saling bercampur di dalamnya.
" Ver.. Sadar sayang, kok kamu mau sih dipejuin kuli-kuli kayak gitu?.. " batinku sembari mengocoki penisku dan memandangi wajah polos gadisku tersayang itu.
Tukang yang tadi sebelumnya komplain akibat diserobot pak Sofian akhirnya naik ranjang, langsung disodoknya memek kotor bekas pakean teman-temannya tanpa ampun.
" Ahhh paaaakk!!!.. " jerit Vera karena dia benar-benar dikangkangi oleh Krisno dan memeknya ditumbuk amat kuat oleh lelaki ini.
Seketika dia ejakulasi, sungguh singkat permainannya namun itulah resiko mendapat giliran paling belakang, dimana libidonya sudah naik-turun duluan akibat menontoni teman-temannya yang bergantian menggarap si gadis berbuah dada besar tersebut.
Setelah mencabut kontolnya, dia sodorkanlah kemaluan yang berlumuran krim putih itu kemulut Vera. Vera tanpa menghiraukannya langsung melahap dan menghisapnya.
Selagi Vera menyepong kontol itu kembali tubuhnya dinaiki oleh seorang pria lagi, aku tak tahu ini lelaki terakhir atau bukan, karena jujur aku memang sengaja tak menghitung berapa jumlah mereka, aku tak mau sakit hati mengetahui jumlah lelaki yang menidurinya saat itu.
" Wah brengsek udah penuh air mani kalian semua ini di dalem.. " celetuk lelaki kurus yang sedang menjajal memek Vera.
Bahkan ketika kontolnya masuk rembes keluar cairan kental berwarna putih itu dari sela rongga memeknya yang menandakan memang sekarang memek Vera sudah benar-benar Overload oleh sperma mereka.
Vera diam saja dan membiarkan lelaki yang baru bertatapan wajah dengannya ini menidurinya, kukocok makin cepat kontolku melihat ekspresi wajah sange Vera yang sudah merah padam.
" Biar gitu tetep enak memeknya kamu neng.. " pujinya bertukar tatapan dengan Vera.
" Ke.. Keluarin dalem ya mas.. " Vera mengingatkan ke penzinanya hal yang sama dan terdengar sekali suaranya sudah lemah.
Lelaki itu pun mengangguk kemudian mempercepat sodokannya, Krisno terus merekam adegan Gangbang ini dimana fokus kameranya terus ke wajah cantik Vera selaku pemeran utamanya.
Herannya tak ada yang mempermasalahkan mereka sedang dibikin bokepnya oleh si Krisno, mereka benar-benar tak peduli sekitar dan terlalu fokus dengan Vera sepertinya.
" AHHH NEENGG!!! " teriaknya selang beberapa lama tadi dan mengeluarkan pejunya.
Vera mendesis saat lelaki itu menarik kuat kontol tegangnya dari memeknya.
Fokusku terus kearah memek Vera yang tak henti-hentinya meneteskan air mani pejantan-pejantannya, sementara dia menyapih kontol lelaki tersebut membersihkannya.
" Wah, ntar dulu, ini udah semua ya?.. " tanya Krisno saat ada seseorang bapak-bapak yang ingin naik lagi ke ranjang.
Rupanya memang benar itu adalah lelaki terakhir, artinya Vera benar-benar sudah dicicipi oleh semua tukang-tukangku!
Yang bahkan sudah ada yang ingin naik lagi menungganginya.
" Wei Kris masih ada yang belum noh.. si Akbar.. " celetuk seseorang.
Aku langsung teringat Akbar sejak tadi hanya diam saja dan menontoni dari pojok ruangan.
" Sini sayang... Entotin aku juga.. " kata Vera yang membuat kaget semua orang.
Mereka semua tertawa-tawa mendengar itu dan langsung menyuruh Akbar yang malu-malu untuk maju.
" Wah si neng bule pengen dikentotin sama bocah juga rupanya... Gila seks banget ya.. Hahaha!.. " tawa seseorang bersama yang lainnya.
Krisno pun segera menarik tangan Akbar yang sejak tadi berada di dalam celananya.
" Ayo sana bar entotin mbak Veramu itu.. Dia udah nunggu.. Hahaha " Krisno pun tak bisa menyembunyikan tawanya.
Vera duduk diatas ranjang membuka tangannya lebar-lebar seolah ingin memeluk Akbar, aku berdebar sekali dan kocokanku makin kupercepat.
Akbar pun mendekat dan naik ke ranjang dengan menunduk, Vera langsung menyambutnya.
Gadis blasteran itu membuka baju, memelorotkan celana lusuh dan kolor bocah 13 tahun tersebut.
Gadis blasteran itu membuka baju, memelorotkan celana lusuh dan kolor bocah 13 tahun tersebut.
