temen2 om Ahmed
Satu waktu aku mendapat call dari om Ahmed, "Sin, aku mo miting ma 2 temen bisnisku. Kamu mau gak temenin mreka juga
biar mitingnya cepet selesai, pasti kalo mrkea liat kamu mreka akan deal secepatnya terhadap proposal yang kuajukan, mau
ya Sin, tulungin aku". Sejak digarap om Ahmed, aku jadi merindukan kapan aku bisa digumuli lagi, sekarang dia ngasi
kesempatan buat maen ma 2 temennya dan setelah itu pasti dia garap aku lagi deh. Ngebayangin hal itu, digarap m3 lelaki
dalam semalem bikin ku merinding. Kuiyakan permintaan om Ahmed, Dia ngatur skenarionya, dia nanya jadwal suami aku
keluar kota, sehingga dia ngatur mitingnya pada waktu yang bersamaan. dia bilang aku datengnya kalo dia dah kasi sms
supaya begitu aku sampe dirumahnya miting dah setengah jalan tapi blon ada titik temunya. Dia juga nyuru aku pake pakean
yang rada sexy biar temen2nya napsu liat aku dan gak pengen ngelanjutin mitingnya lagi alias deal dengan proposal om
Ahmed.
Pada harinya aku dateng ke rumah om Ahmed dengan taksi sesuai dengan instruksi smsnya. Aku sengaja pake pakean
kasual seperti pakean abg gitu, om Ahmed akan memperkenalkan aku sebagai anak smu umur 17, memang badanku kan
kecil kaya anak abg dan wajahku tu abg banget sehingga orang percaya kalo aku dibilang masi belasan taun. Om Ahmed
nyuru aku ngerok jembutku yang alus sampe memekku jadi mulus tanpa bulu sama sekali. Aku cuma pake tengtop dan clana
poendek aja ketika sampe dirumah om Amed. Ketika aq masuk ruang miting, kulihat ada 2 om yang ganteng2. Mereka
membelalak melihat aku masuk ke ruang miting tiba2. "Ini Sintia, anak smu umur 17, Sintia kuundang kemari buat bikin
suasana miting kita jadi lebi panas", om Ahmed memperkenalkan aku ke om Idrus dan Edo. Om Idurs tampangnya mirip om
Ahmed tipenya, kaya arab gitu sedang om Edo kaya orang Indoensia Timur gitu deh. Ke dua om itu menggenggam tanganq
berlama2 ketika jabatan, malah om Idrus langsung ngilik2 jarinya ditelapak tanganku sampe ku kegelian. "Jadi gimana ni
mitingnya", tanya om Ahmed. "Ya dah kita tuntaskan aja deh, kita berdua setuju aja dengan usulan bapak", kata mereka
sambil membubuhkan tandatangan persetujuan di proposal om Ahmed. Om Ahmed ngedipin mata ke arah aku, dia
membereskan berkas2 yang sudah ditandatangani dan meninggalkan aku berdua dengan om2 itu.
Mereka mengajak ngobrol di taman belakang rumah, ngobrol2 santai sambil menghabiskan beberapa kaleng bir. Aku si gak
minum bir, aku cuma ngambil soft frink beberapa kaleng dari lemari es buat nemeni ke dua om. mreka masi menahan diri
waktu ngobrol di taman , masing2 duduk di kursinya sendiri dan mreka juga gak berusaha nyentuh2 aku. Kupikir sopan amat
ni 2 om. Malem makin larut dan hawa menjadi lebi dingin, dengan hanya bertengtop dan celpen gitu aku mulai menggigil.
"dingin ya Sin, masuk yuk". Aku masuk duluan menuju ke kamar tidur, kamar dimana aku perna digarap om Ahmed. aku
mengganti pakean dengan baju tidur nylon yang tipis sehingga bh dan cd ku sangat berbayang jadinya. Ketika mreka masuk
kamar juga, mreka agak terhenyak untuk beberapa saat. "Sin, kamu sexy banget deh biar masi abg juga", kata om Idrus. Om
Edo mengambil inisiatif dengan mulai menyentuh dan melingkarkan tangan di dadaku dan menyentuh tetekku dari dari luar
daster. Mendapat tindakan demikian om Idrus mulai mengelus-elus pahaku yang telah terbuka, karena dasterku telah
terangkat ke atas. aku segera merebahkan diri bertelungkup di atas tempat tidur. Kemudian om Idrus menarik tanganku dan
meletakkannya di atas pangkuannya. Sementara itu bibirnya mulai menyusur leher dan belakang telingaku. Om Idrus mulai
mengambil alih permainan selanjutnya. Aku langsung ditariknya, pelukannya dan tangannya yang satu langsung mendekap
tetekku yang sebelah kanan, sedangkan tangannya yang satu mengelus-elus punggungku sambil mulutnya melumat bibirku
dengan gemas. Tangan nya mulai bergerak menyusup ke balik BH tipisku. Aku langsung mendesah saat tangannya meremasi
tetekku. "Ohh.... aahh....", desahku mulai bernapsu. Apalagi saat jarinya mulai menyentuh dan memainkan pentilku. Tiap
sentuhan jarinya pada daerah peka itu membuat aku menggeliat menahan rangsangan yang kian menghebat. Gerakan
tangannya pada wilayah dadaku membuat BHku terlepas dari tempatnya, ahli banget om Idrus buat melucuti pakeanku satu2.
Tetekku yang putih kenyal langsung mencuat telanjang dibalik daster bergoyang seirama dengan gerakan remasan
tangannya. Tidak puas hanya dengan meremasi tetekku, dia meneruskan serangannya pada daerah memekku. Semula dia
hanya mengelus-elus bagian memekku dari luar celana dalam tipis yang kupakai. Tapi kemudian dia mulai menyusupkan
tangannya ke balik cdku. Dielusnya permukaan memekku, lalu pelan-pelan jarinya mulai membelah bibir memekku dan mulai
mengaduk-aduk memekku. Aku hanya bisa menggeliat rangsangannya sambil mendesah, "Oh.. ahh..".
Dia kemudian mendorongku perlahan-lahan sehingga berbaring di ranjang. Jemarinya mulai meremas-remas tetekku dan
memilin-milin pentilku. Saat itu separuh tubuhku masih belum total terhanyut tetapi ternyata dia ahli juga dan dalam waktu
mungkin kurang dari 10 menit aku mulai mengeluarkan suara mendesis. Kulihat dia tersenyum. Dan menghentikan
aktivitasnya. Kini dia berusaha membuka baju tidurku dan sekaligus cdku. Dia menelanjangi diriku sampai aku benar-benar
dalam keadaan bertelanjang bulat tanpa ada lagi sehelai benang pun yang menutupi tubuhku. Aku hanya dapat memejamkan
mata dan pasrah saja. Kemudian dia menelentangi tubuhku dan menatap dengan penuh selera tubuhku yang telah berpolos
bugil sepuas-puasnya. Secara reflek, dalam keadaan terangsang, aku mengusap-usap kon tolnya yang telah tegang dari luar
celananya. Bagian bawah celananya terlihat menggembung besar. Aku mengira-ngira betapa besar kon tolnya. Kemudian dia
menarik tanganku ke arah resluiting celananya yang telah terbuka dan menyusupkan tanganku memegang kon tolnya yang
telah tegang itu. Aku langsung tersentak ketika terpegang kon tolnya yang ukuran jumbo juga. Dia memeluk tubuh
telanjangku dengan dekapan erat, lalu dia menghujani bibirku dengan ciuman dan lumatan ganas. Desakan bibirnya membuat
aku megap-megap, bibirnku terus menerus dilumat dan diciumi selama beberapa menit, sementara tangannya sibuk
menggerayangi dan mengelus-elus punggung telanjangku. Tidak sesentipun punggung putihku itu lepas dari rabaan
tangannya.