Saat kolornya jatuh mereka semua tertawa terbahak-bahak melihat kontol kecil Akbar yang belum disunat tampak tegang, meski bulu-bulu halus sudah mulai menumbuhi sekujur kemaluannya.
Tapi Vera mendesis, dia gigit bibir bawahnya dan ditatapnya kontol itu dengan pandangan binalnya sambil dia elus dada kurus Akbar dengan jari lentiknya, yang sontak membuat Akbar kegelian.
" Ahh dek.. Udah tegang aja kontol kamu sayang.. " ujar sang gadis membisiki kuping Akbar.
Aku sungguh tak bisa berkata-kata, jantungku hampir copot rasanya.
Bukan apa-apa ini sudah bukan mainan lagi dan bisa menjadi masalah nantinya, bahkan untuk Vera sekalipun.
Dia bukan seperti bapak-bapak dan para laki-laki dewasa yang ada diruangan ini, tentu aku yakin mereka akan merahasiakan semua ini karena mereka punya anak juga istri.
Sementara Akbar di usianya yang masih segitu tak ada jaminan dia akan merahasiakannya, pasti dia dengan mudahnya akan berbicara ke siapa saja mengenai ini dan bahkan dia akan membanggakannya ke teman-temannya.
Dan itu akan sangat berisiko jika di dengar orang lain apalagi kalau sampai menyebar ke kuping orang tuanya, pastilah mereka akan marah besar, terlebih ayahnya Akbar adalah pak RT di lingkungan rumahku.
Dia bukan seperti bapak-bapak dan para laki-laki dewasa yang ada diruangan ini, tentu aku yakin mereka akan merahasiakan semua ini karena mereka punya anak juga istri.
Sementara Akbar di usianya yang masih segitu tak ada jaminan dia akan merahasiakannya, pasti dia dengan mudahnya akan berbicara ke siapa saja mengenai ini dan bahkan dia akan membanggakannya ke teman-temannya.
Dan itu akan sangat berisiko jika di dengar orang lain apalagi kalau sampai menyebar ke kuping orang tuanya, pastilah mereka akan marah besar, terlebih ayahnya Akbar adalah pak RT di lingkungan rumahku.
Ini jelas akan jadi kasus karena Krisno dkk saat ini sedang mengeksploitasi anak dibawah umur untuk memaksanya bersetubuh dengan gadis dewasa yang mereka tontoni secara langsung.
Aku patut kuatir dengan ini.
" Akbar mau ngentotin kakak juga?.. " bisik Vera dikuping Akbar yang untung terekam di kameraku meski pelan sekali.
Akbar diam dan memejamkan matanya, lalu mengangguk.
" Hmmm.. kalo gitu kok dari tadi diam aja, takut yah?.. " lanjut gadis berkulit putih ini.
" Iy..Iya kak.. " jawab Akbar gugup berhadapan dengan gadis secantik Vera.
" Stttst... Jangan takut.. Sekarang sini deh kakak hisepin kontolnya Akbar.. " tutup Vera tanpa menunggu jawabannya dan mengecup pipi si bocah.
Vera kemudian merunduk, dia mainkan lebih dulu kontol yang terlihat imut-imut itu dengan jari telunjuknya, dimana matanya terus menatap ke atas mengecek ekspresi Akbar dan kemudian tersenyum.
Vera membuka mulutnya, tanpa bantuan tangan dia rogoh kemaluan anak dibawah umur itu dengan mulut dan langsung mensepongnya!
Semua terpana melihat cara Vera memperlakukan Akbar, begitupun aku.
" Ahhh Kak!!!... " Erang Akbar sambil terus ditatap oleh Vera yang menungging tepat dihadapan selangkangannya.
" Enak gak sayang?.. " ucap Vera melepaskan kulumannya sejenak ingin tahu seperti apa perasaan Akbar.
" Enak kak, enak banget!!.. " Akbar sepertinya sudah tak semalu tadi meski dia disaksikan lebih dari 10 pria dewasa.
" Ini pertama kalinya Akbar di sepong cewe?.. " tanya gadis yang dipanggil neng bule ini oleh tukang-tukangku.
" Iyaa kak.. Ughhh.... " leguh Akbar keras.
" Mpphh.. " desah Vera melotot dan menahan kontol Akbar yang tiba-tiba ingin dia tarik keluar.
" Ahhh!! Hahh..hahhh.. " erangnya dengan tubuh gemetar-gemetar.
Saat Vera melepaskan mulutnya barulah terlihat cairan putih kental lumer dari pinggiran bibirnya, semua pun kembali terbahak-bahak menyadari Akbar ternyata sudah ejakulasi setelah tadi sebelumnya sama-sama terdiam menyaksikan aksi menggoda Vera.
Vera memegang tangan Akbar yang ingin mundur, dia perlihatkan sperma yang masih belum matang itu di mulutnya, kemudian ditelannya tepat di hadapan wajah Akbar.
" Enak bar.. Sperma kamu manis.. " puji Vera mungkin baru kali ini menelan sperma perjaka yang dia bilang manis.
Lalu dia kembali memeluk Akbar tak ingin bocah itu turun.
" Ahh bar, kakak pengen ngentot sama Akbar.." bisiknya sambil menggigit daun kuping Akbar.
" YA AMPUN VERA!!.. " teriakku dalam hati.
" Sadar sayang!!.. " aku gregetan sekali dengan dia yang kini mau ngentot dengan anak kecil!
Lalu dia kembali memeluk Akbar tak ingin bocah itu turun.
" Ahh bar, kakak pengen ngentot sama Akbar.." bisiknya sambil menggigit daun kuping Akbar.
" YA AMPUN VERA!!.. " teriakku dalam hati.
" Sadar sayang!!.. " aku gregetan sekali dengan dia yang kini mau ngentot dengan anak kecil!
Kemudian sambil memeluk Akbar, Vera merebahkan dirinya sendiri ke ranjang, Akbar pun langsung berada diatas tubuh seksi Vera.
Vera hanya menatap Akbar dengan pandangan sangenya yang sangat mematikan itu.
Vera hanya menatap Akbar dengan pandangan sangenya yang sangat mematikan itu.
" Ayo bar.. Tusuk memek kakak... "
Badanku bergetar merinding mendengarnya, sensasi perasaanku jadi tak karu-karuan menyaksikan detik-detik menegangkan ini.
Akbar dengan insting berkembang biak yang sudah ia bawa sejak lahir sebagaimana makhluk hidup pada umumnya langsung mengarahkan kontolnya ke memek Vera tanpa diajari.
Vera menatap wajah sang bocah dengan pandangan sayu sekali, kemudian mereka kompak mendesah begitu tubuh mereka saling tersambung.
" Barr!! Kita udah setubuh.. "
" Ahh iyaa!! Kamu lagi ngentotin kakak sayang.. Ahhh.. "
Vera sengaja mengucapkan itu mempertegas ke Akbar agar dia tahu jika kini dia tengah bersetubuh dengan wanita dewasa.
" Kontol kamu enak sayang.. Ahhh!!.. " desah Vera membuka mulutnya lebar-lebar saat merasakan kontol kecil Akbar masuk ke memek bulenya.
" Ahh iyaa!! Kamu lagi ngentotin kakak sayang.. Ahhh.. "
Vera sengaja mengucapkan itu mempertegas ke Akbar agar dia tahu jika kini dia tengah bersetubuh dengan wanita dewasa.
" Kontol kamu enak sayang.. Ahhh!!.. " desah Vera membuka mulutnya lebar-lebar saat merasakan kontol kecil Akbar masuk ke memek bulenya.
Aku tak percaya dengan apa yang kulihat, dan bahkan memikirkan hal ini terjadi pun tidak!
Vera yang selama ini hanya menjadi fantasi seksual para pria dan menjadi Internet’s Girlfriend banyak orang, kini sedang membiarkan dirinya disetubuhi oleh anak dibawah umur, yang secara hukum hal ini amat sangat dilarang sekaligus menjadi pelanggaran berat di Indonesia.
Namun dia tak memperdulikannya, bahkan dia mendesah-desah heboh dari sebelumnya dengan meremas-remas sendiri payudara suburnya itu.
Tapi jujur aku pun tanpa sadar mengocoki kontolku makin kuat melihat adegan persetubuhan ilegal ini, entah kenapa aku malah terangsang berat meski darahku panas-dingin.
Kini bocah yang baru akan masuk SMP ini tengah menikmati kecantikan dan kemolekan tubuh indah Vera yang sangat diburu oleh pria-pria hidung belang diluar sana, juga dia dengan beruntungnya bisa memakainya di saat tubuh itu sedang matang-matangnya.
" Bar tahan ya, sampe kakak orgasme.. " pinta Vera kemudian menarik wajah Akbar dan mencium bibirnya.
Bapak-bapak yang menonton tampak serius melihat bocah yang belum puber ini menggauli gadis yang secara usia jauh di atasnya.
Akbar terus menggenjot Vera dengan tempo yang berantakan sekali, bahkan Vera yang tahu jika Akbar tak bisa lama-lama terus menahan anak itu setidaknya hingga dia orgasme.
" AHH BARR!! KAKAK KELUAR SAYAANG!! AHHH.. "
Diluar dugaanku, malah justru Vera yang dalam waktu singkat langsung melirih dan pasti sedang mengalami orgasmenya.
Dia tak menggesekkan jari ke klitorisnya, ini aneh sekali, seharusnya mustahil Vera orgasme dengan penetrasi kontol yang dengan ukuran ereksinya saja kira-kira sebesar jempol itu.