Ciuman dan kecupannya kemudian berpindah ke leherku. Dalam sekejap saja jejak-jejak merah mulai menjiplak pada leherku.
Ciumannya kian liar dan akhirnya menyerbu tetekku. Tetekku yang mulus dan kenyal itu dilumatnya dan dijilatinya, sementara
tangan satunya meremes tetekku yang satu lagi dengan penuh nafsu. "Ahhs.. ehkh.. ehhss..", desahku merasakan jilatan
lidahnya pada pentilku. Aku merespon dengan menjambak rambutnya dengan desahan penuh nafsu. Hal itu membuat
cumbuannya pada tetekku makin ganas. Dia mencaplok tetekku dengan rakus dan mengenyotnya kuat-kuat selama beberapa
menit sebelum mengalihkan serangannya ke bagian perutku.
Jilatan lidah Herman menyapu hampir seluruh bagian perut yang putih ramping itu, dan kemudian meluncur ke bawah
mengarah ke selangkanganku. "Ohh.. ohh.. ahss.." aku mendesah saat dia membuka pahaku lebar-lebar lalu menelusuri
daerah memekku yang mulus tanpa bulu. Sesekali dia menggunakan jarinya untuk mengaduk-aduk memekku. "Ohh.. aahh..
ahh.." desahanku makin tak terkendali saat Herman menyentuh itilku yang sangat peka rangsangan. Setiap sentuhan Herman
pada titik sensitif itu membuat tubuhku menggeliat menahan kenikmatan yang menggila. Aku akhirnya tidak tahan lagi.
Tubuhku mengejang diiringi sebuah erangan panjang. "OHHKH.. AHHKK.. AAHH..!" Aku mengepalkan tanganku, tubuhku
menegang. cairan memekku mengucur membasahi selangkanganku. Dia segera menjilati cairan memekku sampe bersih. Aku
terengah-engah merasakan ledakan orgasmeku. tubuhku terasa lemas, "Om, nikmat banget deh, padahal blon dimasukin ya".
Dia cuma tersenyum.
Om Edo kelihatan santai aja menikmati adegan dimana tubuhku digarap dan dinikmati habis-habisan oleh om Idrus, Baeknya
om Edo gak ikut nimbrung, kalo gak ku bakal kewalahan ngeladenin 2 om sekali gus, gini lebi asik kali ya. Sebagai seorang
prempuan normal keadaan ini mau tidak mau akhirnya membuatku terbenam juga dalam suatu arus birahi yang hebat. Jilatan
-jilatan om Idrus di bagian tubuhku yang sensitif membuatku bergelinjang dengan dahsyat menahan arus birahi. Setelah
beberapa saat mengelusnya, kemudian om Idrus berdiri di hadapanku dan membuka celananya sehingga kon tolnya tiba-tiba
melonjak keluar, seakan-akan baru bebas dari kungkungan dan sekarang dengan jelas terlihat. Kini om Idrus berada dalam
keadaan bertelanjang bulat. Sehingga aku dapat menyaksikan ukuran kont olnya yang telah menjadi tegang ternyata memang
besar dan panjang seperti om Ahmed punya. Batang kontolnya kurang lebih berdiameter 5 cm dikelilingi oleh urat-urat yang
melingkar, panjangnya mungkin 18 cm lebih, pada bagian pangkalnya ditumbuhi dengan jembut keriting yang lebat. Kulitnya
agak tebal, terus ada urat besar di sisi kiri dan kanan yang terlihat seperti ada cacing di dalam kulitnya. Kepala kon tolnya
tampak sangat besar. Garis lubangnya tampak seperti luka irisan di kepala kon tolnya.