" Liat tuh perek, dia malah keenakan dipake sama nih bocah ingusan.. Hahahaha… " tawa mereka pecah melihat Akbar berhasil membuat Vera kelojotan orgasme.
Aku tahu bila Vera orgasme bukan karena penetrasi burung kecil milik Akbar, namun lebih kepada sensasi mendapati dirinya digagahi oleh anak kecil.
Tertunduk lagi aku tak bisa berkata-kata kecewa pada Vera, sayang sekali kecantikan dan keindahan tubuhnya itu dia sia-siakan, bahkan dia obral dengan murah semurah-murahnya.
Tak ada lagi yang bisa aku selamatkan dari hidupnya, tak ada.
Dia benar-benar hanyalah pemuas nafsu.
" Ma.. Makasih sayang.. Sekarang Akbar boleh keluarin mani kamu di memek kakak.. " Vera tersenyum dan berterima kasih karena Akbar sudah mencoba tidak keluar sampai dia orgasme tadi.
" Ke.. Keluarin di dalem kak?.. " tanyanya dihadapan wajah Vera.
" Iyaa sayang.. Siapa tau kakak hamil anaknya kamu.. Hihihi.. " khayal Vera nakal kemudian mencium bibirnya kembali.
" Tuh Bar, si perek mau peju perjaka lo di memeknya, hajar!!.. " ledek Krisno di sela rekamannya.
Entah kenapa dia tampak yang paling bahagia melihat Akbar menyetubuhi Vera.
" Sumpah enak bener bang, biarin deh sore ini perjaka gue ilang kalo lontenya seseksi ini… " racau Akbar yang rupanya bermulut rombeng juga.
" Yehh lu bar, masih bocah enak bener bisa ngentotin lonte elit beginian.. Gue seumuran lo masih pake sabun.. " protes bapak berbadan gempal.
" Biarin lah mas, dia kan masih perjaka kapan lagi dia lepas keperjakaannya kalo bukan sekarang.. " Udin ikut menanggapi sambil mengocok kontol tegangnya.
Akbar kembali fokus dengan genjotannya, terlihat sekali genjotannya yang asal-asalan itu, hanya mengaduk-aduk pinggangnya saja, tidak seperti orang yang sudah paham mempenetrasi dengan memaju-mundurkan pinggul.
Namun Vera memakluminya dan kadang dia sendiri yang memaju-mundurkan selangkangannya agar kontol Akbar keluar-masuk di memek tebalnya.
" Remes dada kakak yang kuat bar.. " pinta Vera menaruh tangan Akbar di toket kirinya.
Akbar pun melakukannya, diremasnya toket bulat Vera sambil menikmati tubuh putih yang tengah dia kuasai.
" Besar banget kak dadamu.. " celetuk Akbar menikmati pegangannya di sebelah toket bulat Vera.
" KAKKK!!!... " erangnya tak kurang 20 detik kemudian.
" Keluar... rin di daleem barr!!.. "
Namun belum selesai ocehan Vera Akbar sudah lebih dulu keluar, dia tampak lupa dengan pinta Vera tadi, dimana dia malah cabut sejenak kontolnya dari memek sang gadis, namun buru-buru dia masukkan kembali setelah menyadarinya.
Hingga beberapa semprotannya sempat muncrat bahkan hingga ke leher Vera.
Vera agak kecewa karena semprotan awal itulah yang sebenarnya dia inginkan, karena selalu menjadi semburan yang paling kuat, tapi dia tak begitu memprotesnya karena beberapa semprotan terakhir Akbar tetap masuk juga di memeknya.
Aku meleguh dan kembali berejakulasi bersamaan dengan erangan Akbar tadi, aku kembali duduk tersandar lelah dikursi komputerku menikmati onaniku barusan yang nikmat namun terasa aneh.
Dari memek Vera kembali mengucur sperma perjaka yang juga bercampur dengan sperma pria dewasa yang telah menikmati tubuhnya lebih dulu.
Resmi sudah Akbar akhirnya sudah tidak perjaka lagi setelah berejakulasi pertama kalinya ditubuh Vera, dan Vera tampak bangga baru saja menodai kesucian seorang anak yang harusnya masih jauh untuk merasakan seks.
Para bapak-bapak itu tertawa dan menyelamati Akbar atas statusnya, sementara Vera langsung tergolek setelah mengulum sebentar kontol si anak bawang.
Wajahnya sudah terlihat amat letih, dinginnya AC pun tak mendinginkan tubuh Vera yang kini sudah mengkilat oleh keringatnya sendiri, dan badannya bergetar liar merasakan sensasi yang baru saja dia terima dihari itu.
Saat kupikir semuanya akan usai namun rupanya aku salah!