Kemudian dia menyodorkan kon tolnya ke hadapan wajahku. aku segera menggenggam alat kejantanannya dan terasa
hangat dalam telapak tanganku. Aku memegangnya perlahan, terasa ada sedikit kedutan terutama di bagian uratnya.
Lingkaran genggamanku tampak tak tersisa memenuhi lingkaran batangnya. kumasukkan kon tolnya ke dalam mulutku,
kujilati seluruh permukaannya dengan lidahku kemudian kukulum dan hisap sehebat-hebatnya. Kuluman dan hisapanku itu
membuat konto lnya yang memang telah berukuran besar menjadi bertambah besar lagi. mulutku penuh dijejali kon tolnya.
Dia lalu menggerakkan pinggulnya maju mundur, membuat kon tolnya menyodok-nyodok rongga mulutku sampai mentok ke
tenggorokan. Sekuat tenaga aku menahan keinginannya untuk muntah merasakan kon tol yang menjejali mulutku. Sementara
itu dia makin gencar menggenjot kon tolnya. Kadang dia memegang kepalaku dan menggerakkannya membuat kon tol yang
kukulum keluar masuk di dalam mulutku. Kon tolnya yang sedang mengembang keras dalam mulutku kurasakan ada
semacam aroma yang khas sehingga aku menjadi liar dan bertambah gemas dan semakin menjadi-jadi menghisap kon tolnya.
Kuluman dan hisapanku yang bertubi-tubi itu rupanya membuat dia tidak tahan lagi. Dengan keras dia menghentakkan
tubuhku dalam posisi telentang di atas tempat tidur.
Aku segera membuka kedua belah pahaku lebar-lebar. "Om..." aku bahkan tidak tahu memanggilnya untuk apa. Sambil
berlutut mendekatkan tubuhnya di antara pahaku, dia berbisik, "Sin, kamu diam saja, nikmati saja!" katanya sambil kedua
tangannya membuka pahaku sehingga selangkanganku terkuak tepat menghadap pinggulnya karena ranjangnya tidak terlalu
tinggi. Itu juga berarti bahwa sekian saat lagi akan ada sesuatu yang akan menempel di permukaan memekku. Benar saja,
aku merasakan sebuah benda tumpul menempel tepat di permukaan memekku. Tidak langsung diselipkan di ujung lubangnya,
tetapi hanya digesek-gesekkan di seluruh permukaan bibirnya, membuat bibir memekku terasa monyong-monyong kesana
kemari mengikuti arah gerakan kepala kon tolnya. Tetapi pengaruh yang lebih besar ialah aku merasakan rasa nikmat yang
benar-benar bergerak cepat di sekujur tubuhku dimulai dari titik gesekan itu. Beberapa saat dia melakukan itu, cukup untuk
membuat tanganku meraih tangannya dan pahaku terangkat menjepit pinggulnya. Aku benar-benar menanti puncak
permainannya. Dia menghentikan aktivitasnya itu dan menempelkan kepala konto lnya tepat di antara bibir memekku dan
terasa bagiku tepat di ambang lubang memekku. Aku benar-benar menanti tusukannya. "Ooouugghhh," tak sabar aku
menunggunya.
Tiba-tiba aku merasakan sepasang jemari membuka ke kiri dan ke kanan bibir-bibir memekku. Dan yang dahsyat lagi aku
merasakan sebuah benda tumpul dari daging mendesak di tengah-tengah bentangan bibir itu. Perlahan-lahan dia mulai
memasukkan kon tolnya ke memekku. Aku berusaha membantu dengan membuka bibir memekku lebar-lebar. Tangannya
yang satu memegang pinggulku sambil menariknya ke atas, sehingga pantatku agak terangkat dari tempat tidur, sedangkan
tangannya yang satu memegang batang kon tolnya yang diarahkan masuk ke dalam memekku.
Pada saat dia mulai menekan kon tolnya, aku menjerit tertahan, "pelan-pelan... om." Dia agak menghentikan kegiatannya
sebentar untuk memberiku kesempatan untuk mengambil nafas, kemudian dia melanjutkan kembali usahanya untuk
memasukkan kon tolnya. Sementara itu batang kon tolnya mulai mendesak masuk dengan mantap. Sedikit demi sedikit aku
merasakan terisinya ruangan dalam liang memekku. Aku benar-benar tergial ketika merasakan kepala kon tolnya mulai
melalui liang memekku, diikuti oleh gesekan dari urat-urat batangnya setelahnya. Aku hanya mengangkang merasakan
desakan pinggulnya sambil membuka pahaku lebih lebar lagi.
Aku mulai merasakan perasaan penuh di memekku dan semakin penuh seiring dengan semakin dalamnya batang itu masuk
ke dalam liangku. Sedikit suara lenguhannya terdengar ketika seluruh batang itu amblas masuk. Rasanya seperti terganjal
dan untuk menggerakkan kaki saja rasanya agak susah. Sedikit demi sedikit aku mulai merasa nyaman. Saat itu seluruh
batang ko ntolnya telah amblas masuk seluruhnya di dalam liang memekku. Tanpa sengaja aku terkejang seperti menahan
kencing sehingga akibatnya seperti meremas batang kon tolnya. Aku agak terlonjak sejenak ketika merasakan kon tolnya
menerobos ke dalam liang memekku dan menyentuh leher rahimku. Oleh karena itu secara refleks aku mengangkat kedua
belah pahaku tinggi-tinggi dan menjepit pinggangnya erat-erat untuk selanjutnya aku mulai mengoyang-goyangkan pinggulku
mengikuti alunan gerakan tubuhnya. Tanganku memegangi lengannya yang mencengkeram pinggulku. Aku menariknya
kembali ketika dia menarik kon tolnya dan belum sampai tiga perempat panjangnya kemudian menghunjamkannya lagi
dengan kuat. Aku nyaris menjerit menahan lonjakan rasa nikmat yang disiramkannya secara tiba-tiba itu.
Begitulah beberapa kali dia melakukan hujaman-hujaman ke dalam liang terdalamku tersebut. Setiap kali hujaman seperti
menyiramkan rasa nikmat yang amat banyak ke tubuhku. Aku begitu terangsang dan semakin terangsang seiring dengan
semakin seringnya permukaan dinding lubang memekku menerima gesekan-gesekan dari urat-urat batang kon tolnya.
gerakannya menjadi sebuah irama gerakan yang konstan tidak cepat dan tidak lambat. Tapi anehnya justru bagiku aku
semakin bisa merasakan setiap milimeter permukaan kulit kon tolnya. Pada tahap ini, seperti sebuah tahap ancang-ancang
menuju ke sebuah ledakan yang hebat, aku merasakan pahaku mulai seperti mati rasa seiring dengan semakin
membengkaknya rasa nikmat di area selangkanganku.
Dia lalu mengangkat kedua pahaku dan memposisikannya sampai mengangkang lebar mirip posisi kaki katak, membuat
memekku itu membuka lebar. Sambil menahan kakiku dengan kedua tangannya, dia kembali menyodok memekku. Aku
mendesah-desah merasakan setiap sodokan kon tolnya. Sambil terus menggenjot memekku, tangannya juga bergerilya
dengan merabai dan meremas-remas tetekku. Dia memainkan pentilku dengan jarinya, kadang pentilku dia pilin dengan
lembut, kadang ditarik-tarik bahkan dicubiti. Hal itu membuat aku mengerang dan mendesah. Genjotan kon tolnya ditambah
remasan pada tetekku membuat aku tidak tahan lagi. Desakan orgasmeku membuat tubuhku menggelepar-gelepar. "Ohkkhh..
aahh..", aku mendesah keras, cairan me mekku kembali membludak, "om nikmat banget, om kuat banget si blon kluar juga".
meskipun aku sudah mengalami klimaks, dia belum juga terpuaskan. Kali ini dia memiringkan tubuhku, lalu dia mengangkat
sebelah kakiku dan menyampirkan ke pundaknya. Sambil memegangi kakiku, dia kembali menggenjot memekku sampai
tubuhku tersentak-sentak. "Ohh.. ahh....", desahku berkepanjangan. Dia terus ja menggenjot memekku dengan perkasa.