Vera kembali meminta mereka menyetubuhinya, dan mereka semua sangat senang mendengarnya.
" Wah-wah bisa ribut ini sama istri saya ini pulang-pulang peju dah abis.. Hahaha " pak Agus tertawa.
" Lo kasih obat perangsang ya Kris? Gila galak bgt nafsunya.. " Udin pun ikut takjub dengan gairah Vera.
" Kan udah gua bilang diawal, sekalinya dia udah nafsu bakalan gempor kaki dibuatnya.. " kekeh Krisno kali ini langsung naik keranjang putih itu dan mengambil jatah paling pertama.
Pembantuku membalikkan badan Vera dan membuatnya merangkak, lalu dia yang sudah sangat bernafsu mulai menggagahinya.
" Udah lama saya gak pake memeknya kamu non... Hehehe.. " Krisno kali ini mengentoti memek Vera rupanya.
" Kita main cepet aja ya non, kesian mereka mau pulang.. Ntar non digrebek bini mereka lagi.. Hahaha.. " bacot Krisno sambil menunggangi Vera.
Memang saat itu hari sudah malam, tak terasa di ronde pertama tadi saja menghabiskan dua jam dari sejak Krisno dan Vera mereka grebek di dapur sebelumnya.
" ahh mas.. " lirih Vera pelan dengan sisa-sisa kekuatannya.
" Tenang non, saya tau kok kalo non mau digeber kenceng kan?.. Sabar ini masih perkenalan aja.. " bacot lelaki berambut keriting tersebut mulai menaikkan temponya.
Ditariknya lengan halus gadis itu dan menjadikannya pegangan dalam Riding nya ditubuh Vera.
" Gilir terus Vera mas.. Banjirin memek Vera ama sperma kalian!! Aghh!!.. " racaunya kembali panas.
" Hahaha iya non sayang, pokoknya fix hamil non kamu hari ini.. " tawanya yang membuatku bergidik ngeri mendengarnya.
" Hahaha iya non sayang, pokoknya fix hamil non kamu hari ini.. " tawanya yang membuatku bergidik ngeri mendengarnya.
" Ahhh licin banget memeknya!!!.. " umpat Krisno menepuk keras pantat Vera.
Karena kebiasaan main di pantat jadi dia mungkin tak begitu suka dengan penetrasi basah, apalagi memek Vera saat ini sudah bagaikan rawa dari air peju maupun orgasmenya sendiri.
" Nihh non... Pejuu sayaa...Ahh!! " dia pun mendiamkan kontolnya dan mengisi kembali memek Vera dengan sperma yang sebelumnya sudah larut masuk ke rahimnya.
" Banyak banget mas... " lirih Vera merasakan semburan itu di memeknya.
" Iyalah!! Udah nikmatin aja.. " Krisno pun tegak setelah puas menguras kontol tak disunatnya dan menyodorkannya ke mulut si gadis.
Air mani kembali mengucur dari memek merahnya, aku kembali lemas ketika tubuh Vera kembali di balik oleh lelaki berikutnya yang mengambil ronde ke duanya dengan cewek blasteran ini.
Sebelumnya aku sangat bahagia dan amat bersyukur mendapatkan Vera, karena bagaikan menarik lotre dengan peluang sejuta berbanding satu yang akhirnya kumenangkan.
Namun setelah kumenangkan rupanya aku malah menemukan kekecewaan atas sikapnya yang gampangan dan sangat liar sekali ini, jika kalian menjadi aku percayalah tak mudah untuk menjalaninya.
" Mass.. Ahh kontolmu kayak kontol anjing.. " racau Vera ketika mas-mas itu tengah menjejalkan kontolnya.
Aku tak mengerti lagi dari mana dia dapat istilah dan kenapa dia memilih meracau menggunakan perumpamaan sekotor itu.
Tapi ketika kulihat benar juga, urat merah-merah begitu terlihat di sekujur batang kontol lelaki yang tengah kawin dengan Vera sekarang.
Tapi ketika kulihat benar juga, urat merah-merah begitu terlihat di sekujur batang kontol lelaki yang tengah kawin dengan Vera sekarang.
Vera yang puting susunya sudah tegang sekali langsung memejamkan matanya menikmati sodokan dari entah kontol keberapa yang telah masuk di tubuh bispaknya hari ini saja.
Kurang 3 menit lelaki itu menahan ejakulasinya, hingga dia akhirnya merem-melek meleguh keras.
" GELOOO!!! Enak euy!.. " dengusnya bak banteng menuangkan air maninya di dalam memek Vera.
" Nah sekarang kamu kulum nih kontol anjing ini.. Hahaha.. " ledeknya menyodorkan kontol beruratnya ke mulut Vera yang sudah siap segera menghisapnya.
Krisno yang sudah kembali memegang ponselnya merekam saat sperma kental berwarna putih itu mengalir dari memeknya.
" Kangkangin paha kamu non, pamerin ke kita-kita dong memek kotor bekas peju ini.. Hahaha.. " hina Krisno.
Vera yang tengah mengulum diam saja dan membuka pahanya lebar-lebar, mempertontonkan ke mereka lelehan hasil hubungan badan bergiliran yang mereka lakukan di kamar Light Room ku itu.
" Ehh gue ada ide.. "
" Ambilin vibrator tadi.. " Krisno meminta ke pak sofian meraih alat getar yang ada di dekatnya.
Lelaki tamak yang kuingat sudah mengentoti Vera 3x itu segera menyerahkan alat yang diminta ke Krisno.
" Nah kita main-main bentar ya non.. Hehehe.. " kekehnya mengarahkan vibrator ke memek Vera dibantu dua orang yang langsung membuka pahanya lebar-lebar.
" Ja.. Jangan mas.. "
" Jangan dibikin pipis Vera mas, Vera engga kuat.. Entotin aja.. " pintanya dengan suara lemah sambil menggeleng-geleng.
Namun memang itulah yang Krisno inginkan, mereka ingin membuat Vera kembali kelojotan dengan mata putihnya dan tubuh bergetar-getar.
Aku kembali terperanjat, apalagi saat melihat wajah Vera yang sudah sayu itu menggeleng-geleng, dia terlihat Lovely sekali jika sudah seperti ini dan ingin kupeluk dirinya dengan erat, lalu kukatakan semuanya akan baik-baik saja.
" Mass Krisss.. Setop mas, Vera gak ku..kuat.. " lirihnya merasakan vibrator itu terus digetarkan pembantuku di gundukan merah tebal di selangkangannya.
" Gpp non, biar adil.. Non kira kita enak ngentotin non yang tinggal ngangkang doang?.. "
" Biar sama-sama kerasa capeknya.. " kilah Krisno memainkan perlahan dengan gerakan memutar alat getar itu tepat di gelambir labia Vera yang menjuntai.
" MAASSSS!!!! " erang Vera tambah kuat dipaksa orgasme oleh Krisno.
Aku terangsang lagi, makin kulihat Vera menderita entah kenapa malah makin aku terangsang, apa yang salah denganku?!
Apakah aku sudah mulai tak peduli lagi dengannya atas kejadian ini hingga aku mengabaikannya begitu saja? Tidak, aku tak begitu.
" AHHHHHH MASSSSS!!!!.. " Vera pun mendongak dan menjerit sekuat yang dia bisa lalu dia pun Squirt!
Sperma mereka yang tadi sudah mulai berlomba-lomba membuahi sel telurnya sontak langsung buyar terdorong keluar, setidaknya 9x semprotan ‘pipis’ Vera terlontar dari memeknya, dan ini rekor terbanyak yang sejauh ini kulihat darinya.
Mereka tertawa-tawa apalagi Krisno yang langsung merekam ekspresi tumbang Vera dengan mata separo putih dan tubuh bergetar hebatnya.
Dia tepak-tepak pelan wajah si gadis menjaganya agar tak pingsan, karena Main Dish nya masih akan berlanjut.
" Lebarin memek bispak kamu non, kita pengen hamilin non sesuai yang non mau.. " titah Krisno mencium dahinya.
" Non mau kan jadi istri bersama kita-kita? Kita hamilin bareng-bareng.. Hahaha.. " ledeknya mempermalukan Vera.
Aku muak sekali dengan Krisno sekarang ini!
Dialah biangnya yang membuat Veraku sampai begitu terlihat menyedihkan di depan tukang-tukang itu.
Dialah biangnya yang membuat Veraku sampai begitu terlihat menyedihkan di depan tukang-tukang itu.
Aku jadi ingin segera bertemu dengan gadis imutku yang seenaknya saja telah mereka nodai dan merangkulnya sambil kudekap erat kemudian kuberjanji tak akan kutinggalkan lagi.
Mereka langsung mengelilingi sang mempelai wanita yang sedang terkangkang diatas ranjang ini, Vera membuka vaginanya lebar-lebar dan kembali meminta sendiri ke mereka untuk ‘mengisi ulang’ lagi memeknya dengan benih mereka karena tadi telah terbuang akibat Multi-Orgasm nya.
Kelamin hitam mereka yang sudah tegang total itu tampak berdenyut-denyut menyaksikan kemolekan tubuh yang tergolek pasrah diatas ranjang.
Malam itu Vera benar-benar telah menjadi boneka seks mereka yang dengan bebasnya bisa mereka pejui semau mereka.
Malam itu Vera benar-benar telah menjadi boneka seks mereka yang dengan bebasnya bisa mereka pejui semau mereka.