Tubuhku tersentak-sentak seirama dengan genjotannya. Sampe akhirnya tubuhnya mulai mengejang. "Ohh.. aahh.. ahh.."' dia
mengerang sambil membenamkan kon tolnya sedalam-dalamnya saat memekku berkontraksi keras meremas kon tolnya, lalu
diiringi lenguhan keras, dia menyemburkan pejunya kedalam memekku. "Ahhggh..", dia mengejang merasakan sensasi
ngecretnya yang amat hebat. Selama beberapa menit dia mendiamkan kon tolnya di dalam memekku. Tubuhku terkulai lemas
di ranjang. Setelah agak beberapa lama dia mencabut kont olnya dari memekku. Wah dalam kondisi masi lemes aku pasti
kudu ngeladenin napsunya om Edo deh.
Aku bangkit dari tempat tidur dalam keadaan tubuh yang masih bertelanjang bulat menuju kamar mandi yang memang
menyatu dengan kamar tidur untuk membersihkan cairan peju om Idris, dan menyirami badanku agar mejadi sedikit lebih
segar. tiba-tiba om Edo masuk kamar mandi dalam keadaan bertelanjang bulat langsung memelukku dari belakang sambil
memagut serta menciumi leherku secara bertubi-tubi. Selanjutnya dia membungkukkan tubuhku ke pinggir bak mandi, aku
kini berada dalam posisi menungging. Dalam posisi yang sedemikian om Edo menggarap aku dengan penuh napsu, kon tolnya
yang jumbo juga kluar masuk di memekku dengan cepet. Rupanya dia dah gak tahan nonton live show ku dengan om Idris. Dia
menggarap diriku dari belakang dengan garangnya. Sambil memegangi pantatku, dia menyodokkan kon tolnya kuat-kuat ke
memekku. "Ahh.. aahh. oohh..", desahku nikmat. Tubuhku tersentak-sentak maju mundur mengikuti gerakannya Eddy.
tetekku yang menggantung bebas itupun bergoyang-goyang, dia meraih tetekku dan meremeas2nya dengan gemas sambil
terus menggenjot memekku. Itu membuat napsuku memuncak kembali dan rasanya aku mo keluar lagi dalam waktu yang gak
terlalu lama lagi. Begitu aku sedang mengalami puncak ejakulasi, dia menarik kon tolnya dari memekku. seluruh tubuhku
terasa menjadi tidak karuan, kurasakan liang memekku berdenyut agak aneh.
Rupanya om Edo menarikku kembali ke ranjang. Kami berbaring di ranjang sambil berdekapan dalam keadaan telanjang. Om
Idris dah gak tau kemana. Sambil mendekap diriku dia terus-menerus menciumiku sehingga aku kembali merasakan
rangsangan birahi yang hebat. Dia membaringkan tubuhnya dan minta aku ada diposisi atas, posisi WOT. Selanjutnya dengan
spontan kuraih kon tolnya dan memandunya ke arah liang memekku. Kemudian kutekan tubuhku agak kuat ke tubuhnya dan
mulai mengayunkan tubuhku turun-naik di atas tubuhnya. Mula-mula secara perlahan-lahan akan tetapi lama-kelamaan
semakin cepat dan kuat sambil berdesah-desah kecil. Sementara itu dia dengan tenang telentang menikmati seluruh
permainanku sampai tiba-tiba kurasakan suatu ketegangan yang amat dahsyat dan dia mulai mengerang-erang kecil. Dengan
semakin cepat aku menggerakkan tubuhku turun-naik di atas tubuhnya dan nafasku pun semakin memburu berpacu dengan
hebat menggali seluruh kenikmatan tubuh laki-laki yang berada di bawahku.