Seorang bapak-bapak langsung naik, dia arahkan kontol tegangnya ke memek bekas banyak orang tersebut dan dengan mudah kontolnya pun ambles.
Entah mengikuti perkataan mas Krisno atau karena sudah benar-benar tak tahan, dia hanya sekedar mencelupkan kelaminnya dan langsung ejakulasi.
Bibit bayi tersebut kembali mengucur keluar saat dia tarik kontolnya.
Aku sudah pasrah sepasrah-pasrahnya karena untuk kesekian kalinya hanya dalam satu hari aku melihat dari memek Vera tumpah keluar begitu banyaknya sperma yang bukan milikku.
Bahkan meski Vera sudah disuntik KB sekalipun peluang untuk hamil tetap ada karena pada dasarnya itu hanya mengurangi resikonya saja bukan berarti benar-benar aman, dan apalagi Vera sendiri sedang dimasa suburnya.
Aku tak punya ide sama sekali akan seperti apa jika amit-amitnya nanti Vera benar-benar hamil akibat Gangbang yang dia lakukan atas kesadarannya sendiri ini. Entahlah aku tak tahu.
" Pe.. pejuin lagi pak.. " ucap Vera dengan wajah lelahnya masih saja meladeni hasrat gilanya!
Pak Agus yang bermain grasa-grusu dengan Vera sebelumnya kali ini yang naik mengawininya.
Begitu kontolnya tercoblos, langsung dia sodok-sodok sedalam-dalamnya memek Vera hingga membuat Vera makin terbenam di empuknya ranjang akibat tindihannya.
" AHH GILA HABIS PEJUKU!!.. " tusuknya sedalam mungkin dan menguras habis air maninya masuk kedalam tubuh Vera.
" Hufft paaak... Hangaat... " Vera sudah menggigil merasakan gejolak libido besarnya tersebut tak sejalan dengan kemampuan fisik yang sudah dibatasnya.
" Terus mas jangan setop!!.. "
Dan dia terus menyuruh lelaki yang sudah ingin ejakulasi untuk langsung mengisi ulang memeknya.
Dan dia terus menyuruh lelaki yang sudah ingin ejakulasi untuk langsung mengisi ulang memeknya.
Seorang tukang yang tak kutahu namanya kali ini mendapatkan gilirannya, segera setelah dia menyatukan diri dia diamkan sejenak sambil ditatapnya wajah imut cewek yang akan menjadi wadah benihnya itu.
" Langsung saya keluarin ya neng.. " katanya yang dibalas anggukan Vera.
" Huuh neeng!!!.. " tariknya perlahan kontolnya yang diikuti luapan sperma yang ikut keluar.
Vera kembali mengejang dan mengumpat jorok merasakan hangat sperma lelaki yang baru saja dia rasakan tersuntik ke tubuhnya.
Vera kembali mengejang dan mengumpat jorok merasakan hangat sperma lelaki yang baru saja dia rasakan tersuntik ke tubuhnya.
Aku makin panas-dingin!
Mereka menggilir dan memejui Vera lalu pergi begitu saja, seolah yang menjadi konsen mereka saat ini bukan proses kenikmatan ML itu lagi, melainkan benar-benar sedang fokus untuk menghamili Vera!
Mereka menggilir dan memejui Vera lalu pergi begitu saja, seolah yang menjadi konsen mereka saat ini bukan proses kenikmatan ML itu lagi, melainkan benar-benar sedang fokus untuk menghamili Vera!
Mereka melakukan itu dengan gampangnya, mereka tusuk kontol mereka dan mengeluarkan peju mereka lalu mencabutnya lagi, menjadikan memek gadisku tak lebih sebagai tempat pembuangan peju mereka saja.
Di ujung rekaman, kulihat seorang laki-laki yang tampaknya menjadi laki-laki terakhir di ronde kedua ini melesakkan kontolnya yang tadi sempat di komentari Vera mirip jamur.
Begitu masuk dia gagahi sebentar si betina yang sudah terlihat begitu acak-acakannya dan kemudian dia mengejang di atas tubuh lunglai itu menitipkan peju hangatnya yang sudah tak tertampung lagi oleh memek Vera karena kepenuhan.
Krisno tersenyum melihat air mani yang terus meleleh keluar bak air terjun itu dari memek bule Vera, kemudian dia mengambil piring dan menyuruh Vera jongkok di atasnya menumpahkan semua sperma tersebut ke piringnya.
Dengan gontai Vera pun jongkok, aku sampai kaget melihat sperma langsung luber tumpah seperti botol yang dituang airnya, karena begitu memeknya mengarah kebawah tumpahlah semua sperma akumulasi Creampie yang mereka lakukan sejak tadi.
Itu pertanda sejak tadi peju-peju tersebut terus berada disana hingga sudah sampai sebegitu penuhnya.
Itu pertanda sejak tadi peju-peju tersebut terus berada disana hingga sudah sampai sebegitu penuhnya.
Mereka pun bersorak melihat piring yang menjadi media tampung kedua dari hasil buah cinta mereka sepanjang malam ini dengan Vera langsung tergenang bahkan lumer tumpah jika di goyang.
Krisno mengangkat piring itu dengan hati-hati tak mau ada setetes pun yang tumpah, dia menyuruh Vera turun ke lantai dan duduk di lututnya, sementara dia sorot kamera HP nya tepat di depan wajah gadis berhidung mancung itu.
Aku berdebar menunggu apalagi yang akan dia lakukan, kemudian tanpa arahan dari siapa-siapa, Vera membuka sendiri mulutnya dan sekejap saja Krisno menuangkan sperma yang sudah encer juga telah menguning itu masuk ke mulutnya.
Vera membiarkan Krisno memindahkan air mani itu kedalam perutnya, dia bahkan menatap wajah Krisno dengan pandangan Slutty nya dan menelan habis tanpa sisa semua sperma mereka dari piring tersebut!
Para kuli-kuli itu bertepuk tangan memuji Vera atas Show gila barusan, lalu mereka memakai kembali pakaiannya dan berangsur-angsur mulai membubarkan diri.
Vera yang sudah gemetaran langsung membanting tubuhnya kembali keranjang, dia tak peduli dengan para laki-laki yang satu persatu mencium keningnya dan pamit untuk pulang karena hari sudah larut.
Dia hanya menarik nafasnya dalam-dalam dan tampak ingin memejamkan matanya.
Namun lagi-lagi tebakanku salah.
Tangannya mengambil vibrator yang tak jauh ada di sebelahnya, kemudian dia nyalakan ke getaran tertingginya dan dia tempelkan sendiri ke memeknya yang masih basah dengan air mani itu!
Aku geleng-geleng kepala menyaksikannya, kini aku yakin 100% jika Vera memang cewek Hypersex dan seorang maniak seks gila.
Entah apa yang ada dikepalanya, setan seperti apa yang terus menghasutnya dan menggodanya untuk terus-terusan meladeni hawa nafsunya.
Ini sudah diatas normal dan tak lagi wajar, aku harus membicarakannya soal ini kemudian memintanya terbuka padaku.
Dan Vera yang ditinggal sendiri dikamar itu tetap mendesah-desah dengan menjadikan vibrator yang ada ditangannya sebagai pelampiasan terakhir nafsunya.
Dia melengkung-lengkungkan tubuhnya terlihat amat meresapi setiap getaran yang masuk membius otaknya dan menjadikannya sebuah sensasi kenikmatan yang tengah menyebar keseluruh tubuhnya.
Setelah mengantarkan para tukang-tukang kedepan gerbang, Krisno kembali ke kamar mengecek si eneng bule, dia tak kaget ketika melihat Vera yang tengah berjibaku sendiri melampiaskan nafsunya.
Pembantuku itu tak mengganggunya, dia hanya tersenyum lalu mematikan lampu dan menutup pintu meninggalkan Vera di dalam kamar mempersilahkannya bergumul dengan gejolak birahinya sendiri.
..............................
Sungguh, yang kutonton di malam itu adalah sesuatu yang gila untukku, kumatikan monitor komputerku dan aku berjalan keluar dari ruang kontrolku ini, tempat dimana aku menemukan kenyataan-kenyataan yang begitu menguras energi.
Aku mengunci pintunya, kulangkah kaki menaiki tangga dalam perasaan tak menentu, apa yang harus kukatakan ketika sebentar lagi bertatapan dengan Vera, atau bahkan dengan mas Krisno dan tukang-tukang yang saat ini masih bekerja dibelakang.
Aku tidak tahu, benar-benar tidak tahu.
Yang jelas saat ini, aku ingin segera menemuinya di kamarku, untuk memastikan apakah gadisku itu baik-baik saja, sembari memeluknya
Aku mengunci pintunya, kulangkah kaki menaiki tangga dalam perasaan tak menentu, apa yang harus kukatakan ketika sebentar lagi bertatapan dengan Vera, atau bahkan dengan mas Krisno dan tukang-tukang yang saat ini masih bekerja dibelakang.
Aku tidak tahu, benar-benar tidak tahu.
Pada titik ini aku tidak marah pada Vera, sama sekali tidak. Hanya saja kecewaku yang berlebih padanya.
Meskipun aku tak memungkiri setelah melihat tontonan ini mungkin perlakuanku padanya akan berubah, tapi pelan-pelan aku akan memintanya lebih terbuka, aku ingin mencoba memahaminya yang selama ini belum sepenuhnya kupahami, tentu saja dari perspektifnya.
EmoticonEmoticon