Tidak berapa lama kemudian aku menjadi terpekik kecil mencapai puncak kenikmatan dengan hebat dan tubuhku langsung
terkulai menelungkup di atas tubuhnya. Setelah beberapa saat aku tertelungkup di atas tubuhnya, tiba-tiba dia bangkit
dengan suatu gerakan yang cepat. Kemudian dengan sigap dia menelentangkan tubuhku di atas tempat tidur dan
mengangkat tinggi-tinggi kedua belah pahaku ke atas sehingga liang memekku yang telah basah kuyup tersebut menjadi
terlihat jelas menganga dengan lebar. Selanjutnya dia mengacungkan kon tolnya yang masih berdiri dengan tegang itu ke
arah liang memekku dan menghunjamkan kembali ke tubuhku dengan garang. Aku menjadi terhentak bergelinjang kembali
ketika kon tolnya mulai menerobos dengan buasnya ke dalam tubuhku dan membuat gerakan mundur-maju dalam liang
memekku.
Aku pun kini semakin hebat menggoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan turun-naiknya kon tolnya yang
semakin lama semakin cepat menggenjotkan di atas tubuhku. Aku merasakan betapa liang memekku menjadi tidak
terkendali berusaha melahap kont olnya yang teramat besar dan panjang itu. Selama pertarungan itu beberapa kali aku
terpekik agak keras karena kon tolnya yang tegar dan perkasa itu menghujam lubang memekku.
Akhirnya kulihat dia tiba juga pada puncaknya. Dengan mimik wajah yang sangat luar biasa dia melepaskan puncak
orgasmenya secara bertubi-tubi menyemprotkan seluruh pejunya kedalam memekku dalam waktu yang amat panjang.
Sementara itu kont olnya tetap dibenamkannya sedalam-dalamnya di liang memekku sehingga seluruh cairan pejunya keluar.
Selanjutnya kami terhempas kelelahan ke tempat tidur dengan tubuh yang tetap menyatu. "Makasi ya Sin, kamu masi abg tapi
memek kamu luar biasa banget. Lon pernah om ngerasain memek seperet memek kamu Sin, Kapan2, pengen deh om maen
ma kamu berdua aja semaleman, mau kan Sin". Aku tersenyum aja mendengar sanjugannya. Selama kami tergolek, kon tolnya
masih tetap terbenam dalam memekku, dan aku pun memang berusaha menjepitnya erat-erat karena tidak ingin segera
kehilangan benda tersebut dari dalam tubuhku. Setelah beberapa lama kami tergolek melepaskan lelah, dia menciumi
wajahku dengan lembut yang segera kusambut dengan mengangakan mulutku sehingga kini kami terlibat dalam suatu
adegan cium yang mesra penuh dengan perasaan. Sementara itu tangannya dengan halus membelai-belai rambutku. Dia
mencabut kon tolnya dari memekku, kon tolnya penuh berlumuran peju bercampur cairan memekku, demikian pula memekku,
dia mengajak aku ke kamar mandi dan membantu aku memberishkan diriku, aku juga membantu menyabuni tubuhnya, acara
mandi hanya sebentar kerna om edo harus segera meninggalkan tempat ini. Makanya seblum kontolnya ngaceng lagi karena
kusabuni sambil kukocok, dia menghentikan aktivitasnya. Setelah kembali berpakean, dia menciumku mesra sekali dan
meninggalkan ku seorang diri dikamar masih dalam keadaan telanjang bulet.
Rabu, 22 April 2020
Cerita Seks: Ayah Mertua Sintia 4
Artikel Terkait
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon